PARTNER

...~•Happy Reading•~...

Mereka mulai menikmati makan siang yang sudah disediakan oleh waiters dan sangat menggugah selera. Sehingga melupakan apa yang dikatakan temannya tentang Gretha. Mereka semua fokus pada menu yang dipesan dan mencicipi semuanya, agar tahu menu mana yang paling disukai.

"Jangan sering-sering makan di sini. Bahaya." Ucap salah seorang.

"Mengapa?" Mereka saling menunduk dan bertanya, karena khawatir ucapan temannya didengar oleh orang lain.

"Berat badanku bisa bertambah sebelum hitung sampai 10. Calon pacar makin jauuu." Ucapannya membuat teman-temannya mengangat sendok dan garpu ke arahnya.

^^^Mereka mengira temannya mau mengatakan menunya tidak enak atau terlalu mahal. Mereka khawatir didengar orang yang duduk tidak jauh dari meja mereka, sehingga merusak reputasi Kalingga Restaurant.^^^

"Ati-ati bicaranya, pruull. Nanti ada orang dengarin begitu dan salah ngerti. Dikira resto ini jelek."

"Oh, iya. Sorry. Gak ngeh."

"Astaga, Andre bikin brokoli hampir nyangkut di tenggorokanku." Ucap salah seorang yang melihat Andre kembali ke arah mereka sambil membawa nampan dan mangkuk yang mengepul di atasnya.

^^^Semua temannya sontak melihat ke arah Andreas. Mereka tersenyum senang bisa melihat Andreas secara langsung sedang mengenakan celemek chef, seakan menyatu dengan kemeja putih yang dikenakannya.^^^

^^^Celemek warna hitam dan ada tulisan kecil warna emas di bagian pinggiran atas, 'Kalingga Restaurant' dan di bawanya ada gambar mangkuk yang isinya sedang mengepul. Juga ada sendok serta garpu di kiri kanannya. Penampilan Andreas benar-benar keren.^^^

"Ini menu buat baby nya." Ucap Andreas sambil meletakan semangkok makanan seperti soup di depan ibu hamil. Membuat ibu hamil menutup mulut dengan kedua tangannya. Dia tidak menyangka yang dikatakan Andreas, benar dilakukan. Bahwa akan membuat menu buat baby nya.

"Kursi ini kosong?" Tanya Andreas sambil menunjuk kursi kosong yang diperuntukan untuk Nicky. Ke 9 wanita itu sontak mengatakan iya. Andreas minta permisi, lalu duduk bersama mereka.

"Ayo, dicoba menunya. Semoga cocok." Ucap Andreas sambil mempersilahkan ibu hamil mencoba menu yang baru dibuatnya.

^^^Ibu hamil mengambil sendok dan mencoba. Dia dilihat oleh 8 wanita dan 1 pria, yang tidak sabar menunggu komentarnya tentang menu buatan Andreas.^^^

^^^Setelah dicicipi, ibu hamil hanya bisa mengangguk dengan mata berkaca-kaca ke arah Andreas. Dia makin terharu, mencicipi menu yang belum pernah dicicipinya.^^^

"Ndre, maaf, ya. Sebenarnya, kami senang sekali dan sangat berterima kasih kau mau duduk di sini dengan kami. Tapi demi keamananmu, lebih baik kau menyingkir sebelum dia jadi ngidam yang lain." Cesnia berkata kepada Andreas yang duduk di dekatnya.

^^^Semua temannya jadi tersenyum, lalu mengangguk kuat ke arah Andreas sebab mengerti maksud Cesnia. Kondisi ibu hamil bisa memeluk Andreas, terlihat dari wajahnya yang sedang terharu sambil menikmati menu yang diberikan Andreas.^^^

Andreas mengangguk sambil menahan senyum, mendengar ucapan Cesnia. "Silahkan diteruskan makannya." Ucap Andreas lalu segera berdiri meninggalkan meja teman-temannya.

"Mas Andreas." Tiba-tiba suara seorang pria memanggilnya. Andreas segera mencari sumber suara. Ketika melihat ada yang mengangkat tangan ke arahnya, Andreas menunjuk dadanya dengan jari telunjuk untuk meyakinkan bahwa dia yang dipanggil.

Pria yang mengangkat tangan mengangguk kuat untuk meyakinkan Andreas, bahwa dia yang dipanggil. "Bagaimana, Pak. Ada yang bisa dibantu?" Tanya Andreas setelah berdiri di dekat mereka.

"Maaf, Mas. Boleh kami pesan menu yang tadi Mas antar ke meja itu?" Tanya pria yang memanggil Andreas.

"Ooh, maaf, Pak. Tidak bisa dipesan." Ucap Andreas yang baru mengerti.

"Apa nama menunya dalam daftar ini?" Tanya pria itu lagi.

"Tidak, Pak. Itu saya sengaja buat untuk teman yang sedang hamil." Jawab Andreas tersenyum dan meminta maaf.

"Istri saya ini juga sedang hamil, jadi kepingin saat lihat ibunya makan menu yang diantar."

"Oh, begitu. Kalau begitu, tunggu sebentar." Ucap Andreas cepat, lalu meninggalkan pasangan suami istri tersebut.

Tidak lama kemudian, Andreas keluar dengan semangkuk menu yang masih mengepul di atas nampan. "Silahkan dicoba, Bu. Semoga cocok." Ucap Andreas sambil meletakan nampan di atas meja lalu perlahan meletakan mangkok dari tanah berwarna coklat kehitaman ke depan istri pria itu.

^^^Tanpa diketahui Andreas istrinya mengambil gambar Andreas yang sedang meletakan mangkuk, lalu mengucapkan terima kasih. Andreas mengangguk dan mempersilahkan ibu hamil untuk mencicipi menu buatannya. Kemudian Andreas meninggalkan pasangan suami istri tersebut.^^^

^^^Setelah itu, Andreas tidak keluar lagi dari belakang sebab banyak pesanan western food yang merupakan keahlian Andreas, jadi dia harus turun tangan membantu chef.^^^

Teman-temannya yang sudah selesai makan tidak bisa bertemu lagi dengannya, sebab dia sudah sibuk di pentri dan dapur. Cesnia segera memanggil waiters untuk membawa bill, sebab masih ada banyak orang yang antri untuk makan siang. Jadi mereka tidak bisa berlama-lama bercengkrama di tempat itu.

"Maaf, Mba. Bill nya sudah dibayar Pak Andreas. Beliau minta maaf, tidak bisa pamitan, sebab sangat sibuk di belakang." Ucap waiters yang mendekati mereka. Mendengar itu, Ke 9 wanita tersebut langsung terdiam dan saling memandang.

"Oh, sampaikan terima kasih kami pada beliau, ya. Kami tidak bisa lama, ada banyak yang ngantri." Cesnia berkata cepat, agar mereka bisa keluar.

"Nanti di luar baru kita bicara. Kasian, yang lagi ngantri." Ucap Cesnia karena melihat ibu hamil mau katakan sesuatu padanya, tentang apa yang dilakukan Andreas kepada mereka.

Saat mereka hendak berjalan keluar, mereka mendengar percakapan waiters dan sepasang suami istri yang akan mereka lewati mejanya. "Mas, di bill belum tercantum harga menu yang kami pesan khusus dari Mas Andreas untuk istri saya tadi."

"Ooh, itu tidak usah dibayar Pak. Menu nya belum masuk daftar dan itu khusus dibuat untuk ibu hamil." Waiters menjelaskan pesan yang disampaikan Andreas jika ditanya.

^^^Sepasang suami istri itu hanya bisa mengucapkan terima kasih lalu keluar bersama-sama dengan Cesnia dan teman-temannya.^^^

"Jangan komen dulu. Tunggu lewati antrian ini." Cesnia mengingatkan ibu hamil yang sudah tidak tahan berkomentar tentang menu spesial yang dibuat Andreas buat bayinya.

Setelah di luar restoran, jauh dari antrian, ke 9 wanita langsung berkomentar tentang apa yang terjadi.

"Kita benar-benar ditraktir, tapi bukan sama yang janji mau traktir."

"Iya, ujung hidungnya saja gak kelihatan." Banyak komentar yang diucapkan, terutama ibu hamil.

"Cesniaaa..." Tiba-tiba nama Cesnia dipanggil oleh seorang pria. Ke 9 wanita sontak mencari sumber suara yang memanggil Cesnia.

"Debey, cubit Mama mu kalau berkomentar, ya." Ucap Cesnia sambil mengelus perut ibu hamil ketika melihat siapa yang berjalan cepat ke arah mereka.

"Tidak ada seorang pun yang boleh ngomong." Bisik Cesnia tegas, mengingatkan ke 8 temannya.

"Sorry, Cesnia. Tadi meetingnya lama, mana kena macet lagi."

"Gak papa Nicky. Kami sudah selesai makan dan sudah bertemu Andre. Sekarang mau pulang dan ada yang mau balik kerja." Cesnia berkata pelan sambil tersenyum. Dia coba menahan emosi dengan memegang lengan ibu hamil, kuat.

"Sorry. Lain kali ku traktir double." Ucap Nicky dengan nada suara rendah, merasa bersalah.

"Thanks Nicky. Kalau sekarang kau mau lunch, sepertinya harus ngantri, karna meja yang diresevasi sudah dipakai orang lain." Ucap Cesnia masih dengan nada yang sama.

...~°°°~...

...~●○♡○●~...