Nessa tidak menyangka akan terseret ke masa lalu. Dimana kerajaan-kerajaan berdiri dengan raja yang memiliki istri lebih dari satu.
Di kehidupan ini, Nessa justru menjadi seorang selir di dalam istana yang penuh intrik.
"Aku tidak pernah menjadi yang kedua ataupun kesekian kalinya. Aku akan menaiki tahta dan menjadi satu-satunya di istana ini!"
Yuk ikuti perjalanan Nessa menjadi ratu, serta terkuaknya asal usul sang mommy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seorang Selir
"Xiu Fu?" Batin Nessa bertanya-tanya mengenai dimana dia saat ini.
Seorang wanita, bukan... Tepatnya lebih seorang gadis berkulit putih tak lupa dengan aksesoris kecil menghiasi rambutnya. Nessa tidak asing dengan aksesoris serta pakaian itu.
"Nona Xiu sudah sadar. Panggilkan tabib!" Ucapnya lagi menghampiri Nessa dan menggandeng tangannya.
"Duduklah Nona. Tabib akan memeriksa nona kembali." Jelasnya menuntun Nessa ke tempat tidur kembali.
"Kau.... Sshh." Nessa meringis memegangi kepalanya. Sebuah ingatan, langsung mengisi kepalanya.
Dia menjadi putri salah satu tuan tanah, tapi dia menjadi seorang selir diantara para selir di istana Dongya. Zaman dan kerajaan ini, para anak gadis akan diopor oleh keluarganya menjadi penghuni istana menjadi selir raja. Karena itu menjadi sebuah kebanggaan bagi keluarga itu. Tidak peduli sang anak akan setuju atau tidak, yang jelas, mereka pada akhirnya akan tetap masuk ke istana.
"Periksa keadaan Nona Xiu." Jelas gadis yang merupakan pelayan pribadi Xiu.
Nessa merasakan tangannya diperiksa dan juga kakinya. "Keadaan nona cukup baik, lukanya tidak besar ataupun berdarah lagi. Tapi akan lebih baik jika nona Xiu istirahat beberapa hari ini." Jelas tabib setelah memeriksa keadaan Xiu.
Sepanjang pemeriksaan, Nessa berpikir bagaimana dia bisa kesini. Jiwanya tersedot ke zaman ini dan tentunya dia juga teringat dengan keluarganya.
"Syukurlah." Ucap gadis muda itu.
"Ini ramuan untuk mempercepat penyembuhan luka nona Xiu." Tabib memberikan semangkuk ramuan dan langsung disambut baik.
"Terimakasih."
"Kalau begitu, hamba undur diri."
"Nona, bagaimana kalau sekarang Ning baluri ramuan nya?" Jelas gadis bernama Ning itu.
"Silakan." Ucap Nessa yang sekarang jadi Xiu itu.
Dia ingat bagaimana dia mendapatkan luka ini. Tentu saja masalah Harem yang membuat dia menjadi bulan-bulanan hanya karena status keluarga nya yang bukan dari kalangan menteri ataupun panglima.
'Kenapa aku tidak menempati tubuh yang ditakuti? Astaga.... Entah bagaimana cara ku untuk pulang sekarang, mommy.... Daddy... Kakak dan Nevan yang menyebalkan... Aku merindukanmu adikku.' Batin Nessa.
"Apa sakit nona??" Tanya Ning yang membuat Xiu menoleh.
"Tidak, aku rasa sudah cukup. Kau bisa kembali, atau mengurus yang lainnya." Jelas Xiu membuat Ning mengangguk saja.
"Baiklah Nona. Saya ada di depan." Jelas Ning sebelum pergi.
Tapi seiring langkah Ning yang menjauh, suara prajurit di depan juga ikut menggema.
"Selir Li memasuki ruangan." Seorang wanita dengan para dayang dibelakang nya muncul dengan senyuman manis tapi ada niat di dalamnya.
"Bagaimana keadaan mu selir Xiu? Aku prihatin mendengar kabar mu."
"Seperti yang selir Li lihat, aku masih bernapas saat ini. Luka kecil ini tidak berarti apa-apa bagiku." Jelas Xiu membuat selir Li mengangguk kecil.
"Aku senang mendengarnya. Aku tidak bisa berbuat banyak untuk hal ini. Aku sudah mengatakan pada selir lainnya." Ucapnya dengan wajah sendu.
'Pandai sekali dia bertopeng dua. Dia pikir aku masih Xiu yang lugu dan polos, heh!' Batin Xiu melihatnya.
'Rasanya ingin ku cakar wajah berlapis nya itu.'
"Lukamu cukup parah."
"Tidak masalah, ini luka kecil. Buktinya aku baik-baik saja. Dan aku sangat berterimakasih karena kedatangan selir Li kesini."
"Ning! Sajikan minuman untuk selir Li." Sambung Xiu yang membuat Ning langsung menjalankan tugasnya.
"Duduklah Selir Li."
"Ya, tapi aku tidak lama disini. Kau tau kan, kalau raja...." Ucapnya dengan tersenyum lebar semoga mengejek Xiu yang tidak diperhatikan.
"Oh, ya. Tapi setidaknya terimalah minuman di kediaman kecil ku ini." Jelas Xiu dengan manis.
"Baiklah, tidak masalah." Ning datang dengan minuman ditangannya. Dia menyajikan dengan hati-hati.
"Eh tunggu sebentar Selir Li." Tangan selir Li terhenti megambil minuman itu.
"Kenapa?"
"Akan lebih baik aku harus memastikan dulu kan." Xiu mengambil cangkir yang ada didepan selir Li dan meminumnya.
"Aman, silakan selir Li." Selir Li tampak terperangah dengan tindakan Xiu.
"Iya." Tapi lagi-lagi acara minum itu terhenti karena suara pengawal yang memberitahukan kedatangan sang penguasa.
"Raja Ming Tian memasuki ruangan!" Terlihat sosok gagah dengan mata tajamnya memasuki ruangan. Kedatangannya langsung disambut dengan senyuman manis selir Li, sedangkan Xiu terlibat biasa saja.
Dan tentu itu menarik perhatian Ming Tian. "Yang mulia... Selamat datang." Ucap selir Li memberikan salam.
"Pengawal mengatakan kau disini selir Li. Karena itu aku menghampiri mu." Jelas Ming Tian dengan ujung manik menatap Xiu.
"Ya, aku ingin melihat keadaan selir Xiu yang mulia."
"Sudah kan? Dia juga terlihat baik saat ini. Lagipula tidak ada asap kalau tidak ada api."
"Itu benar, tapi terkadang asap itu timbul bukan di tempat pembakaran nya." Jelas Xiu membuat Ming Tian menatap nya.
"Tapi aku ucapkan terimakasih atas kehadiran selir Li. Karena aku juga akan beristirahat, tabib bilang aku harus banyak istirahat."
Ning kaget bukan main, karena ucapan nona nya yang berarti mengusir sang raja.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya terimakasih.