Korban Saudara Kembar
...----------------...
Bermula ketika pertengkaran hebat dari sepasang suami istri beberapa tahun silam, ketika sang suami yang baru pulang kerja dan tiba-tiba langsung membuat kegaduhan dan juga melayangkan sebuah tuduhan yang begitu menyakitkan bagi sang istri.
" Cukup Mas, kamu ini apa- apaan sih. Baru pulang langsung marah- marah tidak jelas begini, lihatlah anak- anak kita masih kecil, mereka pasti merasa ketakutan mendengar suaramu ini Mas. "
Sakinah meraih tas kerja dan juga jas suaminya yang memang sudah di lepaskan sebelum masuk ke dalam rumah.
Damar menepis tangan Sakinah yang secara tidak sengaja menyentuh kulitnya.
" Jangan sentuh aku, aku tidak sudi di sentuh oleh wanita seperti mu. " Bentak Damar.
Sakinah terkejut dan juga heran melihat sikap Damar yang aneh, dia juga bersikap kasar padanya.
Sakinah yang tidak mengerti dengan perubahan sikap suaminya mendesak meminta penjelasan, namun bukannya mengiyakan dan duduk bersama Damar malah semakin berkata kasar dan menyakitkan hati Sakinah.
" Tidak perlu pura-pura bodoh Sakinah, aku sudah tau bagaimana perbuatan mu selama ini di belakang ku. Saat ini aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan ini, aku tidak mau hidup serumah dengan wanita tukang selingkuh, wanita yang rela menjajakan tubuhnya untuk Pria lain di saat dia masih menjadi wanita orang lain. "
Lagi-lagi ucapan Damar membuat Sakinah terkejut, hatinya terluka. Ia mencoba mengatakan kalau Ia tidak melakukan semua tuduhan yang di lontarkan oleh Damar, namun Pria yang sudah terlanjur terhasut itu tidak mau mendengarkan ucapan Istrinya. Ia melempar beberapa foto yang entah Ia dapat darimana di depan wajah Istrinya.
" Cepat kemasi semua barang- barang mu dan pergi dari rumah ini, mulai saat ini aku bebaskan kamu dari semua tanggung jawab mu padaku dan juga rumah ini. Mulai saat ini dan kedepan nya kita bukan siapa-siapa lagi. "
Sakinah menangis tergugu mendengar ucapan suaminya yang telah menjatuhkan talak untuk nya, kedua anak kembarnya berlari memeluk Ibu mereka ketika melihat Ibu mereka terduduk di lantai sembari menangis.
Sakinah memeluk kedua buah hatinya, Ia menyapu air mata yang mengalir di kedua pipi Putrinya, Sakinah menatap suaminya seakan tidak percaya dengan apa yang sudah di lakukan Pria yang sudah membersamai nya selama sepuluh tahun itu.
Damar yang sedari tadi memalingkan wajahnya seolah enggan melihat Sakinah kini merasa tidak tahan lagi, Ia dengan kasar menyeret wanita itu ke lantai kamar atas dimana kamar mereka berada.
Sampai di atas Ia tak segan- segan mendorong wanita itu hingga hampir saja tubuhnya ambruk.
" Cepat bereskan semua pakaian mu, jangan ada yang tersisa satu pun karena aku tidak sudi melihatnya disini. "
Sakinah berusaha berdiri, masih dengan isak tangis Ia mengumpulkan semua pakaian miliknya dan di masukkan kedalam koper.
Setelah selesai Ia turun ke bawah dengan menggandeng dua koper sedangkan satunya di dorong oleh si kembar.
Mereka bertiga melangkah keluar karena tidak melihat keberadaan Damar, namun sebelum sampai di pintu depan terdengar suara dari Pria itu.
" Tunggu !! Aku hanya meminta kamu yang pergi, jangan bawa anak- anak ku. Aku tidak mau mereka mengikuti prilaku buruk dari mu. "
Sakinah menghentikan langkahnya, kali ini Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi. Ia menoleh dengan tatapan penuh amarah, bagaimana bisa Pria itu memisahkan dirinya dengan kedua buah hatinya.
" Mas, Setega itukah kamu. Kamu menuduhku dengan sesuatu yang tidak aku lakukan lalu mengusir ku dengan tidak hormat, aku sudah menerimanya tapi aku tidak akan terima kalau kamu memisahkan aku dengan anak-anak ku, kamu benar-benar tidak punya hati. "
Damar tertawa sinis, mengejek wanita yang selama ini sudah mengabdikan hidupnya padanya.
" Kamu pikir mudah menghidupi mereka berdua di luar sana, apa kamu mau mengajak mereka buat jadi gembel begitu. Kamu bisa apa ha...... tanpa aku, sebaiknya kamu sadar diri. "
Damar menarik tangan kedua anak kembar mereka dengan kasar, menjauhkannya dari Ibu mereka.
" Berhenti menangis dan ikutlah bersama Ayah, apa kalian akan ikut Ibu kalian dan kehilangan semua kenyamanan di rumah ini. Makan juga belum tentu, apalagi tidur. Bisa- bisa kalian tidur di bawah kolong jembatan. "
Terjadi tarik menarik di antara keduanya sampai akhirnya Sakinah melepaskan tangannya karena tidak tega melihat kedua Putrinya yang kesakitan.
Si kembar menatap Ibu mereka yang pergi menjauh setelah di bentak oleh Ayah mereka, Damar tersenyum penuh kemenangan karena kedua buah hatinya telah memilihnya.
" Ibu........... !!!! " Teriak si bungsu tiba-tiba.
Ia berlari ke arah Ibunya, Sakinah menoleh dan spontan merentangkan kedua tangannya menyambut tubuh Putri kecilnya.
" Ibu, bolehkah Kirani ikut Ibu. " Tanya Rani penuh harap.
Rani memang lebih dekat dengan Ibunya ketimbang Ayahnya, itu karena sang Ayah yang memang kadang membedakan kasih sayangnya pada kedua Putrinya itu.
Sakinah mengangguk berulang kali di sertai dengan senyuman penuh haru, Rani bahagia karena mendapat persetujuan dari Ibunya.
Rani berlari kecil mengambil koper miliknya, Damar yang melihat itu menjadi kesal, Ia tidak terima dengan keputusan Rani yang lebih memilih Ibunya ketimbang dirinya dan semua kenyamanan di rumah itu.
" Rani, Ayah bilang kembalilah pada Ayah. Untuk apa kamu ikut Ibu mu yang hanya akan membawa pengaruh buruk padamu itu. "
Rani menatap Ayah dan Ibunya bergantian, Sakinah harap- harap cemas. Ia khawatir Rani akan berubah pikiran dan memilih tinggal bersama sang Ayah, namun apa yang di khawatirkan Sakinah tidak terjadi. Rani menarik koper kecilnya ke arah sang Ibu.
" Baiklah Rani, karena kamu lebih memilih Ibu mu maka mulai sekarang Ayah tidak pernah lagi menganggap mu sebagai anak, Ayah tidak peduli bagaimana kamu di luar sana, makan atau tidak Ayah tidak akan peduli. Mulai saat ini anak Ayah hanyalah Kirana dan jangan pernah menuntut nafkah dari Ayah karena Ayah tidak akan sudi memberikan sepeserpun uang Ayah ke kalian. "
Kirani menatap Ayahnya dan juga kakak kembarnya, entah apa yang Ia pikirkan. Sakinah menghampiri Putrinya dan mengambil alih koper di tangan Rani. Mereka pergi meninggalkan rumah mewah itu
Sampai di persimpangan mereka menyetop taksi yang lewat, ada seorang Pria yang tersentuh hatinya melihat penampilan Sakinah dan Rani. Tanpa diminta pun Pria itu langsung menepikan mobilnya.
" Butuh tumpangan Bu, biar saya antar ke tempat tujuan. " Tawar Pria itu.
Sakinah pun mengangguk ketika beberapa saat melamun. Di dalam taksi Sakinah bingung harus kemana.
" Kita mau kemana Bu. " Tanya sopir taksi.
Sakinah menggeleng karena memang tidak tau akan kemana, si supir merasa iba melihat Rani yang matanya sembab.
" Bagaimana kalau Ibu dan juga anak Ibu ke rumah saya dulu, di rumah saya hanya tinggal bersama Ibu saya. Jangan takut Bu, saya bukan orang jahat. Saya hanya kasihan melihat adik ini, seperti nya dia lelah. "
Si supir melihat ke takutan di wajah Sakinah, Ia langsung mengatakan kalau Ia hanya berniat menolong.
Sakinah menatap Putrinya, memang benar tampaknya Rani sudah kelelahan. Akhirnya Ia pun mengangguk.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
segampang itu kau terhasut fitnah,tak mau cari bukti dl g?
2024-07-26
0
❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ✨
dasar suami tempramen gak bisa nahan emosi masak di depan anak-anak nya ribut sih,gak bisa menjaga perasaan anak
2024-07-26
0
❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ
astaga nih suami asal aja kalau ngomong, coba cari kebenarannya dulu sebelum menuduh istrinya suka selingkuh
2024-07-26
0