NovelToon NovelToon
Derita Wanita Malam

Derita Wanita Malam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / duniahiburan
Popularitas:122.2k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Menjadi sebatang kara membuat Celina terpaksa menjual diri demi kelangsungan hidupnya. Walaupun seringkali disiksa pelanggan, dia tetap bertahan karena hanya itulah satu-satunya pekerjaan yang dikuasainya.

Perkenalannya dengan Yusuf memberi warna baru dalam hidup Celine. Lelaki itu selalu mengobatinya ketika ia dilukai oleh pelanggan.

Benih cinta pun mulai mekar dalam hati keduanya. Namun, rasa rendah diri dan kotor membuat Celina terpaksa menolak cinta Yusuf.

Akankah kebahagiaan yang telah dilepaskan kembali menjadi miliknya, sedangkan sang pujaan hati telah dimiliki orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Delapan

"Celina, jawab pertanyaanku. Apa benar kamu mau pergi dariku?" Yusuf mengulangi pertanyaannya.

"Aku tak tega menyakiti hati Mbak Dira," jawab Celina pelan.

"Tapi kamu tega menyakiti hatiku dan calon bayi kita?" tanya Yusuf.

Yusuf yakin benar kalau anak yang Celina kandung adalah darah dagingnya. Dia tak mau berpisah dengan anaknya. Apa pun akan dia lakukan jika ada yang mau memisahkan.

"Bukan begitu maksudku, Yusuf. Aku hanya tak ingin menyakiti hati orang yang telah melakukan kebaikan denganku. Rasanya aku seperti orang yang tak tau diri," ucap Celina.

"Apa aku pernah melakukan kesalahan denganmu sehingga kau tega menyakiti aku. Kau juga ingin membawa kabur darah dagingku. Kejam rasanya Celina, memisahkan ayah dan anak," ujar Yusuf.

"Maafkan, aku ...." Hanya itu kata yang keluar dari bibir mungilnya.

Bu bidan tampak menarik napas. Matanya menerawang entah kemana. Mungkin ada yang sedang dia pikirkan. Wanita itu kadang mengerutkan dahinya. Memikirkan apa kata yang tepat untuk bicara.

"Celina, apa kamu keberatan jadi yang kedua untuk sementara waktu. Biarkan Yusuf menyelesaikan hubungannya dengan Dira. Jika langsung memutuskan berpisah, pasti akan ada kecurigaan padanya," ucap Bu Bidan dengan hati-hati.

Bu Bidan takut ucapannya tidak disetujui Celina mau pun Yusuf. Dia hanya mencoba mencari jalan terbaik di antara yang terburuk. Memang akan ada kebohongan-kebohongan nantinya. Namun, dengan tetap bertahan beberapa saat lagi.

"Aku tetap akan menikahi kamu hari ini. Seperti janjiku kemarin. Mengenai Dira dan ibu, itu menjadi urusanku. Sebaiknya kita pergi dari sini sekarang juga sebelum ada yang melihat, dan mengatakan pada Dira .

"Semua pakaianku telah ada di koper. Aku hanya membawa baju yang layak saja. Baju-baju kurang bahan aku tinggalkan saja," jawab Celina.

"Kalau begitu mari kita pergi!" seru Yusuf.

Kedua lalu pamit dengan Bu Bidan. Air mata Celina maupun wanita itu tak bisa di bendung saat keduanya berpelukan.

"Terima kasih atas semua kebaikan yang ibu berikan selama ini. Aku tak tau harus membalasnya dengan apa. Kebaikan Ibu padaku tak bisa dinilai dengan uang berapa pun. Hanya Tuhan saja yang bisa membalasnya. Doaku, semoga Ibu selalu dalam lindungan Tuhan," ucap Celina dengan terbata.

"Ibu bahagia pernah mengenal kamu. Kamu itu sudah Ibu anggap seperti adik sendiri. Semoga kebahagiaan akan datang untukmu. Jangan pernah lagi bersedih," balas Bu Bidan.

"Bu, sekali lagi terima kasih banyak karena telah membantuku. Bantuan dan dukungan Ibu sangat membantuku melewati semua ini. Aku bahagia karena dipertemukan dengan orang baik seperti Ibu. Kamu adalah berkah dalam hidupku. Aku bisa melewati rintangan ini karena Ibu yang telah membantuku. Aku berjanji akan membalasnya suatu hari nanti."

Lama mereka berdua saling berpelukan. Bu Bidan sepertinya agak berat melepaskan kepergian Celina. Namun, dia sadar, semua ini demi kebaikan wanita itu.

Celina dan Bu Bidan berjanji akan bertemu dan saling memberikan kabar. Yusuf janji akan memberikan ponsel dan nomor baru untuk kekasihnya agar bisa saling berkirim kabar dengan Bu Bidan.

Yusuf membawa Celina ke suatu tempat. Di sana mereka menikah siri. Setelah itu dia langsung membawa ke suatu rumah. Pria itu meminta salah satu bawahannya untuk mencari tempat tinggal sementara itu. Rumah sewa yang telah dilengkapi dengan perabot yang lengkap.

Mereka tinggal di pinggiran kota. Sedikit menjauh dari desa tempat tinggal Dira agar wanita itu tak mengetahui keberadaan Celina.

Setelah memastikan Celina aman, Yusuf kembali bekerja ke kota dan berjanji akan pulang di akhir pekan.

**

Tak terasa telah satu minggu mereka menjadi sepasang suami istri. Seperti janjinya, Yusuf pulang di akhir pekan ini.

Hari ini matahari masih bersinar dengan terangnya, ketika Celina membuka mata dengan perlahan. Ia merasakan kehangatan yang menyelimuti tubuhnya dan kembali teringat bahwa ia tidak lagi sendiri. Celina melihat sekeliling kamarnya yang berwarna cream, dengan hiasan-hiasan yang ia letakkan dengan penuh cinta.

"Selamat pagi, Suamiku," gumam Celina sembari tersenyum dan memeluk bantal di sampingnya. Dia belum menyadari jika Yusuf tidak ada di sampingnya. Hanya bantal guling yang menemani.

Yusuf saat ini sudah berada di dapur mempersiapkan sarapan untuk keduanya. Ia telah bangun lebih pagi daripada biasanya, ingin memberikan kejutan kepada Celina di hari pertama mereka sebagai suami istri.

Setelah sarapan selesai di masak, Yusuf masuk ke kamar untuk membangunkan sang istri.

"Selamat pagi, Sayangku. Sudah bangun?" tanya Yusuf dengan suara lembut, namun jelas terdengar dengan senyumannya yang menawan.

Celina segera merapikan rambutnya yang kusut dan menjawab dengan gembira, "Ya, aku bangun. Aku tak sabar untuk melihat apa yang kamu sediakan di dapur."

Dia bangun dan langsung menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Celina berjalan cepat ke arah dapur yang terletak di samping kamarnya dan tersenyum melihat pemandangan yang ada di sana.

"Kamu sungguh luar biasa, Yusuf!" serunya sambil melihat makanan yang sudah tersaji di meja makan. "Ini semuanya favoritku!"

Yusuf tersenyum puas melihat reaksi gembira Celina. "Ini untukmu, Sayang. Aku ingin memulai hari ini dengan memberikan yang terbaik untukmu."

Setelah mereka duduk di meja makan, makanan lezat yang disajikan Yusuf mulai mereka santap. Di antara suapan makanan mereka, mereka saling bercerita dan tertawa. Keseruan mereka menciptakan semangat dan kehangatan di pagi hari yang masih sepi ini.

"Sudah lama aku tidak merasakan ketentraman seperti ini," ujar Celina dengan tulus.

Yusuf tersenyum dan memegang tangan Celina dengan lembut. "Aku beruntung memiliki kamu, Celina. Dan aku berjanji untuk selalu memberikanmu kebahagiaan setiap hari."

Celina tersenyum bahagia mendengar janji tersebut. Ia benar-benar merasa bahwa ia telah menemukan pasangan hidup yang sempurna. Momen tersebut membuktikan pada Celina bahwa hari pertama mereka sebagai suami istri bukanlah suatu kebetulan belaka, melainkan awal dari keseruan dan kehangatan yang akan mereka jalani bersama.

"Celina, bagaimana kalau kita menjelajahi desa hari ini? Kita bisa mengunjungi tempat-tempat menarik yang ada di desa ini," usul Yusuf sambil menggenggam erat tangan Celina.

Celina pun tersenyum dan setuju dengan ide tersebut. "Aku sangat senang dengan ide itu, Yusuf! Mari kita pergi bersenang-senang hari ini."

Mereka berdua pun bergegas menuju kendaraan dan meluncur ke arah tempat hiburan. Mereka menikmati hari itu dengan jalan-jalan, berbelanja, dan mencicipi makanan jalanan yang terkenal di desa tersebut. Mereka tertawa, bercanda, dan semakin jatuh cinta satu sama lain dengan setiap momen yang mereka lewati.

Pada sore hari, mereka duduk di sebuah taman sambil menikmati keindahan matahari terbenam. Celina memeluk erat lengan Yusuf dan berkata dengan penuh cinta, "Terima kasih sudah membuat hari ini begitu indah, Yusuf. Kamu seperti keajaiban dalam hidupku. Kehadiran kamu memberikan banyak warna dalam hidupku."

Yusuf tersenyum dan mencium kening Celina dengan lembut. "Aku juga merasa beruntung memilikimu, Celina. Aku tidak sabar ingin menjalani hidup ini bersamamu hingga kita menua."

Sementara itu di kediamannya, Dira mencoba menghubungi Yusuf berulang kali. Dari kemarin ponselnya tidak aktif. Dia menjadi kuatir, karena seharusnya sang suami telah pulang sejak malam kemarin.

1
Iis Amoorea
semangat....
Ila Lee
cinta celina sama Yusuf sampai ke mati
Nur Adam
smgt untuk keya mu thoor
⸙ᵍᵏNavi༄༅⃟𝐐
akhir cerita yg sungguh sad bgt🥲
Yunia Afida
ucapan adalah doa, inilah ucapan bu fatima terkabul, cinta celina dan yusuf berpisah dengan maut
Yunia Afida
yang sabarya yusuf😭😭😭😭😭😭😭😭
Yunia Afida
pelacurnya dihapus mama, g tega aku
Yunia Afida
ikut nangis ini😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭, mama jual bawang banyak
Yunia Afida
innalillahi wainnailaihi rojiun, celina baru merasakan kebahagiaan tapi sekarang sudah dipanggil Alloh
Yunia Afida
langsung adem hati celina
Dwi MaRITA
damai sll.... dira pun jg jd wanita hebat, mau nggendong bayiik rivalnya dg ikhlas... no drama²... 👏👍
ovi
sedih
Siti Zuriah
😭😭😭
Siti Zuriah
😭😭😭
Wicih Rasmita
nyesek banget Mak😭😭😭
Eva Karmita
Mak otor hebat sudah buat para pembacanya nangis berjamaah 😭😭😭😭 nyesek rasanya 💔 setiap pertemuan pasti ada perpisahan.., setiap kejadian pasti hikmahnya jadi Yusuf harus kuat demi buah hati walaupun berat tapi harus di jalani jadilah ayah sekaligus ibu untuk anakmu Suf fokus bahagiakan anakmu ❤️🥺
Eka ELissa
dari awal smpe Ahir air mata ku Brebes Mili.....Mak ..😭😭😭😭😭
Eka ELissa
astaga nangis aku mak/Cry//Cry//Cry//Cry//Cry//Cry//Cry/
Ida Nur Hidayati
kenaoa harus calina yang pergi, yang tabah Yusuf putrimu selalu bersamamu.
Ervina Ard
Kita liat nih (next di novel ttg anak Yusuf & Celina) , apakah akan spt std novel2 lain yg pasaran, Yusuf & Dira kembali bersama spt permintaan Fatimah pd Dira (bab 44) & Yusuf akan memakai alasan anak yg butuh ibu & Dira bersedia jd ibu sambung. Kl spt itu, maaf bngt, 'penderitaan' Celina jd tdk ada 'valuenya' di novel ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!