"Love doesn't always end well." Kata-kata Maleficent dalam film Maleficent terus terngiang di telinga Natalia Hadasa, gadis cantik 21 tahun, mengisahkan duka di hati Natalia. Mengapa cinta yang dikhianati begitu menyakitkan. Bahkan kadang menyisahkan dendam, seperti yang dialami Maleficent. Seorang peri yang cantik dan baik hati tetapi menjadi jahat karena cintanya dikhianati sang kekasih. Tuhan, aku takut jatuh cinta karena aku tidak mau terluka. Bukan karena film Malefince, tetapi karena ibunya yang menderita karena dikhianati papanyak, dan banyak lagi wanita yang menderita karena cinta. Sebab cinta tidak selalu berakhir dengan baik. Begitu menurut Natalia.
Tapi apakah Natalia tetap dengan defense mechanism- nya jika cinta itu tiba-tiba datang menyentuh hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harijati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berfikir positif
Sudah satu mingguan Yosef didera gelisah karena rindu pada kekasihnya. Panik karena tidak bisa melepas rindu sebab tidak bisa menghubungi Natalia. Merasa aneh,
mengapa Natalia memblokir nomornya? Apakah dirinya sudah berbuat salah, sehingga kekasihnya memblokir nomornya?
Memang keberangkatannya ke Australia mendadak. Mendapat tender besar yang di luar dugaannya, adalah kesempatan yang harus diambil, meski terpaksa harus meninggalkan Natalia di villa. Padahal ingin rasanya selalu bersama kekasihnya. Menghabiskan waktu berdua, merajut kasih dan belajar untuk saling mengenal satu sama lain. Tapi dia juga harus profesional, sebagai Presdir, dia harus mengambil keputusan untuk keuntungan perusahaan.
Ia menghubungi Maria, minta tolong supaya dapat menghubungkan dirinya dengan Natalia. Tetapi Maria bilang bila Natalia sudah balik ke Surabaya. Menyerahkan pekerjaan di Bali untuk dihandle Nyoman dan Maria.
Bagi Yosef, tidak masalah Natalia balik ke Surabaya, karena Yosef sendiri yang memberi kebebasan pada Natalia untuk tinggal di Buleleng sampai proyek selesai, atau balik ke Surabaya meski proyek belum selesai.
Yosef menghubungi Jimmy, minta tolong untuk mencari keberadaan Natalia. Apakah Natalia sudah balik kerja di kantor pusat?
Sementara menunggu info dari asistennya, Yosef kembali berusaha fokus dengan pekerjaannya.
Pintu ruangannya terbuka, nampak Miranda berjalan mendekatinya.
"Sudah waktunya makan siang, ayo kita makan di luar. Aku lihat selama bekerja bersamamu, kamu sering mengabaikan waktu makanmu hanya untuk bekerja. Aku ga mau kamu sakit Yo." Kata Miranda dengan lembut dan penuh perhatian.
Sejak Yosef dan Miranda kerjasama untuk proyek di Australia, Miranda berusaha mendekatkan dirinya dengan Yosef. Bahkan tanpa sungkan dan ragu, ia memanggil Yosef hanya dengan nama saja. Tak ada embel-embel pak. Seakan mereka sudah begitu dekat.
Yosef tidak mempermasalahkannya, karena ia juga menganggap Miranda rekan kerja dan teman. Bukan atasan dan bawahan. Lagi pula proyek di Australia juga banyak dibantu orang tua angkat Miranda yang warga asli Australia. Mempermudah Yosef untuk mengembangkan bisnisnya di negara yang mendapat julukan negara kanguru dan The Land Down Under.
Miranda sudah tertarik dengan Yosef sejak pertama berjumpa di Buleleng. Menurutnya, Yosef adalah sosok pria yang selama ini ia cari untuk dapat dijadikan pendamping hidupnya. Semua yang ada dalam diri Yosef adalah kriterianya. Tampan, kaya, baik dan cerdas.
Miranda tidak tahu kalau Yosef dan Natalia adalah sepasang kekasih. Sejak pertama kali berjumpa dengan Natalia, Miranda memandang Natalia bukanlah jenis wanita yang disenangi Yosef. Meski diakuinya Natalia cantik, tapi Natalia tidak selevel dengan Yosef ataupun dirinya. Penampilan gadis itu biasa saja, ga ada yang istimewa, termasuk outfit Natalia yang bukan branded.
Yosef membuang nafas berat. "Sorry Mir, aku ngebut supaya semua pekerjaanku selesai dan aku bisa balik ke Indonesia. Aku bisa minta tolong padamu untuk menghandle pekerjaanku di sini. Kamu kan lebih banyak tinggal di sini Aku tak bisa lama-lama meninggalkan pekerjaan di pusat. Sudah hampir tiga Minggu aku di sini. Meskipun ada asisten yang menghandle pekerjaanku, tetap saja ada hal-hal yang harus aku tangani langsung." Jawab Yosef tegas.
Ada kekecewaan di mata Miranda, ia berharap Yosef bisa lama di Australia sehingga ia mempunyai kesempatan untuk membuat Yosef jatuh cinta kepadanya.
Miranda merasa Yosef menjaga jarak dengannya saat ia ingin hubungan mereka lebih akrab atau lebih dekat. Miranda penasaran dan merasa tertantang untuk menundukkan Yosef.
Saat awal-awal menjalin kerjasama, Miranda memiliki kepercayaan diri bakal bisa membuat Yosef jatuh cinta padanya. Ia cantik, berkelas, pandai dan mempesona. Banyak laki-laki yang mengejar cintanya. Tapi Miranda belum merasa puas dengan mereka. Meski pria-pria yang mengejarnya, pernah menjadi kekasihnya.
Yosef berbeda dengan kebanyakan pria-pria yang ditemuinya. Khususnya di Bali dan Australia. Kebanyakan mereka suka kehidupan malam, pergi ke bar-bar ataupun club'. Tapi tidak dengan Yosef. Beberapa kali Miranda mengajak Yosef pergi ke club' atau bar, baik saat di Bali maupun di Australia.
Yosef menolak dengan alasan sudah lelah bekerja, atau sedang lembur. Dan terutama Yosef tak suka dengan suasana club' yang menurutnya tidak sehat untuk tubuh dan jiwanya. Itu sebabnya Yosef menolak bila klien atau koleganya mengajak ketemuan atau menjamu di club'
Bagi Miranda yang mempunyai gaya hidup modern dan akrab dengan dunia malam, Yosef terlalu naif. Tapi itu tidak membuat cintanya berpaling dari Yosef.
Sedangkan Yosef, walaupun pengalamannya minim dalam hal hubungan asmara pria wanita, tapi ia merasa bahwa Miranda menyukainya dan berusaha menarik perhatiannya
Tetapi Yosef bergeming sedikitpun, karena di hatinya hanya ada Natalia. Dirinya adalah milik Natalia, demikian juga Natalia adalah miliknya, wanitanya.
Sebab itu ia menjadi gelisah dan kehilangan semangat saat tidak bisa menghubungi Natalia.
Malam harinya, saat Yosef bersiap untuk istirahat, ia mendapat telpon dari Jimmy.
"Hallo Jim. Bagaimana? Apa kamu sudah ketemu Natalia? Tanya Yosef to the point.
"CK, kau ini. Ga ada basa-basinya. Say hello kek, tanya bagaimana kabarku kek. Secara aku ini kan sahabatmu." Sungut Jimmy.
"Udah ah ga usah lebay. Aku sudah ga sabar mau bicara dengan Natalia." Gerutu Yosef.
"Natalia, satu Minggu yang lalu pergi ke Inggris. Dia dapat beasiswa untuk melanjutkan magisternya di Oxford. Dan Lo bahkan lebih kaget dengan siapa Natalia pergi ke Inggris."
"Memangnya dengan siapa?" Tanya Yosef penasaran.
"Dengan sepupu Lo." Jawab Jimmy.
Degh. Dadanya langsung sakit. Ada perasaan takut Reno akan merebut Natalia darinya.
"Bagaimana bisa Reno ikut ke Inggris?" Geramnya.
"Ya bisalah bro. Reno kan ditugaskan papi loh untuk kerja sama dengan universitas-uversitaf terbaik untuk menyedot tenaga- tenaga ahli jadi karyawannya,contohnya natalia. Termasuk kasih beasiswa. Jadi menurutku wajar sih kalau Reno ikut ngantar Natalia. Cuma bahayanya, dia jadikan kesempatan untuk deketin Natalia." Kata Jimmy dengan sengaja memprovokasi temannya supaya cemburu.
"Rasain Lo yang lagi bucin." Batin Jimmy dengan geli.
Yosef membuang nafas dengan kasar. Ia marah, rupanya ia terprovokasi juga dengan perkataan Jimmy. Ia semakin curiga karena Natalia tida k pamit dirinya. Boroh-boroh, nomornya daja. Diblokir.
Kalau tidak ada apa-apa di antara Natalia dan Reno, mengapa Natalia sepertinya sengaja menghindarinya?
Yosef berusaha berfikir positif kepada Natalia. Ia jatuh cinta pada Natalia karena baginya Natalia beda dengan gadis-gadis yang ditemuinya. Ia gadis yang tenang dan dewasa, tidak jelalatan bila melihat yang bening-bening, termasuk laki-laki.
Ia juga tahu, meski Reno suka pada Natalia, tapi Natalia tidak. Dirinya adalah cinta pertama Natalia.
Satu hal yang menjadi tanda tanya besar baginya, " Mengapa Natalia menjauhinya atau menghindarinya? Dan pergi tanpa kabar."
