NovelToon NovelToon
Salah Pilih

Salah Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: yu odah

mengabdi pada imamnya dengan sepenuh hati tetapi Justru derai air mata dan darah yang Inara terima.
Suami yang sangat ia cintai ternyata menghianatinya, hancur hati Inara mengetahuinya dan semakin membuatnya terpuruk saat kehancuran rumah tangganya ternyata ada campur tangan ibu mertuanya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu odah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tinggal di Mes

"Sudahlah hentikan tangismu..."ucap Egi karena isak tangis Inara mengganggu konsentrasinya dalam mengemudi.

"Aku tak menyangka dia tega menalak aku Gi, usia pernikahan kami bahkan belum seumur jagung, aku selalu menuruti katanya, aku selalu menyiapkan sarapan setiap hari, rumah pun selalu aku yang membereskan bahkan aku rela ikut membantunya bekerja agar kehidupan kami menjadi lebih baik, tapi ..kenapa dia sangat membenciku Gi? Apa salahku padanya hiks hiks..."

"Kau tidak salah Inara...dia yang bejat, suami tidak bertanggung jawab, apa pernah saat kau sakit dia yang obati, atau saat kau lelah apa dia yang memijit kakimu heh..dan di saat kau menangis apa dia juga menghiburmu?"

Inara menggeleng pasrah kini ia sadar kalau Rusdi tak mencintainya sedalam itu.

"Hei ..ki kita mau ke mana?" tanya Inara saat laju mobil Egi bukan ke kantin.

"Ada orang yang harus kita temui."

"T tapi aku harus masak di kantin."

"Ck ..aku sudah minta ijin pemilik kantin, mungkin kau akan datang terlambat dan urusan ini lebih penting daripada urusan kantin."

"Tapi bagaimana kalau si bos nanti marah? Kemarin aku sudah ijin."

"Ck dia tak akan marah, percayalah"jawab Egi pasti.

"Karena baginya kau lah nomor satu Inara"ucap batin Egi.

Inara akhirnya diam dan pasrah, bahkan saat Egi membawanya ke sebuah hotel mewah.

"Turunlah, dia sudah menunggu kita."

Inara mengekor Egi yang membawanya ke dalam lift dan berhenti di sebuah kamar mewah dan megah yang belum pernah Inara lihat kemewahan seperti itu sebelumnya.

Teet.

Pintu kamar terbuka dan pemandangan dalam kamar semakin membuat Inara takjub.

"Selamat datang Inara?" sapa Kenzi ramah sedang Inara terkejut bukan main melihat pria yang kemarin membopongnya.

"Tuan Kenzi?" panggil Inara antusias.

"Ya ..ini saya, mungkin kau heran melihatku di sini, sebenarnya ada sesuatu yang ingin ku bicarakan padamu."

"Apa itu Pak Kenzi?"

"Ehm ..maukah kau bekerja di restoran milikku sebagai chef tamu kehormatan?"

Inara dan Egi saling pandang, jika Inara merasa terkejut tapi Egi merasa heran kenapa Kenzi justru mengajukan rencana lain yang tak ada dalam pembahasan kemarin.

"T tapi ..saya masih bekerja di kantin pak, tidak enak kalau harus keluar dan berpindah ke restoran milik Pak Kenzi, saya merasa tak enak karena pemilik kantin telah membantu saya, rasanya sangat tak etis kalau saya meningggalkan kantin dan memilih bekerja di restoran bapak."

"Tenanglah, aku sudah minta pemilik kantin untuk melepasmu, dan dia pun menyetujui rencanaku, bahkan dia memberi suport padamu agar kau bekerja di tempat yang lebih baik"terang Kenzi panjang.

Kenzi menghempaskan nafas panjang karena melihat Inara kurang puas pada penjelasannya.

"Kalau kau tak percaya kau bisa baca pesan ini."

Dengan ragu Inara meraih ponsel milik Kenzi dan mulai membaca pesan antara Kenzi dan pemilik kantin.

"Kalau begitu saya akan pikirkan dahulu Pak."

"Kalau begitu kami pamit dulu Tuan Kenzi" pungkas Egi dan di sambut anggukan kepala setuju oleh Kenzi.

Kenzi ikut mengantar keduanya sampai area parkir.

"Na..kau ke mobil dulu, ada yang harus aku bicarakan dengan beliau" ujar Egi lirih.

Inara mengangguk kalu melangkah menuju mobil yang terparkir.

"Tuan..kenapa kau malah minta Inara untuk bekerja denganmu, bukan itu yang harusnya kau katakan"protes Egi.

"Aku ada rencana lain Gi, rasanya terlalu kejam untuk menunjukan tingkah menjijikan suaminya di belakangnya, di saat kondisi kesehatannya sedang tidak baik-baik saja, biarlah ia menikmati hari-hari terakhir hingga hari di mana ia memang harus meninggalkan suami brengseknya."

"Terlambat Tuan, mungkin hari ini adalah hari terakhirnya bertemu lelaki itu."

"Kenapa dengn Inara Gi?"

Egi pun menceritakan kejadian pagi saat Rusdi mengucapkan talak pada Inara dengan lantang tanpa ragu.

"Kasihan sekali dia, hanya demi batu kerikil suaminya membuang permata yang sudah ia genggam, Kesya memang wanita murahan, sudah ku beri kesempatan untuk berubah tapi ternyata memang dia adalah wanita tak tahu diri."

Egi menghela nafas kasar, mungkin bukan hanya sekali Kenzi di khianati oleh istrinya itu, batin Egi.

Kenzi melambaikan tangan membalas lambaian tangan Inara, ia tahu senyum tipis wanita cantik itu hanya untuk menutupi perasaan hatinya yang kini telah hancur.

"Kita akan balas orang yang telah menghianati kita bersama-sama Inara."

Egi masih tak ingin mengusik lara hati Inara, sejak berangkat memang Inara selalu menutup mulutnya rapat.

"Bekerjalah dengan tenang, tak usah kau pikirkan lagi suami yang telah menghianatimu, biasanya pelangi akan datang setelah hujan badai besar."

Inara menatap Egi intens, kenapa pria tampan itu begitu yakin dengan ucapannya.

"Apa kau menyembunyikan sesuatu tentang suamiku?"

"Belum saatnya kau melihatnya, aku hanya minta, jangan kau buang waktu berhargamu untuk lelaki yang tak pernah menganggapmu ada."

Inara turun dan dengan langkah gontai memasuki halaman kantin, di sambut Mery dan Leni yang menyambut dengan pelukan hangat.

"Selamat ya Na....kamu menjadi juara."

"Kami bangga padamu Na, bahagianya kau bisa berjabat tangan dengan Tuan Kenzi...oh andai aku bisa bertemu dengannya dan bersalaman dengan chef tampan itu rasanya duniaku akan semakin berwarna."

"Terima kasih Mer, Len...oiya kalian tahu pak Kenzi?"

"Ya ampun Na....dia chef profesional Na....namanya sudah menjadi jaminan kalau masakannya adalah ter the best, wajahnya sering terpasang di sampul majalah internasional, pokoknya Tuan Kenzi adalah pengusaha sekaligus chef paling tampan ...."

Inara tersenyum masam, ia merasa terhibur dengan kalimat Mery.

"Oiya Mer...apa di Mes ini masih ada kamar kosong?" tanya Inara ragu.

Mery dan Leni saling pandang lalu mengangguk serempak.

"Ada ..masih ada kok Na, apa kamu mau tidur di sini?"tanya balik Mery dan Inara pun mengangguk, ia sudah menetapkan hati untuk tak lagi pulang ke rumah mertuanya itu, benar kata Egi, buat apa mengharap tetesan air hujan di musim kemarau, sayang dan cinta yang ia berikan tulus pada sang suami ternyata hanya balasan sikap acuh dan dingin yang ia dapat.

"Tapi aku nggak bawa baju ganti Mer" cicit Inara.

"Ah ..tidak apa Na, bajuku banyak yang tidak terpakai, kau bisa memakainya itupun jika kau mau."

"Mau ..mau Mer, terima kasih banyak"Ucap Inara haru, ia rasanya tak mungkin lagi pulang ke rumah meski hanya sekedar mengambil bajunya, Rusdi sudah mengusir dan menalaknya, lalu untuk apa lagi ia harus kembali.

"Maaf kalau aku sudah merepotkanmu Mer."

"Ah kau ini Na..tentu saja tidak, aku bahkan senang kalau di mes tambah lagi penghuni, kita jadi ramai"balas Mery tulus, namun sebenarnya ia pun merasa senang karena bisa membuat sang pemilik kantin senang.Inara akhirnya bisa tinggal di mes yang memang di sediakan untuknya.

"Na ...ku dengar kau kemarin pingsan, lebih baik kau hari ini jangan terlalu keras bekerja, kau pasti masih lemas...dan ya ampun Na...pipi kamu kenapa?" pekik Mery keras hingga menarik perhatian Leni dan Nina.

Tentu saja ketiga wanita itu langsung merubung Inara dan memeriksa pipinya yang tampak lebam dan samar membiru.

Dan kepalan tangan Ibnu mengeras kala mendapat pesan dari Mery tentang kondisi Inara.

"Siapa yang telah membuatmu terluka Na....aku akan membunuhnya..!"

****************

Jangan lupa tinggalin jejak ya Bestie....like dan koment 😘😘😘🤗🤗🤗🤗

1
Holipah
Inara tolol suami penyakit masih mau aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!