Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uang jajan
Hari ini seperti biasa Adit mengantarkan Nana ke sekolah. Sepanjang perjalanan Adit beberapa kali melirik pada Nana.. ada yang tidak biasa Adit lihat beberapa hari ini.
Adit tidak berani bertanya, ia takut Nana akan marah jika Adit terlalu ingin tau urusan pribadinya. Jadi Adit memilih diam
Mobil yang Adit kendarai berhenti tepat didepan sekolah Nana.
"Na.. sudah sampai " ucap Adit. Lelaki itu heran melihat Nana tak bergeming seolah enggan turun dari mobil, biasanya Nana akan langsung turun dan pergi begitu saja.
Adit menatap Nana heran " kenapa? "
"A.. aku mau minta uang jajan " ucap Nana lirih
"Mulai sekarang ayah tidak akan memberi aku uang jajan lagi " Nana menunduk sedih
Adit tersenyum senang, akhirnya gadis judes itu meminta uang padanya.
"Ini ambilah ! " Adit memberikan semua uang yang ada didompetnya pada Nana
"Ini kebanyakan " Nana menolak, gadis itu hanya mengambil dua lembar dan sisanya ia kembalikan pada Adit.
"Ambillah, kamu bisa pake buat beli kebutuhan kamu dan Aaran. Kalau abis nanti mas Adit kasih lagi " ujar Adit sambil mengacak rambut Nana. Jujur ia sangat bahagia karena merasa dibutuhkan oleh Nana.
Nana mendongak.. hey tumben gadis itu tidak marah ketika Adit lancang mengacak rambut nya.
"Na.. mas Adit itu suami kamu, jadi sudah sewajarnya semua kebutuhan kamu dan Aaran jadi tanggung jawab mas Adit " ucap Adit lembut.
"tapi.. "
"Sudah ambil, cepet Sana masuk nanti ke siangan " usir Adit
"Ini buat pegangan mas Adit, masa dompetnya kosong ga ada uang nya.. pamali " Nana memberikan dua lembar uang berwarna merah kepada Adit.
Adit terkekeh, diambilnya uang dari Nana dan dimasukan ke dalam dompetnya.Ini adalah uang jatah hari ini dari istrinya.
Sebetulnya Adit bisa saja menolak, ia tinggal pergi ke ATM kalau hanya sekedar mengisi dompetnya. Namun rasanya berbeda sekali ketika uang itu ia dapat dari tangan istrinya meski hanya dua lembar.
Setelah Nana turun, Adit melajukan mobilnya menuju kantornya dengan hati yang bahagia.
Sesampainya di kantor, Leo menangkap binar bahagia diwajah bosnya. Sudah hampir dua tahun asistennya itu tidak melihat Adit sebahagia itu.
"Lagi seneng boss? " sapa Leo
"Hari ini gue seneng banget, tadi pagi akhirnya Nana minta uang jajan sama gue " jawab Adit sambil duduk dikursi kerjanya.
Huh.. kirain apa. Baru diminta uang jajan saja sudah segitu nya, apalagi kalau gadis judes itu minta jatah? batin Leo
"Lu tau kan,selama ini dia tidak pernah mau menerima uang dari gue " ucap Adit
"bagus bos, berarti ada kemajuan " ujar Leo
"Sekarang minta jatah uang jajan, besok-besok minta jatah yang lain.. Aamin " ledek Leo sambil nyengir
"Apaan sih Lu.. Ga kepikiran gue sama hal begituan.Gue gak tega ngelakuin itu sama dia. Selama ini dia seperti adik gue sendiri " ujar Adit
Menganggap adik sendiri? lalu kenapa bisa hamil dan punya anak ? Leo tidak mengerti dengan jalan pikiran bosnya.
"Kalau soal insiden itu, gue ngelakuin dalam keadaan mabuk. Kalau sadar mana tega gue ngelakuin itu " Adit seolah bisa membaca pikiran Leo.
"Saya tidak mengerti rumah tangga seperti apa yang sedang bapak dan Nana jalani " ucap Leo
"Gue juga ga ngerti. Yang terpenting tujuan kita sama yaitu membesarkan Aaran, Kalau Nana tidak bisa nerima gue jadi suaminya, gue cukup bahagia jadi kakaknya " ujar Adit
"mana bisa begitu pak, dalam hubungan pernikahan kan ada hak dan kewajiban suami istri, kalau tidak dipenuhi itu hukumnya dosa "
Adit termangu, ucapan Leo ada benarnya juga.
Kenapa ia tidak berpikir sampai kesana. Selama ini Adit pikir dengan menikahi Nana itu saja sudah cukup sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Adit sama sekali tidak menuntut Nana untuk melakukan kewajibannya sebagai istri yang sesungguhnya,karena tidak ada cinta diantara mereka. Adit menikahi Nana hanya karena sebuah tanggung jawab dan untuk memberikan status yang jelas untuk Aaran.
"Pak semua legalitas pernikahan bapak sudah selesai juga akta kelahiran Aaran. Nanti akan dikirim ke rumah bapak " Ucapan Leo menyadarkan Adit dari lamunannya.
"bagus " jawab Adit
Leo memang bisa diandalkan. Adit lega sekarang pernikahannya sudah sah secara hukum agama dan negara.Selain itu Aaran juga sudah menyandang namanya yang tertulis di akte kelahirannya.
Pernikahan Adit dan Nana waktu itu memang hanya dilakukan secara siri, karena pada saat itu mereka sama sekali tidak ada persiapan sama sekali. Bahkan Nana mau menikah dengan Adit pun karena terpaksa.