pliiisss aku mintaa maaf banget baru bisa nulis lagi ..
no plagiat ya !! karna ini mikir nya dan ngumpulin mood nya tuh butuh waktu yg lama jadi pleas tolong hargai
menceritakan tentang kisah Queen Arabella gadis SMA tingkat akhir yg akan di pertemukan dengan duda anak 2
penasaran gak.. kalo penasaran lanjut baca aja ya kalo gak suka bisa di skip oke...
happy reading..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamah AA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Aku sudah mengatakan untuk melepaskan Aeros dari Adiwijaya Doni! Keturunan Adiwijaya tidak akan tenang, pembantaian akan terus terjadi sekarang setelah daddy ku korban nya sekarang suami ku!" teriak keras Ratna kepada Doni asisten dari mendiang suami nya.
"maaf nyonya, keputusan ada di tuan Dexter sekarang. Tuan Alfarez juga pernah mengatakan sekali nya Adiwijaya melepaskan Aeros itu akan mengurangi kekuatan pertahanan keluarga Aeros. Dendam terus akan berlanjut nyonya, sumpah tentang membunuh keturunan Adiwijaya tidak akan pernah berakhir sekalipun Adiwijaya melepaskan Aeros" ucap Doni mengatakan itu
"mom om Doni benar, ini bukan salah bisnis itu, tapi salah manusia yg tidak ada otak dan nyali itu mom. Jangan menyalahkan Aeros mom" ucap Dexter berusaha menenangkan mommy nya
"berhenti menenangkan ku Dexter, lalu dimana letak kebahagiaan ku sekarang jika Alfarez sudah pergi" isak tangis Ratna pecah kembali
Wanita itu seolah hancur sehancur hancur nya. Di umur yg masih muda yg seharus nya masih bisa memiliki keturunan harus hidup menjadi seorang janda. Untuk apa gelar Adiwijaya sekalipun ada di nama belakang nya, jika pria itu sendiri tidak ada lagi bersama nya.
Ratna berusaha menenangkan tangis nya dia menunduk merasakan sebuah tangan kecil menyapu air mata nya. Dia mendongakan kepala nya melihat anak gadis kecil yg masih balita itu tersenyum kepada nya.
"nenek nangis, tante nangis, Ala mana?"ucap gadis itu dengan lucu nya
"kau siapa? Kenapa kau di sini nak?" tanya Ratna merasa hati nya sangat tenang kala ada gadis kecil itu di depan nya
"maaf nyonya orang tua nya juga meninggal akibat kecelakaan itu" ucap nenek Ara dengan wajah datar dan sendu nya
Ara mendongakan kepala nya melihat gadis balita yg masih bisa tersenyum itu. Bagaimana dia bisa seterpukul ini? Padahal mungkin gadis di depan nya yg harus nya masih memiliki kasih sayang kedua orang tua nya harus lenyap akibat kecelakaan yg tidak ada urusan nya dengan mereka.
"kau yg menerima kalung daddy ku bukan, mana?" ucap Dexter kepada gadis kecil itu
"tidakkkk" teriak Ara menggeleng berlari memeluk nenek nya
Ya dengan ajaib nya saat mobil yg keluarga Ara tumpangi itu terbalik, dengan luka lebam di pelukan ibu nya Ara masih bisa berjalan ketika ambulance datang ke lokasi, dia berlari menuju keluarga Adiwijaya berkumpul, terlihat Alfarez terus menunjuk mobil yg dia tabrak.
Dexter melihat gadis kecil keluar dari sana, Alfarez menarik kalung milik nya dan memberikan nya pada gadis kecil yg menangis itu, dan yg menggendong gadis kecil itu ke RS adalah Doni hingga akhir nya nenek Ara sampai dan menerima kabar yg memilukan itu.
"sudah Dexter dia masih kecil, ibu maaf kan kami, maaf kan suami ku yg menabrak mobil anak anda, maafkan kami" tangis Ratna memohon maaf di kaki nenek Ara meminta maaf.
Dexter yg melihat itu seketika kaget, melihat mommy nya memohon meminta maaf, bagaimana Ratna tidak melakukan itu. Keluarga nya sudah merenggut kebahagiaan seorang bocah kecil yg masih polos, itu membuat nya semakin merasa bersalah.
"Nak, musibah tidak ada yg tau, mungkin aku memang menangis hari ini, tapi tangis ku besok sudah akan kering, u juga harus menguatkan hati untuk cucu ku, jadi maafkan diri mu, aku juga akan memaaf kan mu" pilu nenek Ara merasa sakit mengatakan itu walau pun tidak terima.
"dosa kami sangat besar, dan kau masih memaafkan kami, aku sangat bersyukur, aku akan membiayai gadis ini sampai dewasa" ucap Ratna mengatakan itu
"tidak.. Jangan mengganggu kami dengan kehadiran kalian lagi, aku tahu kalian bukan orang sembarangan, jadi jangan kaitkan kami, cukup hari ini saja kita saling mengenal" ucap Nenek Ara
"nenek ini benar nyonya, kecelakaan ini juga harus di rekayasa, kami harus membuat laporan tentang kecelakaan beruntun, dan kami akan memberikan kompensasi kepada anda" ucap Doni kepada nenek Ara
"uang tidak akan menyelesaikan segala nya, anak ku sudah pergi dari dunia ini, apa kau mengatakan uang akan membuat hidup kami bahagia? Kami tidak akan buka mulut tentang hal ini, jadi jangan melakukan hal apa pun lebih dari ini, dan kau juga suatu hari kita bertemu anggap kita tidak saling mengenal, karena luka ini mungkin akan tetap sama" gumam nenek Ara
"baik kami tidak akan mengganggu, sebaik nya anda merahasiakan ini, karena ini menyangkut keluarga Adiwijaya" tegas Doni
"Adiwijaya, aku akan mengingat nama itu sampai aku mati" gumam nenek Ara
FLASH BACK OFF
"jadi lu serius beran nikah sama kak Dexter kan?" tanya Cinta itu dengan keras nya
Suara gadis itu sangat keras sehingga di ruang tengah rumah Ara itu seperti di isi hanya dengan suara nya saja. Anggi serta Devan lalu Raihan ikut menutup telinga nya. Ayolah Cinta kalau sudah membahas soal gosip dia sangat semangat.
Ara memutar bola mata nya malas, sedangkan Cinta terus berusaha menepuk bahu Ara yg sedang memoles bedak tipis itu di wajah nya, ya karena saat ini mereka tengah bersiap menuju acara wisuda SMA mereka yg di adakan di lapangan sekolah pukul 9 nanti.
Jam menunjukan masih pukul 8. Mereka ber 5 memang sudah berjanji untuk bersiap siap di tempat Ara, sedangkan Rehan dan Devan datang ketika pagi hanya untuk menjemput para gadis itu.
"kamu gak kepaksa nikah sama om Dexter kan Ara? Aku siap membantu kamu kalau kamu di paksa, kalau bisa kita kabur saja, jangan paksain hati kamu" ucap Rehan pada gadis itu
"yg Rehan bilang benar, kamu gak terpaksa kan? Lagi pula dia pebih tua dari pada kita, dia sudah punya anak 2, jangan menyia nyiakan masa muda mu" ucap Devan mengatakan itu dengan serius
Brakk...
Cinta menggebrak meja itu dengan kuat yg mana membuat Anggi yg sedari tadi sudah diam tidak mau ikut pembicaraan itu mengelus dada dan mengucapkan istighfar. Cinta terlihat menatap teman teman nya itu.
"Eh.. Om apa maksud mu Rehan? Kak Dexter itu masih muda cuman beda 12 tahun toh gak masalah, dia terlihat masih berumur 23 tahunan saking tampan nya, anak dua? Kalian tau kan itu tidak masalah untuk Ara, dia sangat akrab dengan kembar, lalu menyia nyiakan masa muda apa? Justru dengan keberadaan kak Dexter kita juga bisa mempercaya kan Ara sepenuh nya hidup nya lebih terpenuhi you know?" jelas Cinta dengan keras dengan mulut yg berbuih mengatakan itu kepada teman teman pria nya yg terlihat sangat tidak setuju dengan pernikahan sahabat mereka.
"tapi benar kata Devan dan Rehan Cin, bagaimana nanti jika Ara di jadikan pembantu? Terus terus dia di siksa, terus di suruh ini itu, di rendahkan karena Arghh Anggi takut" geleng Anggi memikirkan hal hal yg ada di otak nya itu.
"eh Anggi cimiliktiw" kesal Cinta kepada sahabat nya yg berkacamata dan berkepang kuda nya itu.
"Anggi Saputri, Cin. Kok kamu lupa sama nama sahabat sendiri sih?" tanya Anggi dengan cemberut kepada Cinta
Cinta menghela nafas nya merasa kesal berbicara dengan teman lemot nya satu ini padahal Anggi termasuk murid berprestasi di kelas mereka, tapi kalau ngomong apa apa selalu lemot, giliran pelajaran otak nya sangat tok cer.
"terserah deh nggi, kamu kebanyakan nonton drama di FTV aneh aneh sih, tapi kak Dexter baik kaya nya kek Ara kan?" hela nafas Cinta merasa lelah
"KAYAK NYA" tekan Devan pada kata kata Cinta
"TERSERAH DEH DEV CAPEK TAHU" kesal Cinta kembali duduk di kursi sambil melipat kedua tangan nya di dada
Ara yg menjadi topik pembicaraan itu hanya terus terdiam, mendengar pembicaraan yg tidak jelas antara sahabat sahabat nya itu, padahal diri nya lah yg akan menikah. Tapi melihat sahabat sahabat nya yg seperti ini Ara merasa mengingat benar kata Dexter, jika masih banyak yg menyayangi nya, kala kehilangan nenek nya Ara hanya mampu menyalahkan diri nya sendiri, tapi melihat kepedulian teman teman nya Ara akhir nya tersenyum.
"sudahlah kalian, aku memiliki sesuatu hal yg tidak dapat di jelas kan" ucap Ara
"apapun itu alasan nya jika kau tidak mencintai nya untuk apa?" tanya Rehan kembali
"Han, aku tidka tahu jika kak Dexter akan benar benar mencintai aku atau tidak kelak. Tapi seberapa lama waktu yg di butuhkan itu, kita juga sudah membahas nya, jadi tolong terima keputusan ku yah" ucap Ara dengan tulus
Akhir nya Rehan terdiam, keempat teman Ara hanya mampu mendengar gagasan gadis itu, ya lagi pula yg menjalan kan itu adalah Ara kelak mereka hanya mencoba memberikan pendapat masing masing, jadi itu tidak masalah bukan.
Devan melirik jam tangan nya, dia melihat jam yg sudah menunjukan hampir jam 9 yg mana membuat pria itu langsung merapihkan jas nya yg dia gunakan untuk perpisahan itu, ya sedangkan para ciwi ciwi menggunakan kebaya yg sangat cantik.
Ara memiliki kebaya berwarna pink soft yg sangat manis di kulit putih nya dengan rok span dan garis rok yg membelah sampai lutut, sedangkan Cinta menggunakan kebaya berwarna hitam dengan rok senada bersama Anggi. Hanya saja Anggi menggunakan kebaya berwarna hijau.
"sudahlah, Acanya akan segera di mulai, kita pergi" ucap Devan mengatakan itu
"Astaga benar? Ayo ayo kita pergi" ucap Ara dengan kaget
Akhirnya mereka langsung melakukan perjalanan ke sekolah, hanya butuh beberapa menit apalagi Rehan adalah pembalap sejati, sehingga membuat Cinta marah marah ketika di bonceng pria itu, karena rambut nya tidak rapih lagi.
Sedangkan Devan, Anggi dan Ara yg melihat dari belakang laju motor Rehan terkekeh menertawakan Cinta yg terus memukul sahabat nya itu karena kesal. Mereka akhir nya berlumpul di satu tempat yg sama.
"Reham goblok.. Rambut gua jadi gak rapih coy!" teriak Cinta masih kesal
"udah sih tinggal sisir aja" ucap Rehan mengatakan itu
"sisir pakai apa? Gua gak bawa sisir" ucap kesal Cinta
"haha.. Sisir rumput mau?" kekeh Rehan tertawa keras
"anak Asuu" teriak kesal Cinta
"sudah sudah jangan berantem, sini aku rapihin. Kau cantik kok, ayo pokok nya kita harus rapih di foto perpisahan nya" ucap Ara merapihkan rambut Cinta
"Cinta marah terus pasti darah nya keluar" ucap Anggi
"Darah tinggi kali, darah keluar" kesal Cinta kepada Anggi
Ayolah mereka terkekeh berlima di sana. Sedangkan anak kelas 3 lain? Sudah sangat paham dengan geng itu, memang suka berisik, tapi ketika acara satu persatu di senggelarakan mereka juga tahu tempat dan aturan.
Mulai dari penyambutan kata sambutan serta persembahan, dan tari tari kreasi dari adik kelas ataupun beberapa hiburan lain, sehingga akhirnya pemberian selempang dan tropi di atas panggung nama mereka terpanggil.
"QUEEN ARABELLA" panggil guru
Semua orang bertepuk tangan, Ara tersenyum lega akhir nya dia bisa lulus SMA juga yah walaupun nilai nya pas pas an, tapi dia sudah mewujudkan salah satu mimpi nenek nya, setelah acara tersebut mereka lanjut foto foto.
Terlihat beberapa teman, sahabat, kerabat atau saudara dan keluarga datang ke acara wisuda anak mereka termasuk kedua orang tua sahabat Ara, gadis itu bingung harus apa. Sahabat nya yg mau datang? Toh sahabat nya satu sekolah, keluarga? Entahlah
Sungguh Ara hanya terdiam duduk di kursi acara itu, sambil menatap arah panggung di mana teman teman foto, seketika perhatian semua orang langsung terlihat di satu pusat, Ara yg merasa heran ikut melihat ke belakang, betapa kaget nya Ara melihat Dexter datang dengan kehebohan nya.
"HAH BUKAN NYA ITU DEXTER ADIWIJAYA"
●●●●●
Happy Reading guys😊