NovelToon NovelToon
My Little Happiness

My Little Happiness

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Dokter Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Akhirnya Jinan dan Cindy sampai di tempat tujuan setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh sampai Cindy tertidur selama perjalanan, sesampainya disana Cindy terbangun dari tidurnya dan kebingungan karena dia dibawa Jinan menuju ke pemakaman papahnya yang sudah meninggal cukup lama.

Melihat Cindy kebingungan Jinan memberanikan diri untuk mengelus kepala Cindy. "Kamu kenapa kok bingung gitu?"

"Aku bawa kamu ke tempat yang pengin kamu kunjungi" ucap Jinan melihat Cindy

"Kenapa ke pemakaman?" Tanya Cindy yang masih menengok ke kanan dan kiri

"Kamu lupa ini pemakaman siapa?" Tanya Jinan yang memberanikan dirinya mengelus kepala Cindy

"Pemakaman papah aku" ucap Cindy yang sekarang menatap Jinan

"Iya benar saya bawa kamu kesini biar kamu bisa jenguk papah kamu" Jinan melepaskan elusannya dan menatap ke depan

"Tapi pak..."

"Udah yuk turun udah mulai panas nih" ucap Jinan memotong ucapan Cindy dan langsung membuka pintu mobilnya

"I...iya pak" Cindy menganggukkan kepalanya

Jinan dan Cindy turun dari mobilnya, Kemudian Cindy berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Jinan dari belakang karena Jinan membeli bunga untuk ditaburkan di makam papahnya Cindy.

"Assalamu'alaikum pah Cindy pulang" salam Cindy

Cindy duduk di sebelah nisan papahnya dan mengelusnya yang sudah dia rindukan, kemudian mereka berdua berdoa untuk papahnya Cindy. Setelah berdoa Jinan duduk namun di depan makam dan menghadap ke nisan papahnya Cindy.

"Assalamu'alaikum om saya Jinan atasan Cindy dan juga pacarnya Cindy" ucap Jinan yang diikuti oleh senyuman setelah mengucapkan itu

Mendengar itu Cindy kaget dan langsung menghadap Jinan yang masih menatap nisan papahnya Cindy.

"Terimakasih ya om sudah menghadirkan Cindy untuk saya, semoga anda bisa beristirahat dengan tenang" ucap Jinan melanjutkan ucapannya

"Maksudnya bapak apa?" Tanya Cindy yang bingung dengan ucapan Jinan sebelumnya

Jinan menghembuskan nafasnya dan memegang tangan Cindy. "Aku mau jujur sama kamu"

"Kamu masih inget sama temen kamu yang gendut?" Lanjut Jinan bertanya pada Cindy

"I...iya pak" Cindy menganggukkan kepalanya dengan gugup

"Itu saya, aku temen kamu yang dulu selalu main sama kamu" ucap Jinan dan kemudian tersenyum manis pada Cindy

Cindy langsung melepaskan genggamannya dan menutup mulutnya karena kaget ternyata selama ini orang yang dia cari dan menyebabkan dia pulang ke Indonesia sekarang ada dihadapannya dan juga sudah dia jumpai di bandara sebelumnya.

"Itulah kenapa pada saat kita di bawah pohon itu, saya memeluk kamu karena saya menunggu kamu sampai kita ketemu lagi" ucap Jinan sambil mengelus kepala Cindy

"Jadi..."

"Iya saya temen gendut kamu" Jinan membenarkan dirinya adalah teman Cindy yang dulu gendut

Tanpa sengaja Cindy mengeluarkan air matanya entah mengapa, namun dia sekarang tahu siapa Jinan sekarang yaitu temannya dulu. Kemudian Cindy langsung memeluk Jinan dan akhirnya tangisan Cindy pecah di pelukan Jinan.

"Udah ya cin jangan nangis nanti om marah-marah sama aku" ucap Jinan mengelus punggung Cindy agar menenangkannya

"Kenapa kamu ngga bilang kalo kamu itu si gendut?" Tanya Cindy yang masih menangis

"Sebenarnya aku mau bilang tapi liat reaksinya kamu pas kita pertama ketemu takut kamu ngga percaya" ucap Jinan yang sekarang melepaskan pelukannya karena tidak tega melihat wanita yang ditunggunya menangis

"Tapi kan seenggaknya bilang" ucap Cindy sambil memanyunkan bibirnya

"Iya cin maaf ya aku ngga bilang kamu" Jinan mengelus kepala Cindy dan tersenyum padanya

"Akhirnya kita ketemu lagi" ucap Cindy memeluk Jinan lagi

"Iya cin aku udah nunggu kamu lama" Jinan mengecup kepala Cindy dan mengelusnya

"Aku baru tau kalo kamu kurus itu ganteng" akhirnya Cindy melepaskan pelukannya dan melihat Jinan sekarang

"Cieee baru tau nih" canda Jinan

"Apaan sih ngga lucu, udah ah ngga sopan di makam papah kayak gini" Cindy membenarkan posisinya dan kembali menghadap nisan papahnya

"Ya udah nih aku beli kembang tadi" Jinan memberikan sebungkus bunga untuk ditaburkan

"Ohh iya makasih ya" Cindy menerima bungkusan itu

"Pah ternyata Jinan temen aku yang dulu pernah cerita sama papah, kalo papah masih disini pasti suka sama Jinan" batin Cindy sambil menaburkan bunga di makam papahnya

"Semoga papah tenang yah disana Cindy sama mamah selalu doain papah, Cindy pamit dulu yah assalamu'alaikum" pamit Cindy

"Om saya permisi dulu yah assalamu'alaikum" pamit Jinan juga

Mereka berdua pergi meninggalkan makam papahnya Cindy dan kembali ke mobil Jinan karena memang mereka belum sempat istirahat dan langsung menuju ke tempat makan papahnya Cindy.

"Jadi..." Ucap Cindy yang sudah duduk di mobil

"Jadi?" Tanya Jinan yang baru masuk dalam mobil

"Iya jadi kamu ngapain ajak aku kesini dan kenapa kamu tau?" Tanya Cindy tentang kenapa dirinya dibawa kesana

"Dulu pas kamu ngga masuk aku bingung tumben kamu ngga masuk karena urusan keluarga, biasanya kamu ngga masuk gara-gara sakit jadi aku tanya-tanya sama anak-anak lain ternyata papah kamu meninggal dan aku cari tau alamat rumah kamu dan ternyata kamu pulang kampung ke sini jadi ya aku terpaksa ke kamu biar aku tau masalahnya kamu" Jinan menjelaskan kenapa dirinya tau

"Segitunya banget kamu nan" ucap Cindy yang malu-malu setelah mendengar penjelasan Jinan

"Iya dong kan aku pacar kamu" ucap Jinan sambil mencubit pipi Cindy

"Pacar?" Tanya Cindy setelah mendengar kata 'pacar'

"Kamu mau ngga jadi pacar aku?" Tanya Jinan yang sekarang serius

"Hmmm gimana yah" Cindy berpura-pura berpikir

"Gpp kok Cindy yang penting aku udah ungkapin perasaannya aku sama udah ketemu kamu lagi" ucap Jinan yang sekarang menghadap ke depan dan menghembuskan nafas beratnya

"Apaan sih kamu nan, sebenarnya aku pulang ke Indonesia mau ketemu sama temen kecilnya aku yang ngegemesin sama ngeselin" ucap Cindy yang sekarang mencubit pipi Jinan yang sekarang menjadi kekasihnya

"Jadi?" Tanya Jinan yang melihat begitu senang

"Menurut kamu?" Cindy menaikan salah satu alisnya

Jinan langsung mengecup kening Cindy yang memang dia ingin lakukan sedari tadi namun takut Cindy menjadi ilfil padanya.

"Alhamdulillah kamu pulang cin" ucap Jinan menatap mata Cindy

"Iya nan" balas Cindy menatap mata Jinan

"Mumpung kita di kampung kamu, kita nginep disini ya" inisiatif Jinan

"Hahh nginep?" Cindy yang kaget dengan ucapan Jinan

"Iya cin aku juga penasaran disini ada apa aja, gpp kan?"

"Aku sih gpp tapi kerjaan kamu?"

"Kan aku cuti jadi ngga masalah, ya udah kita ke rumah kamu ya" ucap Jinan sambil menoel hidung Cindy

"Ehh jangan nan" tolak Cindy

"Kenapa hm?" Ucap Jinan sambil mendekati wajahnya

"Gpp nan pokoknya jangan" Cindy berusaha menjauhkan wajahnya agar tidak mendekati wajah Jinan

"Lah bukannya seneng kalo pulang ke kampung malah ini ngga boleh" ucap Jinan yang ngga habis pikir

"Pokoknya jangan" Cindy masih menolak

"Udah nurut aja kalo ada apa-apa bilang" Jinan yang bersikukuh

"I...iya nan" akhirnya Cindy mengalah

"Aaduhhh kenapa kenapa pulang sih pasti mamah marah-marah" batin Cindy yang takut ketahuan oleh ibunya

"Kenapa cin?" Tanya Jinan melihat wajah Cindy seperti ketakutan

"Ehh gpp kok nan aku kira udah jalan" ucap Cindy sambil membenarkan duduknya

"Belum kok, aku bingung mau makan apa" ucap Jinan sambil berpikir

"Ya udah aku tunjukin makanan yang enak disini sekalian kamu nyoba mau ngga?" usul Cindy

"Wih seru tuh ok kita berangkat" Jinan langsung menganggukkan kepalanya dan menyalakan mobilnya

Akhirnya Jinan dan Cindy meninggalkan area pemakaman papahnya Cindy dan menuju ke tempat makan yang biasa Cindy makan bersama keluarganya terutama bersama papahnya dulu.

*

Sesampainya disana, Jinan bingung karena tempatnya tergolong biasa saja dan juga banyak orang. Dipikiran Jinan, Cindy membawa dirinya ke restoran atau kemana gitu yang berkelas ternyata memang Cindy orangnya sederhana.

"Cin" tanya Jinan yang sekarang bingung kenapa Cindy membawanya kesana

"Iya kenapa?" Tanya Cindy yang sudah melepaskan sabuk pengamannya

"Kamu serius ngajak aku kesini?" Tanya Jinan melihat rumah makan itu

"Iya lah dulu pas lagi libur papah suka ngajak aku kesini kalo mamah lagi kerja atau lembur" ucap Cindy juga melihat rumah makan itu

"Ohh gitu, aku pikir kamu ajak aku kemana gitu ternyata kesini" ucap Jinan sekarang menatap Cindy

"Kenapa kamu ngga suka yah?" Tanya Cindy yang juga sekarang menatap Jinan

"Suka kok aku juga penasaran"

"Ya udah kalo gitu yuk masuk kalo ngga biasanya udah habis jam segini"

"Iya cin"

Mereka keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah makan itu dan memesan makanan mereka. Di dalam Cindy memanggil pemilik rumah makan itu karena Cindy sudah kenal dengannya.

"Assalamu'alaikum pak" salam Cindy

"Walaikumsalam, ya Allah dek Cindy apa kabar baru keliatan" jawab pemilik rumah makan itu

"Hehehe iya pak udah lama yah"

"Iya dek, ehh siapa ini" ucap rumah makan itu sambil melirik ke arah Jinan

"Ini..."

"Saya Jinan, pacarnya pak" jawab Jinan sebelum Cindy menjawab pertanyaan itu

"Ya Allah dek udah lama ngga pulang, sekali bilang langsung bawa calon"

"Ahh bapak bisa aja, saya pesen biasa ya pak"

"Ok siap kalo masnya?"

"Saya ngikut aja"

"Ehh jangan gitu nan, pak pesen satu-satu aja biar dia tau enaknya makanan khas kita" ucap Cindy meminta dibuatkan satu-persatu menu khas di rumah makan itu

"Waduhh ok siap ditunggu yah"

"Iya pak kalo gitu saya duduk dulu ya"

"Iya dek"

Mereka berdua mencari tempat duduk dan ternyata Cindy memilih tempat duduk yang dirinya dan papahnya biasa duduk disana. Biasanya Cindy duduk di dekat jendela karena dia bisa melihat pemandangan persawahan dibalik jendela rumah makan itu

"Jadi?" Tanya Jinan

"Iya emang dia udah kenal sama keluarga aku, soalnya kita udah langganan sama dia sejak aku kecil" jawab Cindy kenapa pemilik rumah makan tadi kenal dengan Cindy

"Ohh gitu pantesan bisa kenal gitu" Jinan menganggukkan kepalanya

"Ya gitu lah, tapi aku kangen deh sama suasananya kalo aja papah disini pasti seru" Cindy kembali menghadap ke jendela

"Cin" panggil Jinan

"Hmm"

"Ijinkan aku ganti peran papah kamu yang selalu nemenin kamu, boleh?" Tanya Jinan sambil memegang tangan Cindy

"Hmmm" Cindy kembali berpura-pura berpikir

"Kalo boleh benefitnya ke aku apa?" Lanjut Cindy bertanya

Jinan tidak langsung menjawab namun dia mengecup kening Cindy lagi namun cukup lama dan itu membuat dia membeku dan memegang kening bekas kecupan Jinan setelah Jinan melepaskan kecupannya.

"Kamu boleh minta apa aja insyaallah aku lakukan demi kamu" ucap Jinan sambil tersenyum manis pada Cindy

"I...iya nan" Cindy menganggukkan kepalanya

Beberapa menit kemudian pemilik rumah makan itu membawakan beberapa makanan yang membuatnya harus memanggil orang lagi untuk membawakannya

"Silakan dek Cindy nak Jinan" ucap pemilik rumah makan itu sambil menaruhkan pesanan Cindy dan Jinan

"Waduh banyak banget Cin" ucap Jinan yang kaget melihat pesanan Cindy

"Gpp nan sekalian kamu nyobain makanan khas daerah sini" ucap Cindy

"Boleh deh gpp mumpung aku juga tadi sarapan sedikit" ucap Jinan mengambil alat makan

"Loh kok" kaget Cindy mendengar ucapan Jinan tadi

"Hehehe sengaja aku sarapan sedikit biar makan siang makannya banyak" ucap Jinan mengelus tengkuknya

"Katanya sarapan ngga boleh ketinggalan tapi ini malah makannya sedikit" cibir Cindy tentang nasihat Jinan padanya tentang sarapan

"Kan judulnya sarapan bukan makan yang banyak jadi gpp dong" ucap Jinan yang memang benar adanya, dia ucap pentingnya sarapan bukan pentingnya makan banyak pada pagi hari

"Iya deh terserah kamu" ucap Cindy yang tidak ingin berdebat dengan Jinan

"Hehehe ya udah yuk makan nanti dingin ngga enak" ajak Jinan yang memang sudah tidak sabar

Akhirnya mereka berdua menikmati makan siang mereka dan Cindy sambil mengenang kenangan kebersamaannya dengan papahnya setelah melihat Jinan. Dan kalo dipikir-pikir Jinan sedikit mirip dengan papahnya dulu yang suka jail namun tetap tegas dengannya.

***

Alhamdulillah akhirnya part Cinan lagi, gimana nih yang kemaren minta part Cinan lagi hehehe. Maaf ya kemaren lagi pengin nulis bagian Anin akhirnya author tau siapa yang pas buat pasangan Anin dan yah lumayan...

Semoga kalian suka part kali ini, dan update selanjutnya author pindah ke cerita yang lain karena author mau jadwal seminggu fokus ke cerita yang lagi ada inspirasi dan yang lain menyusul...

Author baru dapet kabar Ara di suspensi yah sama JOT. Dari pandangan author sebenarnya jangan dibesar-besarkan seperti itu apalagi bikin cocokologi ngga jelas, sebenarnya kalian hanya lapor pada JOT dan biarkan pihaknya yang melakukan jangan kita menghujat dan menghina Ara dan si cowo yang di foto itu. Pada hal author seneng loh liat Ara pas showroom di ultahnya ehh sekarang dia kena suspensi...

Semoga aja Ara bisa belajar dari kesalahannya dan lebih menjaga statusnya sebagai idol agar dirinya juga tidak terkena mentalnya. Dan untuk penggemarnya ayoo lah bersikap dewasa dengan melaporkan ke jot aja itu sudah cukup dan juga jangan menghujat apalagi menghina, pada saat Ara ulang tahun pada bilang support, semangat, dll tapi sekarang ada yang menghinalah, menghujat lah, dan yang lebih parah ada yang mendoakan dia cepat lulus dari JKT48 kan mau berkata kasar tapi cerita author ini PG-13...

Inget lebih baik diam kalau tidak tau masalahnya dan lebih berbicara kalau memang berhak untuk berbicara...

Sekian dari author semoga menghibur yah, jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...

Thanks for reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!