NovelToon NovelToon
Balas Dendam Dengan Sistem

Balas Dendam Dengan Sistem

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Kaya Raya
Popularitas:161.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: RyzzNovel

Ronan Adgar. Dia kecelakaan saat berusia 13 tahun dan berakhir koma selama 5 tahun.

Setelah sekian lama koma, akhirnya dia kembali sadar dan menyadari banyaknya perubahan pada dunia.

Keluarganya yang sebelumnya kaya raya kini hancur.

Kedua orang tuanya meninggal, menyisakan adiknya yang bekerja sebagai pelayan di kafe pinggir jalan.

Tidak ada lagi bisnis besar.

Sahabatnya bahkan kini mengabaikannya dan menjauh dari dirinya membawa tunangannya yang juga telah kehilangan minat pada dirinya.

Melihat semua perubahan itu, Ronan merasakan perasaan kecewa, kesedihan dan penderitaan.

Dalam penderitaan itu tiba tiba sesuatu muncul di udara yang kosong.

-Host Dengan Kriteria Terbaik Telah Ditemukan.

-Apakah Host Menginginkan Balas Dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Sesuai dengan apa yang penjaga cctv itu katakan, Ronan benar benar menemukan sebuah jalan rahasia di kamar tamu kedua.

Karena Ronan pernah tinggal di villa ini pada saat dia masih kecil, Ronan menjadi tidak kebingungan dengan tata letak villa ini.

Ruang bawah tanah villa ini tidak pernah ada, jadi Ronan berasumsi bahwa Albert baru baru ini membuatnya.

Memasuki sebuah lorong yang gelap dan tak bercahaya, Ronan membuka sebuah pintu dan tiba disebuah ruangan yang penuh dengan monitor cctv, duduk dikursi, seorang pria berpakaian seragam yang sama dengan Ronan duduk.

“Kamu sudah datang, jadi katakan, apa yang tuan muda al- huh?“

Ronan tersenyum kecil, pria itu sepertinya telah menyadarinya.

“Kamu! Siapa kamu? Aku tidak pernah ingat ada yang sepertimu!“

Ronan bertepuk tangan sambil menganggukkan kepalanya.

“Ingatan yang bagus, tapi sayangnya aku tidak punya waktu lama.“

Dengan itu Ronan berjalan mendekatinya, pria itu jauh dari jalan pintu keluar hingga dia tidak bisa berbuat apapun.

“Tu-tunggu! Jangan mendekat! Ssh jangan mendekat!“

Wajahnya menjadi pucat seketika dengan keringat dingin yang menjalar dimana-mana, namun Ronan tidak berhenti melangkah.

Ronan mengangkat tongkat besi miliknya dikala wajah pria itu menjadi sangat pucat.

“Ah..ja-agh..!“

Suara pukulan yang renyah itu terdengar begitu indah saat pria itu jatuh pingsan tak berdaya.

Ronan kemudian menatap seluruh monitor yang terpampang jelas di wajahnya, ada begitu banyak ruangan dan masing masing memperlihatkan beberapa penjaga yang berjaga.

Tentunya Ronan tau bahwa ada juga penjaga yang tidak tersorot oleh kamera cctv seperti yang berada di halaman luar.

“12.. 21.. 33.. 47.. jadi ada sekitar 50 lebih ya?“

Ronan menghitung penjaga yang berada di monitor, karena beberapa tak terlihat, Ronan berasumsi bahwa ada lebih dari enam puluh penjaga yang berjaga di villa ini.

Setelah memastikan hal itu, Ronan kemudian menghancurkan seluruh monitor tersebut, begitupula dengan alat alarm peringatan.

Setelah menghancurkan hal itu, Ronan keluar dari ruang cctv.

Menurut informasi yang dijelaskan oleh Kaden, ruang bawah tanahnya terletak di sebuah kamar utama yang berada di lantai bawah.

Dengan itu Ronan mulai berjalan, dia keluar melalui koridor dan bertemu dengan dua orang penjaga.

Penjaga itu menatapnya.

“Siapa kamu?!“

Penyamaran Ronan tidak berguna saat ini ketika Ronan melihat dua buah pistol yang di arahkan kepadanya.

Ronan tidak membiarkan mereka bertanya lebih jauh dan segera Ronan bereaksi murni, mengeluarkan pistol yang dia curi dan menembak lebih dulu saat kedua penjaga itu ragu ragu.

“Selanjutnya, akan lebih baik jika kalian tidak ragu.“

Ragu ragu menembak orang asing yang menyusup kedalam tempat yang mereka jaga adalah sebuah kesalahan.

Suara pistol tersebut berbunyi begitu nyaring saat Ronan menembakkannya dua kali, pelurunya melesat melampaui kecepatan angin dan mengenai masing masing paha dari penjaga itu.

Disaat seperti ini, keterampilan yang sebelumnya tidak berguna menjadi sangat berguna bagi Ronan yang tidak pernah menembakkan pistol, yah jika memanah, Ronan pernah melakukannya.

“Argh..!!“

Kedua penjaga itu terjatuh dengan posisi berlutut memegangi paha mereka, pistol yang mereka todongkan telah jatuh.

“Si-siapa kamu?! Apa kamu tau apa yang ka-”

“Diam.“

Ronan tidak membuang waktu dan langsung memukul kepala mereka dengan tongkat besi yang dia miliki.

Setelahnya, Ronan terus bertemu dengan beberapa penjaga lainnya dan setelah melalui beberapa pertempuran selama satu jam kurang, Ronan mencapai kamar utama yang disebutkan.

Ronan membuka pintu kamar tersebut dan segera pemandangan sebuah kamar yang feminim dan indah terlihat.

Ruang tersebut dicat sebagian dengan warna pink yang agak gelap dengan beberapa koleksi boneka dan buku yang dipajang dirak berwarna pink cerah.

Ronan berjalan menelusuri ruangan itu, mengetuk tiap lantai kamar yang berat, setelah melakukan hal yang sama berulang kali, akhirnya Ronan mendapatkan sebuah lantai yang jika diketuk akan memberikan bunyi aneh yang berbeda dari lainnya.

“Bingo.“

Ronan menyeringai.

Dia kemudian memasukkan jari-jemarinya melalui celah celah untuk menemukan tempat membuka ruang tersebut.

Dan segera Ronan menemukannya dan membukanya disaat yang sama, memperlihatkan sebuah lorong gelap yang menurun kebawah dengan tangga hitam.

Ronan memasuki ruangan tersebut dengan santai, beberapa obor digunakan sebagai pencahayaan, tiap langkah yang Ronan ambil bergema di dalam koridor menurun itu.

Ruangannya turun jauh kebawah hingga sekitar dua puluh menit kemudian, barulah Ronan mencapai bagian bawahnya.

Apa yang Ronan lihat selanjutnya membuat Ronan terkejut.

Terdapat penjara bawah tanah yang dibuat dan masing masing sel penjara diisi oleh beberapa orang yang sudah kelihatan lemah dan tak berdaya.

“Apa.. sudah waktunya makan..?“

Seorang anak kecil bertanya dengan wajah yang cekung karena kurangnya makan, di tempat ini, meski sedikit, anak kecil itu memperlihatkan wajah penuh harap ketika berpikir bahwa makanan akan segera datang.

Ronan mengeraskan rahangnya ketika wajahnya terdistorsi oleh kegelapan, Albert sudah benar benar gila.

Ronan menunduk dan menatap anak kecil yang mendekatinya melalui sel penjara, beberapa orang di sel lainnya menatap Ronan dengan sama harapnya.

“Nak, kamu mau keluar dari sini?“

Ronan bertanya dengan wajah selembut mungkin meski dia sedang menahan perasaan hatinya yang sakit melihat seorang anak yang kurang lebih berusia lima tahun di tempat seperti ini.

Anak itu menatapnya dengan bingung kemudian bertanya:

“Keluar? Apakah ada sesuatu yang luar biasa diluar sana?“

Pupil mata Ronan membelalak.

Ronan kemudian melirik kebelakang anak itu dan melihat seorang wanita yang terbaring tak berdaya, sekujur tubuhnya membuat bau yang sangat menyengat.

'Dia sudah meninggal… tidak mungkin.. apa anak ini..'

Ronan menatap anak itu dengan penuh kejutan, melihat ibunya yang meninggal tak berdaya, anak itu tidak memperlihatkan reaksi apapun seakan-akan.. anak itu tidak memiliki sebuah perasaan yang seharusnya diperlukan oleh seorang anak anak.

Ronan dengan pupil yang sedikit menyipit kemudian berkata:

“Nak, apakah kamu.. tidak pernah keluar?“

Anak itu menganggukkan kepalanya dengan lemah. Hal ini membuat Ronan yakin dengan asumsinya bahwa…

Anak ini.. dia lahir di tempat yang gelap ini tanpa mengetahui apapun tentang dunia luar.

Ronan berpikir butuh waktu lama baginya untuk menjadi seorang pembunuh berantai, tapi setelah semua hal yang terjadi saat ini… Ronan tidak akan menahan diri lagi.

'Albert… aku akan.. mempercepat kehancuranmu.'

Ronan bersumpah dalam hatinya, balas dendam yang sebelumnya Ronan ingin nikmati secara perlahan-lahan kini berubah menjadi sebuah balas dendam yang terburu-buru.

Ronan sekali lagi menatap anak kecil itu, kemudian Ronan tersenyum lembut saat dia mengeluarkan cokelat di sakunya dan memberi anak itu.

“Makan ini dulu oke? Aku akan segera mengeluarkan mu dari sini.“

Anak itu menerimanya dengan berbinar meski tidak mengerti apa yang Ronan katakan padanya, melihat itu Ronan tersenyum lemah.

Dia kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah sel penjara lainnya, Ronan perlu tau beberapa informasi dan apa yang terjadi ditempat ini melalui korbannya sendiri.

***

1
Jasmin Melor
Luar biasa
Bang Jack
bos kau tau cara bikin novel tentang sistem apa tidak. di kasih tanda kurung saat sistem nya bicara. Jagan di satu kan ke gitu
Phospophyllite: sistemnya ga bicara 😅 itu cuma panel statusnya
total 1 replies
Bang Jack
kebanyakan derama ini novel
Phospophyllite: dari judulnya aja udah balas dendam, ya tanpa drama, dendamnya si mc bakalan datang dari mana?

kalo ngarepin tipe alur cerita yang segalanya mudah buat MC nya lebih baik skip aja soalnya emg udah gak cocok🙏😅
total 1 replies
Tiar
ok mantap
Chairul Huda
Luar biasa
diana putri
terlalu bertele tele critanya
Rikaz Damha Kin
Luar biasa
Razali Azli
pada umur yg terlalu belia dah ada rencana jangka panjang melebihi watak² orang hebat umur 40 an. langsung gak masuk akal. macam mengada² je ciptaan watak penjahat dibalik layar
Scorpion's Caesar: lah iya, ya ini klo komen tanpa mikir.
jan diambil hati thor biarin aj
Phospophyllite: namanya juga fiksi😅 memang banyak hal yang tidak masuk akal
total 2 replies
زيتون مامة
aku heran usia 13 udah bertunangan. dab sudah ada kawan2 berusaha mencelakakan merebut kekuasaan. usia 13 itu hingusan lagi, kencing bercabang. bulu pun ngak ada. walaupun fiksi, coba buat pakai logika. kalau usia 18, aku agree
rama
lanjutkan
rama
lanjut
rama
lanjutkan
Dimas Setiawan
gaspool
Dimas Setiawan
nice
Anonymous
.
rama
lanjutkan
bima siswanto
/Smile/
Asa Yanenda
bagus
alurnya t3pat
Asa Yanenda
lanjut
Giantini
kebanyakan penjelasan jdi hbis satu bab...belom ada kemajuan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!