Balas Dendam Dengan Sistem
Dibawah hujan deras yang turun dari gelapnya langit di sore hari.
Seorang pemuda terlihat berdiri dengan mata kosong menatap ke kuburan yang berada di depannya.
'Mengapa ini terjadi?'
Dia sangat senang ketika akhirnya dia bangun dari koma, meski samar, dia bisa merasakan sedikit waktu yang berlalu ketika dia koma.
Saat dia sadar, dia mengharapkan untuk segera bertemu dengan kedua orang tuanya dan adik perempuan nya.
Adapun sahabat dan kekasihnya.
Tapi semuanya telah hancur saat dia kembali sadar.
Kecelakaannya saat berusia 13 tahun sebenarnya dilakukan secara sengaja oleh sahabatnya yang menginginkan kekuasaannya.
Kedua orang tuanya juga dijebak dan berakhir mati meninggalkan adik perempuannya sendirian yang kini hanya bekerja sebagai seorang pelayan di sebuah kafe pinggir jalan.
Kekasihnya juga meninggalkannya dan memutuskan untuk bersama dengan sahabat yang paling dia percayai.
“Kakak..! Maaf! Maaf! Maafkan aku! Andai saja aku lebih baik dalam menangani bisnis ayah dan ibu! Aku pasti tidak akan membiarkannya jatuh di tangan mereka!“
Di sampingnya, adiknya menangis dengan keras, mengusap air matanya yang tidak henti hentinya turun.
Adiknya sebagai orang terakhir yang sadar dan waras di keluarga nya telah bekerja keras untuk mempertahankan bisnis keluarga nya meski dia masih dibawah umur.
Namun, karena dia yang koma di rumah sakit, sahabatnya menggunakannya sebagai sandera dan akhirnya adiknya menyerahkan bisnis keluarga nya dengan imbalan dia akan tetap hidup.
Bagaimana bisa adiknya mengatakan bahwa ini salahnya?
Semuanya adalah salahnya.
Dia telah menjadi beban bagi adiknya.
Adiknya masih berusia 16 tahun, usia dimana dia harusnya hidup bahagia dengan temannya tanpa harus memikirkan keuangan.
Ronan menatap adiknya yang tidak henti hentinya menangis itu, kemudian dengan diam diam membawanya kepelukannya.
“Jangan menangis Riana… aku pasti akan memberi mereka perhitungan atas semua hal ini”
Tidak ada emosi di wajah Ronan, namun di lubuk hatinya, dia penuh dengan amarah dan kesedihan.
'jangan berpikir untuk kabur lagi, aku pasti akan mencari kalian hingga di ujung dunia sekalipun'
Setelah itu, suara petir yang memekakkan telinga muncul dan menyambar suatu daerah. Ronan mengabaikannya dan hanya mendengarkan suara adiknya yang menangis dengan penuh kesedihan.
Dia kemudian membelai rambutnya.
“Jangan menangis, semuanya akan baik baik saja sekarang”
Tatapan Ronan menatap kedepan, dia menatap sebuah panel merah gelap transparan tanpa adanya emosi sedikitpun.
Panel itu memperlihatkan:
Nama: Ronan Adgar
Usia: 18 Tahun
Keterampilan: Tidak Ada
Misi Terselesaikan: 0
***
Keesokan harinya.
Ronan terbangun dari tidurnya, dia saat ini berada di sebuah apartemen sempit yang hanya memiliki satu kamar tidur, satu kamar mandi dan satu dapur yang menyatu dengan ruang tamu.
Ronan melirik ke sampingnya, adiknya sudah tidak terlihat, padahal Ronan yakin dia tidur satu kasur dengan adiknya.
Ronan bangun kemudian dia segera keluar menuju ke ruang tamu, di atas meja terdapat makanan dengan secarik kertas yang tertindis oleh sebuah piring.
Ronan mengabaikan makanan itu kemudian mengambil secarik kertas yang tertindis oleh sebuah piring itu.
-Kakak! Aku akan pergi sekolah, ah ya kamu juga harus sekolah jika tubuhmu sudah baik baik saja, omong omong aku akan pulang terlambat oke? Aku sudah menyiapkan kakak makanan diatas meja jadi uh.. selamat makan!
Itu adalah pesan yang jelas dari Riana.
Ronan kemudian melirik makanan yang dibuat oleh adiknya, sangat sederhana dan murah berbeda dibandingkan balik kehidupannya yang dulu penuh dengan keistimewaan.
“Pulang terlambat ya..?“
Ronan menyipitkan matanya dengan sedih, dia sudah bisa menebak bahwa adiknya terlambat pulang dikarenakan adiknya bekerja di sebuah kafe di pinggir jalan sebagai seorang pelayan.
Dia benar benar kakak yang buruk.
Ronan melirik ke sampingnya, panel sistem masih mengambang disampingnya, namun kali ini memiliki informasi yang berbeda dengan kemarin yang dia lihat.
Misi: Tubuh Host Terlalu Lemah Setelah Kembali Dari Koma, Karena Itu Ayo Perbaiki Tubuh Host!
Detail Misi: Lakukan 10x Push Up, 10x Pull Up Dan Pergilah Lari Santai Sejauh 10 Kilometer.
Sistem ini adalah sesuatu yang Ronan terima ketika dia menghadapi kenyataan pahit tentang kehidupannya setelah sadar dari koma.
Awalnya dia merasa bahwa apa yang dia lihat mungkin saja hanyalah sebuah halusinasi semata-mata.
Tapi, setelah dia merasa sangat menderita karena kenyataan pahit yang datang satu demi satu lainnya, dia kini tidak bisa memikirkan apapun lagi kecuali balas dendam dan merawat adiknya.
Maka dari itu, dia memutuskan untuk mempercayai apa yang dia lihat.
“Olahraga ya..?“
Ronan melirik tubuhnya sendiri, sekarang dia benar benar kurus dan kekurangan gizi. Nah apalagi yang diharapkan dari seorang yang telah koma selama 5 tahun?.
Demi balas dendam Ronan akan melakukan apa saja yang dibutuhkan, fisik yang bagus diperlukan dalam prosesnya jadi Ronan dengan senang hati menerima misi yang sistem berikan padanya.
Ronan kemudian mulai melakukan push up, dia menurunkan tubuhnya yang terasa sangat berat dan menahannya agar tidak berbenturan di lantai, dia kemudian menaikkan tubuhnya lagi dan terus melakukan hal yang sama berulang kali.
“Heugk..! Hufhh…!“
Meski hanya sesaat, Ronan merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Tubuhnya sudah berdiam tempat tanpa bergerak sedikitpun selama lima tahun dirumah sakit.
Wajar jika tubuhnya sangat lemah saat ini.
Ronan tidak berkecil hati, dia terus melakukan push up hingga sepuluh kali dan setelah itu, akhirnya berhasil menyelesaikan yang pertama.
Dia berbaring di lantai dengan dada yang naik turun karena kelelahan, tidak ada keringat diwajahnya karena dia melakukan push up sepuluh kali saja.
Setelah itu, Ronan kemudian melakukan pull up sepuluh kali, sama seperti sebelumnya, Ronan merasa sangat kesusahan.
Lengannya terasa sangat sakit.
Sekarang hanya menyisakan lari sejauh 10 kilometer yang mungkin dapat dia lakukan selama dua jam kurang lebih.
Itu waktu yang lama tapi apa boleh buat?
“Nah, ayo berangkat”
Ronan keluar dari apartemen sempit itu, segera terik panas matahari mencapai seluruh tubuhnya, memberikan rasa panas yang menyengat kulit.
Mengabaikan hal itu, Ronan segera menuju ke taman sembari berlari santai.
Dia berlari selama sepuluh menit dan segera keringatnya akhirnya bercucuran, seperti yang seharusnya, dia saat ini sudah sangat lelah.
Tapi Ronan tidak berhenti, dia terus berlari dan berlari hingga mencapai taman yang membutuhkan waktu dua puluh menit.
Di taman itu terdapat beberapa orang yang juga sedang berlari santai.
“Tempat ini masih sama seperti sebelumnya…”
Sebelumnya, Ronan selalu datang ke tempat ini untuk bermain ketika dia masih berusia sepuluh tahun.
Dan selama waktu itu, Ronan menyadari tidak banyak hal yang berubah ditaman ini, malahan taman itu semakin membaik saat ini.
Ronan merasakan perasaan nostalgia. Dia diam sejenak, kemudian segera melanjutkan untuk berlari.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
BCDs
Ha? 13 tahun? Masih bocil… SMP kali ya
2024-09-29
0
زيتون مامة
aku heran usia 13 udah bertunangan. dab sudah ada kawan2 berusaha mencelakakan merebut kekuasaan. usia 13 itu hingusan lagi, kencing bercabang. bulu pun ngak ada. walaupun fiksi, coba buat pakai logika. kalau usia 18, aku agree
2024-07-08
0
Anonymous
.
2024-07-05
0