NovelToon NovelToon
Hurt Me Again

Hurt Me Again

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Dedean

Jika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap atas sebuah pertemuan, maka kamu juga harus siap untuk menerima kehilangan. Karena setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan pada akhir episodenya. Lalu, selintas pertanyaan mulai terbesit dipikiran. Untuk apa dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Setiap pertemuan tak ada yang sia-sia, karena disetiap detik,menit bahkan jam yang akan kita lewati bersamanya memiliki makna yang nantinya akan kosa sadari betapa pentingnya. Oleh sebab itu hargai setiap pertemuan sebelum perpisahan menjadi sebuah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

Pagi-pagi sekali, gadis manis itu telah bersiap-siap untuk ke sekolah yang banyak menyimpan kenangan, apakah dia sanggup untuk menampakkan diri di hadapan kakak, sahabat dan pacarnya? Ya yang kali ini sudah tak ada lagi ikatan semenjak kejadian yang menyedihkan itu.

“Baby, apakah kamu sudah bangun?” Ucap pria tampan yang sudah rapi dengan baju kaos polos putih dan celana jeans hitam, dan jangan lupakan sepatu convers yang melekat sempurna dikakinya itu. Tampilannya pun membuat gadis manis itu pun sangat terpukau, dia seperti anak kuliahan. Auranya pun semakin membuat Lula tak bisa mengelak.

“Sudah selesai mengagumi kesempurnaan kekasihmu Ini baby?” Nathan pun membuyarkan lamunan gadis yang sedari tadi menatapnya tanpa berkedip.

“Hhhh, apa kamu tidak waras? Aku ,, aku tidak memperhatikan kamu kok!” Elak Lula karena merasa malu karena sudah tertangkap basah memperhatikan pria tampan itu.

“Ya sudah kalau tidak mau mengaku. Ohh iya berhubung kamu tidak membawa seragam, kamu pakai dress aja ya sayang.” Sambung Nathan yang langsung masuk ke kamar gadisnya dan berjalan memasuki walk in closet dan langsung memilih dress apa yang akan dikenakan gadisnya.

“Kenapa dia yang repot dengan pakaianku?” Batin Lula tak mengerti dengan pemikiran lelaki itu. Apakah dia kurang kerjaan? Sudahlah semakin pusing jika terus di pikirkan.

“Wah ini sangat cocok, kamu pasti sangat cantik baby. Ya sudah aku tunggu di luar ya.” Ucap Nathan sambil memberikan dress pilihannya itu kepada sang kekasih.

“Oh iya ada yang lupa,”

“Apa lagi sih,” Balas Lula dengan kesal. Kenapa lelaki ini sangat heboh di pagi hari.

Cup..

Kecupan singkat di pipi gadis itu membuat dirinya kembali menahan nafas, sementara Lelaki itu dengan santainya meninggalkannya. Dicium di pipi sama kening aja sampai nahan nafas, apalagi di bibir, enggak tahu lagi deh.

.......

Setelah beberapa menit bersiap-siap, gadis itu pun segera ke bawah untuk sarapan bersama, seperti rutinitasnya saat bersama keluarga Alexander, tapi sekarang bedanya gadis itu sarapan dengan keluarga Lemuel.

“Wah sayang, kamu cantik banget.” Ucap Nadhira ketika melihat calon menantunya itu.

“Iya tidak salah pilih ya anak kita mah.” Ucap Anton yang juga ikut mengomentari penampilan gadis manis itu.

“Tentu dong, kan calon suami yang milihin.” Ucap Nathan bangga. Ternyata dia sudah bisa menjadi suami yang baik. Baiklah mulai besok dan seterusnya dia yang akan memilihkan baju untuk gadisnya.

“Jangan bangga dulu, siapa dulu yang memilihkan baju itu.” Balas Nadhira tak terima. Jelas-jelas dia yang kemarin bersusah payah memilihkan baju apa yang cocok untuk gadis manis itu.

“Sudah-sudah, lihatlah Lula wajahnya sudah seperti kepiting rebus, ayo kita sarapan.” Ucap Anton menengahi perdebatan Istri dan anaknya. Beginilah mereka, istri dan anak sama-sama tidak mau mengalah. Mereka pun sarapan dengan penuh canda tawa.

****

Lain halnya dengan para anak Alexander, mereka tidak ada sarapan bersama. Semuanya langsung pergi untuk melakukan rutinitas masing-masing. Bisa bayangkan bagaimana kesunyiannya.

“Biasanya bareng Lula.” gumam Azka dan Byan ketika sudah memasuki mobil, dengan lesu dan tanpa semangat sedikit pun. Azka pun melajukan mobil sportnya menuju sekolah. mereka rasanya juga tidak bersemangat untuk ke sekolah, karena princess mereka masih belum ketemu.

tak memakan waktu lama, kini Azka dan Byan sudah sampai di sekolah. Mereka pun segera turun dari mobil dan berjalan menuju kelas mereka dengan tatapan datar.

“kenapa dua pangeran itu terlihat sedih?”

“Ya ampun kok mereka berdua kayak sedih banget ya?”

“Tunggu deh, kok enggak ada Lula?”

Itulah bisikan-bisikan semua orang yang melihat keadaan mereka saat ini, sangat berbeda ketika dengan princessnya, seolah mereka sangat bersemangat dan selalu tersenyum.

****

Tak lama kemudian, empat mobil sport pun membuat perhatian semua orang teralih kepada mereka, siapa lagi kalau bukan Evan dan tiga sahabatnya.

Tanpa sepatah kata pun Evan berjalan lurus tanpa melihat orang-orang yang menatap bingung kepadanya. Ketiga sahabatnya pun hanya bisa pasrah melihat sahabatnya yang terlihat sangat menyesal itu.

“Aneh banget ya, kenapa pada sedih semua. Dan Lula kok enggak kelihatan?”

“Tumben Evan tidak bareng Lula.”

Sontak Evan pun langsung membayangkan kekasihnya itu. Kini semuanya tak sama lagi, tangan mungil yang selalu digenggamnya sekarang tak tahu pemiliknya ada di mana.

****

Sementara di kelas, Cherry pun sangat sedih karena tak melihat kehadiran sahabatnya sama sekali, malah dia melihat perempuan licik yang duduk tenang tanpa ada rasa bersalah.

Gadis itu pun rasanya ingin menyeret wanita iblis itu keluar, karena merasa sangat muak melihat wajah sok baiknya itu.

“Cher, Lula manis kok enggak datang?” Tanya ketua kelas mereka.

“Ohh kalian mau tahu, Lula pergi dari rumah karena gadis licik ini sudah memfitnah Lula, sampai-sampai Lula mendapat makian dari kakak-kakak dan juga pacarnya.” Ucap Cherry dengan penuh emosi, sontak semua orang memandang jijik ke arah murid baru yang sedang mengepalkan tangan menahan amarah.

“Bisa-bisanya kau mempermalukanku.” Batinnya tajam.

“Apa maksud kamu Cher? Aku tidak melakukan apa-apa.” Ucap Kia yang masih berusaha membela diri sambil menampilkan wajah sedihnya, seakan saat ini dialah yang menjadi korban dari kejadian itu.

“Dasar iblis! Bisa-bisanya lo menunjukkan wajah sedih lo itu! Gue tahu kelicikan lo, awas saja sampai lo menyakiti Lula lagi, akan gue kubur lo hidup-hidup!” Teriak Cherry marah. Semua teman-teman dikelas pun memandang gadis licik itu dengan sinis.

“Tunggu saja pembalasanku, kau dan sahabat kesayanganmu itu sama-sama membuatku muak.” Gumam gadis itu tajam.

****

Sementara di dalam mobil, seorang gadis manis dan seorang pria tampan tetap saja bungkam, tak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan.

Gadis itu pun diam-diam mencuri pandang kepada lelaki tampan yang sedang fokus menyetir, seakan gadis itu ingin selalu menatap ciptaan tuhan yang satu ini.

“Lulaa sudah jangan menatap terus, ntar suka.” Batin Lula seolah memperingati dirinya sendiri.

Sementara lelaki itu hanya terkikik geli melihat tingkah konyol kekasihnya itu, jangan anggap dia tidak mengetahui bahwa gadis itu diam-diam menatap dirinya.

“Sudahlah baby, kamu boleh menatapku kapan pun.” Goda Nathan. Sontak itu pun membuat gadis itu merutuki kebodohannya.

“Kenapa dia bisa tahu dengan apa yang aku pikirkan? Apa dia benar manusia?” Gumam Lula yang mulai memikirkan hal-hal yang tak masuk akal itu.

“Aku manusia kok baby.”

“Ya ampun, kenapa kamu bisa mengetahui apa yang aku pikirkan? Apa jangan-jangan kamu--”

“Kamu apa sayang? Aku ini kan kekasih kamu.” Potong Nathan gemas dengan kekasihnya itu.

Tak beberapa lama pun akhirnya mobil sport itu pun sudah terparkir di sekolah milik Alexander itu. Sedangkan gadis itu masih berusaha mempersiapkan dirinya.

“Tenang sayang, ada aku.” Ucap Nathan yang seakan mengerti ketegangan yang dirasakan kekasihnya itu.

“Hmm iya Nathan.” Balas Lula sambil tersenyum.

Mereka berdua pun segera menuju ke ruangan kepala sekolah, dan segera mengurus surat kepindahannya.

......

Sekarang Azka dan Byan tidak masuk kelas, rasanya percuma di dalam kelas, pikiran mereka hanya tertuju kepada adiknya itu.

“Azka, Byan!” Teriak seorang lelaki yang tak lain adalah Gavin yang sedang berlari dengan nafas yang ngos- ngosan mendekati mereka.

“Lo kenapa sih, kayak dikejar setan aja.” Ucap Byan.

“Gue baru aja melihat Lula.”

“Lo jangan becanda ya, ini enggak lucu!” Bentak Azka yang langsung membuat nyali Gavin menjadi menciut.

“Gue serius! Gue tadi mau ke kantin kan, terus enggak sengaja gue liat Lula dia kayaknya mau ke ruangan kepala sekolah deh, dan dia enggak sendiri. Dia sama laki-laki yang gue akui memang ganteng banget, tapi gue enggak terlalu tahu sih, kalau gue liat-liat wajahnya sering masuk TV deh.”

tanpa membalas ucapan Gavin, mereka pun langsung berlari menyusul adik mereka.

“Semoga princess masih di sini,” Batin mereka memohon.

“Nasib ya sudah dibentak, terus ditinggal.” Gumam Gavin yang meratapi nasibnya itu.

****

Sementara itu, gadis manis itu pun sudah selesai dengan urusannya, dan mereka pun bersiap-siap untuk meninggalkan sekolah itu.

“Princess.” Teriakan itu pun membuat langkah Lula terhenti begitu juga dengan pria tampan yang sedang menggenggam tangannya itu.

“Kakak,” Lirih gadis itu, dia merasa sangat merindukan panggilan itu dari kakak-kakaknya.

“Princess, kami kangen banget sama kamu.” Ucap mereka sambil memeluk gadis itu dengan erat, mereka takut adiknya itu akan meninggalkan mereka lagi.

“Kak, Lula juga kangen sama kakak.” Balas Lula yang langsung menangis haru, sementara lelaki tampan itu pun membiarkan saja, walaupun dia merasa sangat cemburu karena Lula dipeluk lelaki lain. Tapi dia juga tidak boleh egois, karena gadisnya itu sangat merindukan kakaknya.

“Sayang, bagaimana keadaan kamu? Apa kamu baik-baik saja?” Tanya Azka yang langsung membalik-balikkan tubuh adiknya itu, dia sangat khawatir apakah ada yang melukai adiknya.

“Iya sayang, kamu baik-baik saja kan?” Sambung Byan yang juga sangat khawatir.

“Hmm, lebih baik kita ke kantin sekolah saja, kamu pasti laparkan baby?” Ucapan Nathan sontak langsung membuat dua kakak kekasihnya itu langsung menatapnya.

“Baby?? Siapa yang kau panggil baby?” Tanya Azka dengan nada tak bersahabatnya. Melihat ada aura permusuhan antara kedua kakaknya dan lelaki tampan itu, Lula pun langsung menarik tangan kedua kakaknya menuju kantin sekolah.

****

Sementara di sisi lain, gadis licik itu pun juga tak sengaja melihat keberadaan Lula, dia pun juga sangat terpesona dengan lelaki tampan yang sedang bersama Lula.

“Wah, Evan tak ada apa-apanya dibandingkan lelaki itu, kenapa kamu selalu beruntung Lula, kenapa kamu selalu dikelilingi dengan pria tampan.” gumam gadis itu sinis, sambil terus menatap, kakak beradik yang sedang berpelukan itu.

“Lihat saja, aku akan merebut pria tampan itu.” Gumamnya lagi dengan senyum liciknya.

****

Sementara disisi lain, Evan sibuk merenung, dia memikirkan di mana gadis manis itu sekarang. Dia berharap agar segera bertemu dengan gadis itu.

“Evan, Lula ada di sini. Dia lagi di kantin sama si Azka dan Byan.” Ucapan dari sahabatnya itu langsung membuatnya terkejut.

“Lo enggak bohongin gue kan Gavin?” Tanya Lelaki itu memastikan.

“Astaga! Gue yang ngasih tahu Azka sama Byan, dan sekarang mereka lagi di kantin. Gue pergi dulu ya, mau kasih tahu Cherry dulu.” Balas Gavin sambil segera meninggalkan sahabatnya itu.

“Akhirnya aku bisa ketemu sama kamu sayang.” Gumam Evan tersenyum bahagia sambil Segera menyusul gadisnya, dia berharap bisa mendapatkan maaf dari gadisnya itu.

****

“Cherry,” Teriak Gavin ketika melihat gadis jutek yang dia sukai itu hanya menundukkan wajahnya di koridor sekolah.

“Apaan sih lo, pergi lo sana! Gue lagi enggak mau ribut.” Balas gadis itu kesal. Kenapa lelaki kurang waras ini datang di saat yang tidak tepat, saat ini tidak ingin berdebat dengan siapa pun.

“Dengar dulu, lo pasti bakalan senang dengar ini.”

“Kalau enggak tentang Lula, enggak usah! Cuma Lula yang bisa bikin gue senang!”

“Iya, Lula lagi di kantin.”

Sontak setelah mendengarkan kalimat itu, gadis itu pun langsung berlari menuju kantin, karena dia sudah sangat merindukan sahabat manisnya itu.

“Apa nasib gue memang selalu ditinggal ya.” Gumam Gavin pada dirinya sendiri.

****

1
S. M yanie
semangat...
Dedean: Hwaa makasih kak♥️♥️
total 1 replies
horasios
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
Dedean: Hwaaa iya sad banget :(😿😿😿
total 1 replies
paulina
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Dedean: Hwaaa bener banget kak jangan lupa baca terus yaa😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!