NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13th : Warning!

Di taman belakang sebuah rumah tepatnya berada di dekat kolam renang, Alya tengah duduk sendirian di bangku taman. Alya memperhatikan sekelilingnya. Alya memincingkan matanya saat siluet beberapa orang berada diatas pohon yang berbeda tengah mengintai rumahnya. Alya mengerutkan dahinya saat menyadari satu hal.

Apa mereka akan menyerang rumah ini?

Tiba - tiba terdengar sebuah suara memanggil namanya hingga pikirannya terbuyar. Alya berbalik menghadap sang pemilik suara.

"Alya?!" panggil Audrey sembari berjalan menghampirinya. Alya membelalakkan matanya saat langkah Audrey semakin dekat. Alya hanya menggeleng samar lalu beranjak dari tempatnya dan memegang tangan sang adik.

"Alya?! Ada apa? Kenapa kau terlihat gusar seperti itu?" ceplos Audrey dengan dahi yang mengkerut.

"Tidak ada.. Kau ingin bicara apa? Sebaiknya kita bicara di dalam saja!" ujar Alya berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.

"Aku ingin kita bicara disini saja! Memangnya kenapa? Cuaca kan sedang cerah, jadi menurutku tidak ada alasan untuk kembali ke dalam.." tukas Audrey lalu menarik Alya perlahan dan mendaratkan bokongnya di bangku taman.

"Audrey?! Kita ke dalam saja, aku ingin menonton televisi" bohong Alya berusaha membujuk sang adik.

"Televisi? Sejak kapan kau tertarik menonton televisi?" sela Audrey membuat Alya menggigit pipi bagian dalamnya menyadari kebodohannya.

"Entahlah.. Tiba - tiba aku ingin menonton televisi" sergah Alya cepat.

"Tidak.. Tidak... Aku ingin disini saja!"

"Audrey--"

"Alya?! Please!"

Melihat wajah memelas sang adik membuatnya tak tega jika harus memaksanya masuk. Tetapi di lain sisi, Alya mengkhawatirkan sesuatu yabg sejak tadi mengganggu pikirannya. Alya kembali mengedarkan pandangannya sekedar melihat orang - orang yang mengintai rumahnya beberapa saat lalu. Namun, Alya menemukan satu pun di tempat mereka sebelumnya.

Dimana mereka?

Dorr... Dorr... Dorr...

"ALYA?!" teriak Audrey sembari menutup telinga dengan kedua tangannya dan memejamkan matanya erat saat mendengar suara tembakan sebanyak tiga kali. Bahkan, Alya dapat melihat dengan jelas jika ada tiga peluru ditembakkan ke arah kolam renang yang berada tak jauh dari tempat dirinya dan sang adik berdiri saat ini. Alya menghela napasnya lalu melihat ke arah datangnya peluru - peluru itu. Dari tempatnya, Alya dapat melihat orang itu tengah mengarahkan shotgun miliknya ke arah dirinya dan Audrey.

Tanpa membuang waktu lagi, Alya menarik Audrey masuk ke dalam rumahnya dan saat di depan pintu Aletta datang dari arah yang berlawanan.

"Alya?! Suara apa itu?" seru Aletta saat dirinya mendengar suara yang cukup nyaring dari dapur.

"A--"

"Mommy, diluar ada orang yang menembak ke arah kami.." ceplos Audrey histeris dengan wajahnya yang mendadak berubah pucat.

"APA?!" pekik Aletta lalu beranjak menuju taman belakang, tetapi dengan cepat Alya menahan tangan sang Mommy sembari menggelengkan kepalanya dan menatap Aletta dengan tatapan memohon.

"Sebaiknya kalian tunggu disini saja!" titah Alya lalu melepaskan tangannya dari tangan sang mommy. Alya melangkahkan kakinya dengan yakin menuju pintu utama rumah tersebut.

"Alya?! Stop! Kau tidak perlu melakukan itu! Kakimu belum pulih sepenuhnya, nak" interupsi Aletta dengan sedikit berteriak.

"No problem, mom.. Alya hanya ingin memastikan saja" tukas Alya tanpa menghentikan langkahnya sedikit pun.

Saat Alya sudah berada di pekarangan rumahnya, hanya ada satu tujuan yang terlintas di otaknya. Alya pun bergegas menuju pos dimana ada beberapa anak buah daddy-nya yang berjaga - jaga disana. Alya membuka pintu pos itu dengan kasar hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.

Prakk...

Mendengar itu beberapa pria berpakaian serba hitam yang tengah terlelap di sofa pun tersentak dan segera berdiri saat mata mereka menangkap sosok yang berhasil membuat bulu kuduk mereka meremang.

"Guten morgen! Nona Alya!" Sapa lima orang pria itu serentak. Sedangkan Alya sama sekali tak memberikan respon melainkan gadis itu menatap tajam kelima pria itu satu persatu.

"Apa yang sedang kalian lakukan?!" ketus Alya membuat kelima pria itu menatap bingung satu sama lain.

"Maaf, nona. Kami tiba - tiba mengantuk sesaat setelah kami memakan pizza itu.." jelas salah satu dari kelima pria itu.

"Pizza?" gumam Alya dengan dahi berkerut. "Apa kalian yang memesannya?" tanya Alya dengan penuh penekanan.

"Kami sama sekali tidak memesannya, nona. Tetapi, orang itu bilang nona Alya lah yang memesannya untuk kami" jawab pria itu membuat Alya menggertakkan giginya.

"Sialan!!!" umpat Alya pelan. "Cek semua CCTV di rumah ini, sekarang!!!" titah Alya lalu pandangannya beralih pada komputer yang ada disana. Salah satu dari mereka pun, mengambil alih komputer tersebut dan mulai menggerakkan jemarinya diatas keyboard. Selang beberapa menit, muncullah rekaman di setiap sudut kediaman keluarga Armstrong.

"Perbesar ini!!!" titah Alya saat sebuah CCTV menangkap seseorang berpakaian persis orang yang sempat ia lihat saat di taman belakang.

"Cukup!!" timpalnya lalu berbalik dan hendak meninggalkan tempat itu.

"Nona Alya?! Tunggu! Sebenarnya apa yang terjadi?" tukas seorang anak buahnya. Sontak membuat Alya terdiam.

"Seseorang telah menembakkan peluru ke arah kolam, tepat saat aku dan Audrey ada disana" jawabnya dengan suara yang terdengar datar.

"Astaga!!! Apa kalian terluka? Kami.. Kami..kami---"

"Sudahlah... Tidak ada yang terluka.. Mulai sekarang kalian harus berhati - hati! Dan jangan sampai daddy tahu tentang ini! Atau kalian akan kena akibatnya" ujar Alya memperingatkan tanpa berbalik sedikit pun.

"Baik, nona. Terima kasih.. Maaf karena kami lengah dalam menjalankan tugas.. Kami benar - benar minta maaf" ucap kelima pria itu secara bersamaan sontak membuat Alya berbalik dan menatap mereka satu persatu yang menundukkan kepala mereka.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan atau disalahkan.. Akan ada seseorang yang harus mempertanggung jawabkannya, dan itu bukan kalian.. Jadi, kalian tenang saja! Setelah ini, kalian cukup lebih berhati - hati lagi! Dan jangan lengah!!! Aku pergi dulu" tegas Alya lalu beranjak dari tempatnya dan meninggalkan pos tersebut.

Seharusnya kau tidak bermain - bermain denganku!!!

Alya melangkahkan kakinya keluar dari pekarangan rumahnya, Alya mengedarkan pandangannya ke segala arah tanpa rasa gentar sedikit pun. Alya menyipitkan matanya saat melihat sebuah mobil hitam di kejauhan, Alya berjalan mendekat dengan tatapan waspada, Alya terus berjalan hingga mobil itu tiba - tiba menyala dan pergi dari tempatnya.

Drrt... Drrtt... Drrtt...

Alya pun merogoh ponsel sakunya dan mendapati ada sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal.

From: Unknown Number

Kau pasti sudah menyadarinya bukan? Kalo begitu, segera tepati janjimu!!! Atau aku akan melakukan hal lebih dari ini! Semua tergantung padamu.

Sialan!!!

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!