Derita Wanita Malam
Celina bangun dan langsung berdiri begitu menyadari sang pelanggan yang ingin dia layani, tidak menggunakan pengaman. Dia telah mengatakan pada mami Angel, salah satu syarat memakai jasanya adalah memakai pengaman.
Celina lalu meminta sang pelanggan untuk memakainya dulu. Tapi pria hidung belang itu tak menggubrisnya.
"Harus berapa kali aku katakan, aku tak akan melayani jika anda tidak memakai pengaman!" ucap Celina dengan tegas.
"Aku sudah membayar mu! Jangan belagu dan sombong!" balas pria itu dengan nada tinggi.
"Bukankah salah satu syarat jika ingin menggunakan aku, pakai pengaman. Anda menyalahi aturan. Minta saja uangmu dengan mami Angel. Maaf, aku tak Sudi melayani!" ujar Celina lagi.
Bukannya dia sok bersih dan sok suci. Ini semua salah satu cara agar dia tak tertukar penyakit dari pelanggan. Memang kemungkinan tertular itu akan selalu ada selagi dia masih melayani berbagai pria hidung belang.
Celina mengambil bajunya, dan memakainya kembali. Setelah itu dia berjalan menuju pintu hotel tempatnya berada saat ini. Ketika akan menggapai pintu, tangannya di tarik seseorang.
"Kau pikir bisa pergi sebelum melayaniku!" ucap Pria itu, dia menarik tangan Celina dengan keras sehingga gadis itu tersungkur.
Pria berbadan tinggi dan besar itu mendekati Celina. Menarik pakaiannya hingga sobek. Wanita itu berusaha berdiri. Walau badannya terasa sakit karena kebentur dinding. Dia harus berani melawan jika tidak sesuai aturan.
"Jangan paksa, aku tetap tak akan melayani anda jika tidak memakai pengaman. Aku tidak mau tertular penyakitmu!" ucap Celina lantang.
Tangan pria itu terangkat dan menampar pipi Celina dengan keras. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Dia merasakan pipinya memanas. Belum hilang rasa sakitnya, pria itu mengulang perbuatannya sekali lagi. Berulang kali dia melayangkan tamparan ke pipi wanita itu.
"Dasar pe*lacur! Jangan sok bersih kau. Kau pasti saat ini juga memiliki penyakit. Seharusnya aku yang takut tertular penyakit dari wanita kotor sepertimu!" kata sang pria dengan suara makin tinggi.
Pria itu tidak memakai satu helai benangpun. Masih polos. Tadi mereka sudah hampir berhubungan. Namun, tertunda karena Celina yang memintanya untuk memakai pengaman terlebih dahulu. Tapi pelanggan itu tidak setuju dengan alasan, tak suka berhubungan dengan memakai pengaman.
Celina berusaha bangun. Saat sang pria ingin mendekati dirinya. Tapi dia kembali tersungkur karena mendapatkan tendangan dari pria itu. Suara ringisan terdengar dari bibirnya.
Pria yang berbadan tinggi berisi dengan kulit gelap itu mendekati Celina dengan seringainya. Entah dengan kekuatan dari mana, wanita itu mendorong tubuh pelanggannya hingga terjatuh.
Celina segera bangun dan berlari keluar dari kamar hotel. Tak peduli mata memandanginya karena baju yang sobek dan bibir yang pecah masih mengeluarkan darah.
Dia terus berlari hingga sampai ke jalan raya. Tubuhnya terasa sangat lelah. Pandangannya kabur dan akhirnya pingsan.
***
Celina terbangun ketika sinar matahari masuk ke celah kamar. Dia bangun dan melihat ke sekeliling.
Celina merasa heran karena merasa tak mengenal kamar itu. Dia lalu berdiri dan keluar. Mencium aroma masakan yang begitu harumnya.
Seorang pria muncul dari dapur. Celina begitu terpesona melihat wajah tampan dengan senyum manis itu.
"Kamu sudah bangun?" tanya pria itu sambil tersenyum.
"Kamu siapa? Kenapa saya bisa ada di rumah kamu?" tanya Celina.
Pria itu masih tersenyum. Dia mendekati Celina. Lalu duduk di sofa yang ada di ruang keluarganya.
"Panggil saja saya, Yusuf. Saya menemukan anda pingsan di jalan. Saya bawa pulang dan mencoba mengobati setelah melihat ada luka di bibirmu," jawab Yusuf.
Celina lalu mengenalkan dirinya. Dia ikutan duduk dekat Yusuf. Dia melihat bajunya telah di ganti dengan kemeja sang pria.
"Terima kasih, Yusuf. Aku tak menyangka, masih ada juga orang baik di dunia ini. Aku kira semua pria itu jahat," balas Celina.
"Aku juga bukan pria baik. Kamu jangan ketipu. Tadi aku sudah masak nasi goreng. Kamu bisa sarapan. Aku mau kerja. Apa kamu mau aku antar pulang?" tanya Yusuf.
"Kalau diizinkan, apa aku masih boleh di sini. Aku masih malas pulang. Takut mami marah-marah lagi," jawab Celina.
Yusuf tersenyum dengan dahi berkerut. Dia menatap wajah Celina yang begitu cantik.
"Mami kamu marah pasti karena sayang denganmu. Lihat saja, siapa yang kuatir anak gadisnya yang secantik kamu pergi malam-malam. Apa lagi hingga pagi ini belum juga pulang. Badan penuh luka. Memangnya apa yang terjadi denganmu?" tanya Yusuf lagi.
Celina tertawa mendengar ucapan Yusuf. Hal itu membuat pria itu jadi keheranan.
"Pertama, dia bukan mami kandungku. Dia itu hanya wanita yang menjualku pada laki-laki hidung belang. Aku ini bekerja sebagai wanita malam. Lukaku karena aku tak mau melayani pelanggan tanpa pengaman!" jawab Celina.
Jawaban Celina membuat Yusuf terkejut. Dia melihat dari wajahnya, wanita itu pasti baru berusia sekitar dua puluh tahun. Di usia semuda itu sudah menjajakan dirinya pada pria hidung belang.
"Kamu bekerja jadi wanita penghibur di usia semuda ini?" tanya Yusuf dengan nada keheranan.
"Tuntutan hidup. Orang tak akan mengerti jika tidak berada di posisiku. Perutku lapar, aku boleh makan?" tanya Celina. Dia sengaja mengalihkan obrolan.
"Silakan. Aku mau pergi kerja. Nanti aku kirimkan baju gantimu. Sekarang kamu bisa pakai kemeja ku dulu," ucap Yusuf.
Yusuf lalu beranjak dari duduknya dan keluar rumah. Dia menjalankan mobilnya menuju kantor. Dalam perjalanan pikirannya selalu tertuju pada Celina. Apakah dia jatuh cinta dengan wanita itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Lusiana_Oct13
Hadiiiiiirrrrr da kyk maraton shayaa baca novel mu thor 😂😂😂
2024-08-24
1
🧳Yᴜᴍᴇɪ彡
celina yang berterus terang tentang pekerjaan malamnya...
2024-07-09
1
Rahmawati
celina gk menutupi profesinya dari yusuf
2024-07-01
0