Kirani, bisa di katakan gadis yang malang. Hidupnya tak di inginkan oleh Ayah kandungnya sendiri bahkan saudara kembarnya pun ingin menghancurkan nya hanya demi kepentingan nya sendiri.
Bagaimana caranya Kirani melewati semua tantangan hidupnya yang sangat berat, apakah Ia mampu bangkit dan menemukan kebahagiaan nya sendiri tanpa merasa ketakutan oleh bayang-bayang masa lalu yang membuatnya trauma.
Yuk simak kelanjutan kisahnya di karya " Korban Saudara Kembar "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Rana
...----------------...
Rani gelisah dan kesulitan untuk memejamkan mata, bagaimana pun juga saat ini dirinya berada dirumah yang sama dengan saudara nya yang selama ini sama sekali tidak menginginkan keberadaan nya.
Jam satu malam Ia merasa haus, Rani bingung harus mencari air minum dimana, sedangkan Azka tidur di kamar lain yang Rani juga tidak tau dimana.
Rani memutuskan turun di lantai bawah, Ia melangkah perlahan takut membangunkan penghuni yang lain dan akhirnya tiba di dapur.
Meski ragu Rani tetap mencari tempat air minum, tiba-tiba Ia di kejutkan dengan bunyi sesuatu yang tidak jauh darinya.
Serta merta Rani menoleh dan melihat seorang tengah membuka lemari pendingin. Rani sontak ketakutan, Ia mulai meningkatkan kewaspadaan nya.
" Kenapa, kamu takut padaku ya. "
Orang itu adalah Tedi yang mulai mendekati Rani, tubuh Rani bergetar karena ketakutan.
" Ini minumnya. "
Ternyata Tedi menyerahkan satu botol mineral pada Rani, Rani enggan untuk menerima nya. Ia menunduk sambil menggigit bibir bawah nya.
Ternyata Tedi memperhatikan wajah Rani bahkan Ia melihat Rani menggigit bibir bawah nya. Sekelebat bayangan muncul di otak Tedi membuatnya tidak sadar telah melangkah dan langsung memeluk wanita itu.
Tanpa meminta ijin terlebih dahulu Tedi langsung mengecup bibir Rani, Rani mencoba berontak dan berteriak namun Tedi justru menguncinya dengan kuat. Ia bahkan dengan kasar melumat bibir yang menurutnya sangat manis itu.
Rani kesusahan untuk bernafas, Ia meremas pinggiran meja. Tedi melepas panutannya setelah sama merasa kesulitan bernafas, matanya menatap tajam kepada manik mata milik Kirani.
" Rasa ini ! katakan padaku, apa kita pernah berciuman sebelumnya. " Suara Tedi terdengar mengintimidasi.
Bayangan dua insan yang sedang berciuman dengan rasa yang sama muncul di pikiran Tedi, sementara Rani gemetar ketakutan, belum lagi bibirnya yang kebas dan terasa bengkak oleh ulah Pria di depannya.
" Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya Tiara. Kenapa seperti nya aku merasa pernah begitu dekat dengan mu. Bibir mu, aroma tubuh mu dan juga......
" Tidak, kita tidak pernah dekat sebelumnya. Maaf, aku harus pergi. "
Rani memberanikan diri pergi dari hadapan Tedi, meskipun langkah nya terasa berat karena kakinya serasa tak mampu menopang beban tubuhnya.
Tedi menatap kepergian Rani hingga menghilang di atas tangga, Ia meremas dengan keras botol mineral di tangannya hingga isinya tumpah keluar.
" Bahkan suaranya terasa tidak asing di telinga ku, apa aku sudah gila. " Gumam Tedi, Ia mengusap wajahnya kasar.
Di dalam kamar Rani masih merasakan gugup, jujur saja ada rasa aneh yang Ia rasakan ketika bisa merasakan kembali bibir Pria yang sudah merenggut mahkota nya itu.
Apalagi ketika perutnya menempel di perut Pri itu Rani seperti nya merasa nyaman.
" Kamu pasti bisa merasakan kehadirannya kan Nak. Dia adalah Ayah mu, namun kita tidak akan pernah bisa bersama. Ini semua bukan salahnya juga, suatu saat nanti kamu pun tidak boleh membencinya. "
Rani mengelus perutnya pelan dan mengajak bicara janin yang kini tengah bersemayam di rahimnya.
Entah mengapa Rani kemudian merasakan ngantuk berat dan Ia pun memilih membaringkan tubuhnya di atas ranjang, menarik selimut hingga menutup tubuhnya.
Sementara Tedi pun kembali ke kamarnya, Ia menatap wajah istrinya yang tengah tertidur pulas sehabis melayani nya.
Ya, apapun masalah yang terjadi pada sepasang suami istri. Solusinya adalah mandi keramas di pagi hari, kemarahan Tedi mereda ketika Istrinya melayaninya hingga membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.
Tedi menggela nafas berat sebelum akhirnya Ia memutuskan untuk tidur di samping sang Istri.
Besok harinya sebelum kembali ke apartement, Sinta meminta Azka dan Rani untuk sarapan bersama. Lagi-lagi mereka di pertemukan di meja makan.
Rani merasa canggung akibat kejadian semalam, hingga membuatnya hanya menundukkan wajah selama menikmati sarapannya pagi itu.
Berbeda dengan Tedi, matanya selalu tertuju pada Rani bahkan jarang berkedip membuat orang lain merasa heran melihatnya.
Setelah sarapan mereka berpamitan satu sama lain, itu karena mereka akan kembali pada aktivitas nya masing-masing. Setelah mengantarkan Rani ke apartement, Azka berpamitan karena Ia pun harus kembali bekerja.
" Tiara, setelah pekerjaan mu selesai kamu boleh kembali ke sebelah. Tapi tetap ingat untuk hati- hari di rumah. Seperti biasa, jangan pernah bukakan pintu untuk siapa pun selama aku tidak di rumah. "
Rani mengangguk dan kemudian kembali melanjutkan pekerjaan nya setelah Azka meninggalkan nya.
Rani kembali di sibukkan dengan pekerjaannya seperti biasa di rumah itu, tanpa memikirkan apapun.
Siang hari Rani memutuskan kembali ke rumahnya, Ia membawa serta nasi dan juga lauk untuk di santap di rumahnya nanti.
Rani meletakkan barang bawaannya di atas meja, ketika akan kembali untuk menutup pintu Ia justru terkejut karena kedatangan tamu tak di undang.
" Oh jadi disini kamu bersembunyi selama ini. "
Rana menyeru dengan suara lantang, senyum jahat terukir di bibirnya. Ia langsung maju dan melayangkan tamparan di wajah Rani, hingga membuat Rani merasakan panas di wajahnya.
" Ada apalagi Kak, belum puas juga Kakak sudah menghancurkan hidup ku selama ini. "
Rana tersenyum licik, kemarahannya menguar hingga membuat wajahnya memerah.
Siapapun yang berhadapan dengan nya akan merasa terintimidasi, namun Rani mencoba tetap tenang.
" Ternyata kamu tidak sepolos yang aku kira, kamu seperti rubah licik. Sengaja menjual dirimu pada seorang Pria lalu hamil, apa tujuan mu ha...... !! Ingin membuat ku hancur ha.....!! itu tidak akan pernah terjadi. "
Rana mendorong tubuh Rani hingga wanita itu jatuh, karena tidak menyangka Rana akan berbuat nekat.
Rani menatap saudara kembarnya itu dengan penuh amarah, mungkin dulu Ia selalu menurut tapi kini semua sudah berbeda.
Ada nyawa lain di rahimnya yang butuh perlindungan nya, kalau Ia lemah maka sesuatu yang buruk akan terjadi pada janin yang tidak berdosa itu.
" Kenapa, marah ya. Uh takut... !! "
Rana berakting seperti sedang ketakutan, namun setelah nya Ia tertawa terbahak-bahak.
" Ayo bangun, Rani !! Kamu bisa, jangan takut, lawan dia, jangan biarkan dirimu di perlakuan semena- mena. "
Rani menyemangati dirinya sendiri, karena saat ini hanya dirinya lah yang bisa menyelamatkan nyawanya dan juga calon anaknya dari amukan saudara kembarnya itu.
Rani berusaha bangkit namun tiba-tiba perutnya terasa kram.
" Ya Allah Nak, ayolah. Bantu Ibu, kita tidak boleh menyerah pada Bibi mu yang egois ini. " Lagi-lagi Rani membatin.
Rana tertawa melihat raut wajah Rani yang mulai berubah, Ia tertawa mencemooh.
" Rupanya ingin melawan ya, hari ini kamu akan benar-benar berakhir di tangan ku. Tidak akan ada yang tau kalau aku membawa mu kabur dari tempat ini. " Ucap Rana di sertai tawa jahatnya.
Rani sebenarnya gentar namun Ia berusaha menyembunyikan ketakutan nya itu. Saat ini Ia harus memutar otak nya agar bisa selamat dari saudara nya yang sudah berubah seperti hewan pemakan daging.
Rani tiba-tiba tertawa dengan senyum menyeringai membuat Rana menatapnya heran.
" Silahkan lakukan kalau kamu bisa Kakak ku tersayang, bahkan aku tidak menjamin kalau kamu bisa keluar dari sini dengan aman. Mungkin kakak ku ini bisa meretas CCTV di luar sana, namun apa kakak lupa kalau disini juga ada CCTV. Coba lihat disana, dan CCTV ini terkoneksi langsung ke ponsel Mas Azka. Mungkin saat ini dia sudah hampir tiba disini, dan kakak tau apa yang akan terjadi hm...... "
Tiba-tiba raut wajah Rana berubah pucat pasih, Ia lupa akan hal itu. Sejak beberapa hari Ia memata- matai tempat itu dan mencari waktu yang tepat untuk mengeksekusi saudara kembarnya itu namun satu kesalahan membuatnya terlibat dalam bahaya.
Tanpa pikir panjang Rana langsung memilih pergi, daripada semuanya menjadi runyam.
Rani menghela nafas lega, Ia tersenyum bahagia. Padahal di rumah itu tidak ada CCTV seperti yang Ia katakan, namun hal itu sengaja Rani jadikan alasan agar serangan Rana tidak benar-benar terlaksana.
Benar saja, saudara nya itu tidak akan mau membuat dirinya sendiri dalam masalah dan harus kehilangan keluarga nya yang Ia miliki saat ini. Keluarga yang mampu memberikan nya kenyamanan dan juga cinta nya yng begitu besar untuk Tedi.
...****************...
duh cinta lama bertemu kembali....apa akan jadi rintangan buat Rani dan Azka nih
moga kamu bisa kuat hadapi hidupmu
takutnya kamu hamil
iya pikiran kamu juga ntah kemana2 .... kasian
sungguh alur cerita yg indah, semangat author semoga rezeki nya lancar disini, bisa masuk bab terbaik, agar bisa berbagi ke sesama yg membutuhkan, Aamiin🤲