TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Kaisar mendatangi kantor Ryu, ia berencana akan membahas tendernya yang dipercaya oleh Ryu untuk membangun rumah sakit di daerah.
"Ayo kita ke kantin saja." Ajak Ryu pada sang sahabat.
"Tidak, lebih baik kita ke toko kue di sebelah kantormu saja, minum kopi disana." Ucap Kaisar.
"Sepertinya kamu sedang merindukan mamamu, pasti kamu mencari cake lemon disana, kan?" Tebak Ryu yang tak pernah meleset.
"Kamu benar, aku merindukan cake lemon buatan Mamaku." Ucapnya.
Mereka duduk berdua sambil menikmati sepotong cake lemon dan ice milo kesukaan Kaisar. Sambil membahas proyek yang akan dikerjakan oleh Kaisar.
"Aku tidak sabar untuk segera tinggal di daerah dan memimpin rumah sakit disana." Ucap Ryu dan tersenyum penuh arti.
"Ada angin apa? Bukankah kamu malas tinggal di daerah?" Tanya Kaisar menyelidik.
"Aku sudah menemukan wanitaku, aku akan mengejarnya. Jodohku di depan mata, Key." Ucap Ryu dengan wajah bahagia.
"Ck, siapa orangnya?"
"Wanita yang sedang training di kantor pusat." Jawabnya Ryu.
"Baru pertama kali bertemu?" Tanya Kaisar yang diangguki oleh Ryu. "Ck, siapa tau dia sdh punya pacar."
"Oh Key, tidak bisakah kamu menyemangati sahabatmu ini. Jangan membuatnya menjadi pesimis." Keluh Ryu.
Kaisar tertawa, "Cari tau dulu, baru kamu bilang itu jodohmu."
Keiina masuk ke dalam toko kue, ia ingin membeli kue dan melihat jenis kue apa saja yang di jual di toko kue ini.
"Hem, banyak sekali jenisnya. Dan harganya jauh sekali dengan harga kue yang Mama jual." Gumam Keiina.
Keiina tidak jadi memesan kue karna harga yang menurutnya lumayan mahal. Ia harus menghemat uang yang Adelia berikan hingga Keiina menerima gaji pertamanya.
Dari kursi yang Ryu duduki, ia melihat Keiina yang tidak jadi membeli kue. "Pucuk di cinta ulam pun tiba." Kata Ryu lalu berdiri.
"Hei.." Panggil Ryu pada Keiina.
Keiina menghentikan langkahnya. "Pak dokter disini?" Tanya Keiina basa basi.
"Iya, aku sedang bersama temanku. Mau gabung?" Ajak Ryu.
"Modus." Gumam Kaisar yang terdengar Ryu meski samar.
"Tidak, Pak. Terimakasih untuk tawarannya." Kata Keiina menolak.
"Tidak boleh ada penolakan, aku adalah atasanmu." Ucap Ryu sedikit memaksa.
Keiina mengernyitkan dahinya, sikap polosnya membuat ia merasa heran. "Apa ini bagian dari tugas saya, Pak?" Tanya Keiina.
"Tentu saja. Menuruti perintah atasan adalah tugas yang harus kamu ikuti." Jawab Ryu lagi.
Keiina mengangguk. Lalu Ryu menyuruh Keiina duduk di kursi yang lain karna meja mereka berbentuk lingkarang dengan 3 kursi.
"Mau pesan apa?" Tanya Ryu.
"Tidak usah, Pak. Saya duduk saja disini." Ucapnya tak enak.
"Hei, tidak mungkin kan aku dan temanku makan dan minum sementara kamu hanya duduk melihat kami." Ujar Ryu.
Keiina menggigit bibir bawahnya membuat Ryu menjadi gemas. Sementara Kaisar memutar malas bola matanya melihat tingkah konyol sahabatnya itu yang mulai terlihat bucin.
"Lemon cake dan ice milo saja, Pak." Ucap Keiina.
"Selera kalian sama." Kata Ryu sambil melihat potongam cake lemon milik Kaisar yang sudah habis setengahnya.
"Itu kue andalan Mama ku." Jawab Keiina dan seketika membuat Kaisar langsung menatap wajah Keiina dengan tatapan entah.
"Apa kita pernah bertemu?" Tanya Kaisar sembari menyipitkan matanya.
Keiina pun menatap wajah Kaisar, wajah tampan dengan mata penuh kesedihan.
"Aku baru berada di kota ini dua hari, Tuan. Selama ini aku dan Mama ku tinggal di daerah dan belum permah ke Kota." Ucap Keiina.
"Wajahmu tidak asing untukku. Berapa usiamu?" Tanya Kaisar.
"Key, jangan modus." Kata Ryu dengan sedikit kesal. Ryu menyangka jika Kaisar juga tengah menyukai Keiina.
Kaisar segera kembali pada kesadarannya dan mengingat bahwa wanita yang sedang ia berondong banyak pertanyaan itu adalah wanita yang sedang di kejar oleh Ryu.
"Maaf." Kata Kaisar pada akhirnya.
Ryu segera mengalihkan pembicaraan, "Mengapa tadi tidak jadi membeli kue?"
"Hem, karna Kue disini mahal, bahkan lemon cake yang dijual di sini jauh sekali harganya dengan lemon cake yang di jual oleh Mama ku." Jawab Keiina jujur.
"Mamamu berjualan kue?" Tanya Ryu dan Kaisar pun tertarik untuk mendengarkannya.
"Kami mempunyai toko kue kecil di daerah. Mama ku membuat beberapa cake dan menerima titipan kue. Lemon cake di toko kue kami menjadi andalan di toko kami." Jawab Keiina dengan tersenyum.
Kaisar ingin sekali bertanya lebih pada Keiina, namun melihat Ryu yang lebih aktif mengajak Keiina berbicara membuat Kaisar menahan dirinya.
**
Riska tengah membanting sebuah pajangan di dalam kamar tidurnya, semenjak Kaisar kembali ke rumah keluarga Wiguna membuat Riska tidak bisa melakukan apapun.
"Ada apa ini? Mengapa kamu mengamuk?" Tanya Anhar saat memasuki kamarnya dan melihat kamar yang tidak beraturan.
"Ini semua karna kamu, Mas!! Andai dulu kita memiliki anak, pasti posisi kita akan kuat di rumah ini." Kata Riska berteriak.
"Adanya anak diantara kita malah akan menambah masalah yang ada, Riska. Kita sudah membicarakan hal ini." Ucap Anhar.
"Aku tidak terima Kaisar berlaku tidak adil padaku, aku itu istrimu, Mas. Kaisar harus menghormatiku!!" Ujar Riska.
Anhar memijat pelipisnya, "Jangankan menghormatimu, bahkan Kaisar saja tidak menganggapku yang jelas Ayah kandungnya."
"Itu semua karna kamu tidak pernah tegas pada Kaisar, andai saja sedari dulu kamu tegas pada putramu itu, pasti tidak akan begini jadinya." Ucap Riska berapi api.
"Aku sudah bersikap tegas padanya dengan mengirimnya ke luar negri, tapi Kaisar berubah menjadi pria dewasa sedangkan aku semakin tua, Riska." Anhar menggusar rambutnya. "Dan asal kau tau, Kaisar menyimpan dendam padaku karna aku mengusir Adelia dan membawamu ke rumah ini, lalu aku mengirim Kaisar ke luar negri. Ini adalah karma untukku. Apa yang terjadi saat ini adalah karma untukku." Anhar keluar dari kamar dan membanting pintu.
Mutia sedang duduk minum teh di temani oleh Nina.
Anhar menghampiri Mutia. "Ma, bisa kita bicara?" Tanya Anhar.
"Tidak bisa. "Kata Mutia ketus. "Ah bukan tidak bisa, tapi Mama tidak mau." Imbuhnya lagi.
"Ma, sampai kapan seperti ini?" Tanya Anhar frustasi.
Mutia hanya diam enggan menanggapi. Bagi Mutia ini adalah hukuman untuk Anhar yang sudah menyianyiakan istri sebaik Adelia demi wanita lain bernama Riska.
"Ma.." Panggil Anhar putus asa.
Mutia berdiri dari duduknya, Nina tetap setia menemani Mutia karna itu adalah perintah dari Kaisar.
"Sudah menyadari apa kesalahanmu?" Tanya Mutia tanpa ada kehangatan.
Anhar diam, ia mengaku salah hanya saja tidak mengungkapkannya.
"Apa yang kamu dapat dengan menikahi Riska?" Tanya Mutia. "Ketenangankah?" Mutia tersenyum mengejek. "Mendapatkan Riska dan kamu kehilangan kedekatanmu dengan Kaisar dan juga denganku sebagai Ibumu." Mutia berbicara dengan tatapan kosong.
"Jangan pernah berharap Kaisar akan baik padamu, dendam Kaisar terlalu mendalam. Jika kamu ingin memperbaiki hubunganmu dengan Kaisar dan meruntuhkan amarah Kaisar, carilah Adelia dan pertemukanlah mereka. Karna hanya Adelia yang bisa meruntuhkan segala amarah Kaisar." Ucap Mutia.
"Aku sudah mencarinya, Ma." Kata Anhar dan seketika membuat Mutia menatapnya tajam.
****************