NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Setelah obrolan singkat antara keluarga Sabila dan Xavier di kamar hotel. Akhirnya, Papa Gavin mengajak ketiga anaknya untuk pulang. Sedangkan Xavier dan keluarganya masih dalam mode perang dingin antara satu sama lain. Terutama, Ibu Mirna yang menatap putranya dengan begitu kecewa. 

"Kenapa harus mengecewakan Ibu setelah Ibu memutuskan lamaran untukmu, Vier?" tanya Ibu Mirna. 

"Mom, aku sudah meminta waktu untuk mencari cintaku sendiri—"

"Dan Ibu sudah memberikan waktu itu untukmu. Bertahun-tahun Ibu membiarkanmu berbuat semaumu demi mencari wanita yang kau kejar-kejar itu, tapi akhirnya sampai saat ini kau tidak bisa menemukannya. Dan sekarang—" 

"Sudah, Mom. Aku sudah menemukannya." 

"Apa maksudmu, Vier?" tanya Ibu Mirna bingung. 

"Wanita yang aku cari adalah Sabila, Mom." jawab Xavier. 

Bukannya senang, Ibu Mirna justru terduduk lemas di sofa. "Kenapa takdir sebercanda ini, Tuhan?" racaunya. "Bertahun-tahun Ibu memberi waktu padamu untuk menemukannya, tapi takdir justru tidak merestu. Sekarang, setelah Ibu mempunyai pilihan untukmu, kenapa kau malah bertemu dengan wanita yang kau cari. Ibu malu, Vier. Ibu malu kalau harus membatalkan perjodohan antara kau dan Sefty. Ibu terlanjur sudah menentukan tanggal lamaran dengan keluarga Sefty. Ya tuhan." 

*

Jika dalam keluarga Argetsani masih terlihat gaduh karena imbas dari perbuatan Xavier, maka yang terjadi dalam keluarga Bumantara justru kebalikannya. Selama dalam perjalanan pulang, tidak ada satu 'pun diantara mereka yang berbicara. Hingga akhirnya, mobil yang mereka tumpangi 'pun tiba di kediaman Bumantara.

Sabila langsung turun dari mobil, diikuti Papa Gavin, Aksa dan Aaron. Begitu mereka sampai di pintu, terlihat Mama Daffina beserta kedua menantunya menyambut dari pintu masuk. Namun, karena terlalu hanyut dalam pikirannya sendiri, Sabila melewati mereka semua seakan tidak melihat mereka sama sekali. Hal ini tentu saja membuat Mama Daffina menjadi bingung dengan tingkah putrinya. 

"Ada apa dengan Sabila, Pa?" tanya Mama Daffina.

"Kita masuk ya, kita bicarakan saja di dalam. Ayo!" 

Keluarga besar Bumantara itu langsung duduk dengan pasangan masing-masing di sofa ruang keluarga. Mereka terlihat fokus mendengarkan cerita dari Papa Gavin mengenai apa yang menimpa Sabila. 

"Apa? Astaga!" Mama Daffina membekap mulutnya karena terkejut setelah mendengar insiden yang telah menimpa putrinya. "Lalu bagaimana sekarang, Pa. Apa yang akan kita lakukan?" 

"Malam ini, keluarga Argetsani akan ke mari dan membicarakan masalah ini."

*

Sesuai kesepakatan awal, malam ini keluarga Xavier telah berada di depan kediaman Bumantara. Ibu Mirna terlihat begitu anggun dengan kebaya dan sanggulnya, sementara yang lain juga tidak kalah menawan dan rapi dengan style masing-masing. 

"Selamat malam, Tuan, Nyonya. Silahkan masuk!" Ketua pelayan itu langsung mengantar tamu majikannya masuk menuju ruang keluarga. 

"Selamat malam semuanya," sapa Daddy Andreas saat melihat para anggota keluarga Bumantara duduk berdampingan di ruang keluarga. Hanya Sabila yang tidak terlihat keberadaannya.

"Silahkan duduk," ucap Papa Gavin. 

Mama Daffina melihat tamunya satu persatu, hingga tatapannya berhenti pada Ibu Mirna. Kedua wanita paruh baya itu saling tatap dengan wajah sama-sama datar. Setelah itu, Mama Daffina mengalihkan tatapannya dari Ibu Mirna pada Xavier yang duduk bersama Sheryl. 

"Jadi, laki-laki ini yang sudah menghancurkan hidup anak Mama?" tanya Mama Daffina dengan menatap pada Papa Gavin, Aksa dan Aaron. 

"Ma," Papa Gavin menggeleng. Memberi kode pada istrinya agar tidak terlalu kasar dalam berbicara. 

Berbeda dari Papa Gavin dan Aksa yang terlihat tenang, Mama Daffina berada dalam tim Aaron untuk kali ini. Ia juga begitu emosi setelah mendengar tragedi yang menimpa putrinya. Ditengah panasnya suasana hati Mama Daffina, istri dari Aksa dan Aaron terlihat berusaha menenangkan. 

"Tuan, Nyonya. Kami ke sini membawa permintaan maaf yang sedalam-dalamnya atas peristiwa yang menimpa anak-anak kita. Dan oleh karena itulah, kami datang ke sini atas permintaan Tuan Gavin tentunya untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini dan mengambil satu kesimpulan untuk kita semua selanjutnya. Dalam hal ini juga, saya dan istri saya membawa serta Xavier, putra kami sebagai tersangka yang sudah melakukan hal tidak baik pada putri kalian." Daddy Andreas memegang pundak putranya. Meminta sang putra untuk mengutarakan permintaan maafnya secara langsung. 

"Om, Tante. Maaf, karena pertemuan pertama kita semua terjadi karena insiden tidak mengenakan ini. Tapi, ini semua juga terjadi diluar kuasa saya. Saya terlalu mabuk malam itu dan menemukan putri Om dan Tante di kamar saya. Dan— Om dan Tante pasti mengerti apa yang terjadi selanjutnya diantara kami." jelas Xavier. 

"Pintar sekali dia mengarang cerita." batin Aksa. 

"Bagaimanapun alasanmu, kau tetap bisa aku laporkan atas kasus ini!" timpal Aaron. 

"Selagi bisa, kami sangat berharap kemurahan hati keluarga anda semuanya agar bisa menyelesaikan masalah ini dengan jalur keluarga." ucap Daddy Andreas. "Setidaknya, dalam hal ini putra kami juga tidak bisa dikatakan salah sepenuhnya karena putri kalian berada di kamarnya malam kemarin."

"Putri kami tidak pernah mabuk dan tidak akan mungkin mabuk. Jadi dia tidak mungkin salah masuk ke kamar orang lain." sangkal Mama Daffina. 

"Kalian pikir putra saya sering mabuk, ha?! Ini juga pertama kalinya." ucap Ibu Mirna. 

"Hm, benang merah hampir terlihat jelas," batin Aksa. 

"Tetap saja, ini salah putra Ibuk!" ucap Mama Daffina. 

"Heh! Enak saja kalau bicara. Kalau anak Ibuk tidak ikutan mabuk, dia pasti akan menghajar putra saya dan pergi dari kamar putra saya." Bela Ibu Mirna.

"Tapi intinya—"

"Mama! Mommy!" ucap Papa Gavin dan Daddy Andreas bersamaan. 

"Aksa," panggil Papa Gavin kemudian. "Sebagai kakak tertua, apa pendapatmu tentang ini?" tanya Papa Gavin

"Aku rasa ini adalah kesalahan yang cukup fatal dan jalan keluar satu-satunya dari masalah ini adalah— pernikahan." 

Tidak ada yang tidak terkejut setelah mendengar jawaban Aksa. Bahkan Xavier sekalipun juga ikut terkejut. Dalam benaknya semakin dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang apa sebenarnya yang laki-laki ini inginkan. Kenapa semua jalan Xavier untuk mendapatkan Sabila seakan dipermudah olehnya. 

"Aku tahu kalian semua terkejut. Tapi Ma, Pa." Aksa menatap kedua orang tuanya satu persatu. "Aku sudah menyelidiki apa yang terjadi pada malam itu, dan apa yang dia katakan memang benar," ucap Aksa dengan melirik Xavier. "Antara dia dan Sabila telah terjadi sesuatu." 

"Kalau begitu, kirimkan saja bukti-bukti kejahatan laki-laki ini padaku, biar aku yang akan melaporkannya ke polisi." ucap Aaron.

"Kau rela tubuh adik perempuanmu dilihat oleh orang banyak?" tanya Aksa, membuat Aaron terdiam. "Ma, Pa. Kalau sampai yang terjadi malam itu membuahkan hasil, maka janin yang akan tumbuh di rahim Sabila tidak akan memiliki identitas. Apa kalian tega kalau calon cucu kalian tidak memiliki identitas?" 

"Jangan bicara sembarangan, Aksa." ucap Mama Daffina. Ia jelas saja tidak mau jika sampai ada salah satu keturunannya memiliki garis keturunan jelek. Tapi, apakah ini memang harus dilakukan?

"Semuanya bisa saja terjadi bukan?" 

1
murni l.toruan
Bahagia dan terus berusaha untuk yang lebih baik dari sebelumnya
murni l.toruan
Santuy Bil, biar saja mertua tau kamu tidak bisa masak, ntar disuruh masak benar-benar baru tau rasa loh
charis@ŕŕa
semangat vier buat dedek bayi ny....
Cinnn
Selamat hari raya idul adha semuanya.
Cinnn
Tunggui ya, ia 2 bab meluncur.
charis@ŕŕa
selalu ku terima thor ....
lanjut
Aqil Aqil
vote untkmu thor smngt lnjtkan
Triple
wih sudah 16 eps aja. pelan-pelan oy haha cepat amat nulisnya.

tapi baguslah daripada nanti penasaran terus nanggung jadi lebih baik aku tabung aja HAHA.
Triple
jangan bilang kakaknya doyan sama xavier.
Cinnn: Ngakak😁😁
Baca kelanjutanny di bab seanjutnya, Kak.
total 1 replies
Cinnn
Inshaa Allah satu bab lagi nyusul ya, tungguin.
charis@ŕŕa
mencari kesemptan anda xavier
Triple
haha
Nurhayati Nia
Hai _haii aku singgah lagi di karyamu setelah dokter anggi dan dokter njoyyy aku nyimak cerita yng niii.. lanjutttt
Cinnn: Terima kasih, Kak. Semoga betah ya❤
total 1 replies
Triple
adegan ekstrim gk ada?, haha
Triple
caper bet
Kadek Bella
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Cinnn: siap kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!