tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4 tahun berlalu
Waktu menunjukkan pukul 02.00 siang, Alena mengerjap, kemudian membuka matanya, wanita itu terbangun dari tidurnya. Ketika membuka mata, Alena tampak melamun menatap ke arah langit-langit. Tatapan matanya tanpa kosong, bahkan wanita itu sama sekali tidak sadar bahwa sekarang dia sedang berada di rumah sakit.
Tak lama Alena tersadar ketika tangannya digenggam oleh seseorang, hingga Alena menoleh.
"Daddy ...." Panggil Alena dengan suara yang pelan, mata gadis itu berkaca-kaca. Ketika melihat ayahnya tersenyum padanya..
Jayden lebih mendekatkan kursi ke arah brankar, kemudian dia mengelus rambut putrinya.
"Daddy tau, kau sedang tidak baik-baik saja. Jika kau belum siap untuk bercerita tidak apa-apa, setelah ini ayo kita pulang ke rumah tenangkan dirimu dulu." Seperti biasa, Jayden tidak pernah menekan Alena, karena dia tahu masing-masing sifat anaknya, di mana Alena paling tidak suka dipaksa bercerita jadi Dia memutuskan untuk membawa Alena pulang terlebih dahulu walaupun tentu saja banyak sekali pertanyaan di benak lelaki itu.
"Daddy, maafkan aku ...." Alena berbicara dengan suara yang pelan.
Jayden hanya tersenyum tangannya tidak henti-hentinya membelai rambut Alena.
"Kau ingin bercerita pada Daddy sekarang? Daddy janji, Daddy tidak akan marah dengan apapun yang kau lakukan asal kau jujur semuanya."
Alena menggigit bibirnya kemudian mengangguk, dan pada akhirnya mengalirlah semua cerita dari bibir Alena, gadis remaja itu menceritakan semuanya, tentang perasaannya dan juga tentang apa yang terjadi beberapa hari lalu.
Seluruh tubuh Jayden terasa melemas ketika mendengar ucapan yang diucapkan oleh putrinya, wajah lelaki itu langsung memucat. Dia tidak menyangka bahwa putrinya mempunyai perasaan pada Darius hingga mereka tidur bersama.
"Ja-jadi maksudmu kau memberikan obat pada papa Darius agar tidur denganmu?" Tanya Jayden dengan suara yang bergetar tentu saja dia tidak menyangka putrinya akan melakukan ini.
Alena Memang menceritakan semuanya, tapi dia berbohong tentang satu hal. Dia mengatakan pada Jayden bahwa dia memasukkan obat perangsang ke minuman Darius agar Darius menyentuhnya, padahal itu hanya sebuah kebohongan, karena faktanya Dariuslah yang pertama kali menyentuhnya.
Sekecewa kecewanya Alena pada Darius, tapi dia tetap ingin melindungi lelaki itu jadi dia berbohong bahwa dia yang menyimpan obat perang sang pada minuman Darius, sebab jika dia tidak mengatakan seperti ini mungkin saja ayahnya akan menghancurkan Darius. Jadi biarlah dia berkorban untuk lelaki yang dia cintai walaupun lelaki itu sudah membuat dia kecewa, toh, setelah ini Alena tidak akan lagi berhubungan dengan Darius.
"Maafkan aku, Dad. Aku terlalu terobsesi dengan papa. Darius, hingga aku nekat memberikan obat di minumannya, aku ingin mengandung anaknya agar dia menikahiku. Tapi sekarang aku menyesal, jika Daddy ingin menghukumku aku terima, atau Daddy tidak ingin mengakuiku lagi juga aku tidak apa-apa, dan juga ....." Alena menghentikan ucapannya suaranya tenggelam dalam tangisan tentu saja dia malu pada sang ayah, dan dengan cepat Jayden bangkit dari duduknya kemudian ia memeluk tubuh putrinya.
Tentu saja sebagai seorang ayah dia terpukul, dia tidak menyangka putrinya akan bertindak sejauh ini. Tapi dia juga tidak bisa menghakimi Alena, semua sudah terjadi dan tidak ada gunanya juga Jayden marah pada putrinya, dia juga tahu mungkin saja mental Alena terguncang, hingga dia langsung memeluk putrinya.
"Its oke, semua sudah terjadi, semua tidak bisa diulang lagi, jalani saja hari-harimu seperti biasa, kami tidak marah padamu. Jadi setelah dari sini kita langsung pulang oke," ucap Jayden, dia tidak membahas tentang Darius karena barusan Alena melarang untuk mengatakan apapun pada Darius.
"Daddy, aku ingin pergi keluar negeri."
"Hmm, Daddy atur nanti."
4 tahun kemudian
Alena menurunkan ponselnya ketika mendengar ucapan sang ibu yang memintanya untuk pulang dan merayakan Natal bersama keluarganya. Tatapan mata Alena menatap lurus ke depan, rasanya dia sangat berat untuk kembali ke negerinya, tapi dia tidak bisa menolak permintaan ibunya apalagi sudah 4 tahun dia tidak merayakan Natal bersama keluarganya.
Dan sudah 3 tahun ke belakang, Alena tidak pernah merasakan malam natal karena kondisinya baru membaik 1 tahun ini. Dia rindu merayakan Natal bersama keluarganya, tapi dia tidak ingin pulang ke negaranya karena pasti dia akan bertemu lagi dengan Darius.
Keluarganya sudah menawarkan untuk merayakan Natal di tempat Alena, tapi Alena menolak, dia tidak mau keluarganya datang ke tempatnya. Setelah dia pulih dari apa yang terjadi selama 3 tahun ke belakang, Alena melarang semua keluarganya untuk datang, dan dia hanya berkomunikasi dengan keluarganya lewat ponsel itu pun sangat jarang.
Tadi pun Ana tidak memaksa Alena untuk datang merayakan Natal bersama, tapi Alena bisa menangkap kesedihan di dalam raut suara ibunya, dan dia bimbang haruskah dia pulang, karena jujur dia juga rindu dengan keluarganya. Tapi di sisi lain dia juga tidak siap bertemu dengan Darius, dia tidak akan mampu menatap lelaki itu.
"Nona ...." Panggil Dara dari arah belakang, wanita yang merupakan pelayan pribadi Alena langsung maju mendekat ke arah wanita itu.
"Hmm, Dara, aku sudah mendengar dari mommy."
"Jadi anda akan pulang nona?" Tanya Dara.
"Hmm, aku akan pulang tapi tidak akan lama mungkin hanya 2 hari, jadi tolong pesankan tiket pulang lagi kemari." Pada akhirnya, walaupun berat Alena pun memutuskan untuk pulang, walaupun kemungkinan terburuknya dia akan bertemu lagi dengan Darius.
Beberapa hari kemudian
Ken melambaikan tangannya, ketika Alena keluar dari pintu kedatangan. Mata Ken berkaca-kaca ketika melihat Alena, akhirnya Alena mau datang lagi ke negara mereka.
"Alena ...." Panggil Ken ketika Alena sudah berada di depannya, rasanya dia ingin memeluk Alena. Tapi setahun ini setelah Alena pulih dari semuanya, Alena menghindari sentuhan dengan siapapun, termasuk kedua orang tua mereka.
"Hallo, Ken." Alena sedikit menjauh karena dia takut Ken memeluknya, sedangkan Ken hanya tersenyum kemudian dia menarik koper dari tangan Alena.
"Ayo semua sudah menunggu di rumah," jawab Ken.
****
"Alena ....." Nana langsung berteriak, ketika melihat Alena memasuki rumah. Sedangkan respon Alena tentu saja hanya tersenyum sama seperti tadi dia pada Ken. Rasanya Alena ingin memeluk ibunya, tapi entah kenapa sangat sulit.
"Hai, Mommy," jawab Alena.
"Ayo, masuk, Mommy sudah mau masak banyak makanan kesukaanmu, Daddy masih menjemput bina jadi ayo kita makan duluan."
Suasana sedih begitu terasa, dia ingin memeluk putrinya tapi tidak bisa. Jadi, Dia memutuskan untuk mengajak Alena makan.
Waktu menunjukkan pukul 8 malam
Alena keluar dari kamar dengan lemas, Sungguh Wanita itu terasa malas dan berat untuk turun ke bawah di mana pasti ada Darius dan keluarganya. Hari ini adalah malam natal, dan semua keluarga akan makan malam bersama.
.
aku syedihh author blm up lagi/Scowl/