Menikah itu berdasarkan 1 hal , saling mencintai. Tapi tidak denganku, aku menikah karena menggantikan pengantin wanita yang tiba-tiba menghilang begitu saja.
"maafkan aku Henry aku tidak bisa meninggalkan karirku"
Henry meremas kertas berwarna kuning itu dengan marah. Tak hanya dirinya, orang tuanyapun tak bisa menahan kemarahan dan malu yang harus di tanggungnya.
Seorang gadis mendekat dengan senyuman cerah wajahnya manis dengan polesan make up tipis membuatnya semakin cantik.
"menikahlah dengannya"
"apa maksud mama?"
Perdebatan Ibu anak terjadi memicu ketegangan yang sulit terpecahkan, Henry meraih tangan Erica dan menariknya menujua ke sebuah ruangan tertutup, di sana mereka diam sejenak.
Henry dan Erica harus mencapai kesepakatan agar tidak saling merugikan. Mungkinkah mereka akan jatuh cinta seiring berjalanya waktu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Erica dan Viona tiba di club yang di maksud, mereka tidak akan bersenang - senang seperti sebelumnya terutama Erica dia hanya ingin minum untuk meringankan kegundahan hatinya . setelah memesan beberap minuman mereka duduk di sudut ruangan agar lebih tenang , satu persatu botol minuman itu di buka lalu mereka habiskan bersama .
“bagaimana hubunganmu dengan Ben ?” tanya Erica
“tidak ada yang spesial “
“kalian tidak berniat berpacaran ?”
“tidak !”
“sayang sekali , Ben sangat baik”
“karena itu aku tidak cocok denganya “
Erica tertawa lepas , meskipun di lihat sekilas Ben dan Viona cocok tapi kepribadian mereka sangat berbeda , Viona tidak akan mau di ratukan oleh Ben , Viona wanita mandiri tentu saja akan mengurus hidupnya sendiri.
“Erica , memiliki hubungan dengan pria itu berarti kita jadi anjing peliharaannya”
“hey , ucapanmu itu terlalu berlebihan “
“ya , ya terserah “
Henry tidak tenang , dia sudah berusaha tidur sejak tadi namun matanya tak juga dapat terpejam , tiba - tiba dia kembali teringat malam itu , malam ketika Erica mabuk , dia banyak bersama pria - pria di club .
“apa dia juga bersama pria-pria itu sekarang ?”
Henry berdiri segera mengambil sweeter lalu dompet dan kunci mobilnya , dia meninggalkan rumah menuju club yang terakhir kali di kunjungi oleh Erica , dia mencari-cari di dalam sana , semua ruangan dia datangi dan setiap sudut dia cek tapi tak menemukan Erica , diapun menanyakan kepada salah satu staf disana .
“apa wanita ini kemari hari ini?”
Henry menunjukan foto Erica pada staf tersebut .
“sepertinya tidak ada “
“kau yakin ?”
“ya, saya berjaga disini sejak club ini buka”
“baiklah terima kasih “
Henry meninggalkan club menuju mobilnya , kini dia bingung kemana harus mencari keberadaan Erica , Henry memutuskan untuk mendatangi beberapa club di sekitar sana dengan harapan bisa menemukan Erica , sayangnya tidak ada Erica di club manapun , hari sudah menjelang pagi ,Henry memutuskan untuk pulang .
“apa dia tidak pergi ke club ? jika tidak lalu kemana dia ?”
Henry memasuki rumahnya dengan kesal , sudah beberapa kali Henry mencoba menghubungi Erica namun di luar jangkauan , satu-satunya harapanya pun tidak menjawab telponnya .
“Ben Sialan ! kenapa tidak menjawab telponku , awas saja besok “
Di hinggapi perasaan kesal khawatir juga cemburu membayangkan Erica bersama pria- pria seperti yang pernah di lihatnya waktu itu , Henry memutuskan untuk tetap tidur sekalipun hanya sebentar .
Erica dan Viona meninggalkan club jam 4 pagi , mereka membayar sopir cadangan untuk mengantarnya pulang , Erica sepanjang jalan tertidur dengan Viona yang terus menjaganya dalam dekapan tanganya .
“terima kasih “
Setelah membayar sopir pengganti itu mereka berdua memasuki rumah lantas tertidur dimana saja, kesadaran Erica sudah entah kemana dia terlelap di depan pintu berbantalkan tas nya sementara Viona dia tidur di samping sofa ruang tamu, begitulah hingga menjelang siang .
Henry terbangun ketika mendengar suara bel pintu berbunyi dia langsung berlari melihat siapa yang datang , berpikir itu Erica, tunggu… Erica tidak perlu membunyikan bel .
“Ben”
“sorry aku tidak jawab telponmu , aku tidur sejak pulang kantor, ada apa ?”
Ben mengikuti Henry memasuki rumah lantas duduk di depan tv , Henry masih sangat mengantuk .
“dimana Erica ?”
“tidak ada!”
“kemana ? kau.. kau mengusirnya ?”
Brukkk
Henry melempar bantal tepat di wajah Ben yang tak sempat menghindar.
“aku tidak tahu kemana dia pergi , hey … telpon Viona ,cepat tanyakan dia dimana ?”
“apa ada hubunganya dengan Viona ?”
“sudah cepatlah “
Ben menghubungi Viona namun di luar jangkauan .
“tidak tersambung”
“mereka pergi bersama , dimana rumah Viona , kau tahu kan ?”
“hm , aku tahu “
“kita kesana sekarang “
“apa?”
“aku ganti baju dulu “
Henry berlari ke kamarnya , Ben nampak bingung dengan sikap Henry pagi ini , sebenarnya apa yang akan dia lakukan ?
Keduanya menggunakan mobil menuju rumah Viona , Henry haru memastikan Erica ada disana , dia juga masih terus menelponnya .
“jika sampai dia tidak ada disana dan aku tidak bia menghubunginya , aku akan lapor polisi “
“Hen, ,,, Henry . Erica sudah dewasa dia bisa pergi kemana saja , kenapa tiba-tiba kau jadi peduli padanya ?”
“apa? Aku ? tidak “
Henry menyangkal yang di katakan Ben , namun Ben sebagai sesama pria tahu apa yang di rasakan Henry saat ini , dia pun dengan cepat memacu mobilnya ke rumah viona.
“disini rumahnya ?”
“hm, turunlah, sepertinya mereka ada di rumah , itu mobilnya”
Ben menunjuk mobil yang terparkir di tepi jalan , mereka kemudian memasuki halaman rumah viona, Ben mengetuk pintu rumah itu beberapa kali namun tak ada jawaban .
“tidak ada ?”
Henry melihat ke arah Ben dengan cemas , Ben pun menekan beberapa angka untuk membuka pintu rumah Viona.
“Hey … “
Henry menahan tangan Ben namun tetap di lanjutkannya.
“bagaimana kau bisa masuk ke rumah orang sembarangan, dan… kenapa kau tahu sandi rumahnya ?”
“viona sering mabuk dan aku sering mengantarnya pulang ,dia yang memberitahukannya… Erica , Hey …”
Ben terkejut begitu pintu terbuka ada Erica tergeletak di sana , Henry pun langsung masuk .
“Erica, Erica… hey ! sadarlah …”
Henry mencoba membangunkan Erica dengan sedikit memberikan guncangan di tanganya , Ben melangkah masuk untuk melihat ke dalam saat itu Viona keluar dari kamarnya .
“kalian sedang apa?”
Viona mengagetkan Ben dan Henry, Ben segera memeriksa keadaan Viona .
“kau tidak apa-apa?”
“apa yang kalian lakukan dirumahku “
Di saat yang bersamaan pula, Erica terbangun , saat membuka mata tepat di hadapanya Henry yang sedang menatapnya tajam .
“ahh.. Henry !!”
Erica menggosok kedua matanya ,kembali melihat lebih dekat dan benar .
“kenapa kau disini?”
Henry langsung berdiri dan keluar rumah meninggalkan semuanya .
“apa yang terjadi ?”
Erica bertanya pada Ben dan Viona yang sama - sama tak mengerti . Erica pun mengejar Henry keluar , dengan sedikit berantakan dan tanpa alas kaki dia berjalan mendekati Henry yang tengah berdiri bersandar mobil memperhatikan kedatangan Erica.
Wanita ini benar-benar membuatku tidak waras, semalaman aku mencarinya , dan lihatlah … bagaimana dia menjadi seberantakan itu .
Henry menarik nafas panjang , situasi ini membuatnya bingung sendiri .
“Hen ..”
“kenapa tidak memakai sepatumu ?”
“kau pergi begitu saja , aku mengejarmu “
“apa? “
“kau mau pergi ?”
“tidak , aku menunggu Ben “
“ahh benar Ben ada di dalam”
Erica masih mengumpulkan kesadarannya , dia melihat ke kaca mobil lalu menyisir rambut dengan jemarinya , setelah itu menempelkan wajahnya ke kaca begitu berulang kali .
“sedang apa ?”
Tanya Henry menghentikan Erica dengan meletakan tanganya tepat saat Erica kembali menempelkan wajahnya.
“lihatlah , kenapa wajahku sangat besar? Benar kan “
“kau masih mabuk ya ?”
“sungguh , lihatlah … Hen “
Erica meraih kedua tangan Henry lalu menempelkan di wajahnya menekannya perlahan hingga membuat bibir Erica sedikit maju ke depan .
Lucunya , apa wajahnya memang semenggemaskan ini?
gk masik akal masa tdk tau dengan pikiranya sendiri