Update hari RABU, JUM'AT DAN MINGGU
Ini lanjutan cerita penghianatan Suamiku dan sahabatku.
Gerhana Kavindra seorang Mafia kejam. Siapapun yang berani mengusiknya, ia akan menghancurkan orang itu tanpa sisa. Sifat dinginnya membuat banyak orang takut berurusan dengannya. Namun seperti itu banyak wanita berusaha menggoda Gerhana agar bisa memiliki Gerhana. Bahkan mereka selalu berusaha menghalalkan segala cara agar Gerhana bisa jadi miliknya.
kemudian satu ketika Gerhana menolong Mahasiswa baru yang menggunakan cadar dikerjai oleh seniornya. disaat itu Gerhana mulai penasaran dengan Gadis Gerhana yang menurutnya mempunyai sejuta rahasia. Ketika ia ketemu dengan wanita itu Gerhana merasakan berdebar.
Apakah Gerhana dapat menaklukkan gadis bercadar itu?
ataukah Gadis bercadar bisa membuat Gerhana meninggalkan dunia bawah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMGM 027
"Berhenti...." Teriak Gerhana. Gerhana menatap nyalang Bianca yang berani menyakiti istrinya. "Gue bilang berhenti." Bianca seakan menulikan telinganya dia tidak mendengar perkataan Gerhana. dia tetap dengan tujuannya untuk membuka Niqab Icha.
Bug...
Khadija mendorong tubuh Bianca, Sehingga membuat Bianca jatuh tepat di bawah kaki Gerhana. Sedangkan Genk Tiger hanya menonton pertunjukan yang dibuat Bianca tanpa mau ikut campur. Dia yakin Gerhana bisa mengurus semuanya, Apalagi hanya seorang Bianca yang tidak ada apa-apanya bagi Gerhana.
"Aku tidak mau berbuat kasar kepadamu, Tapi kamu berani mau menarik Niqab Icha. Jangan salahkan aku yang juga kasar kepadamu." Kata Khadijah terkesan tegas namun tetap lembut. "Astaghfirullah Al Adzim, Ya Allah maafkan hambah karena telah berbuat kasar pada orang lain." Khadijah terus beristigfar dalam hati.
"Istighfar Dijah, Jangan sampai amarah menguasai hatimu." Ucap Icha lembut.
Khadijah menatap lembut Icha. "Baik boleh, tapi jangan terlalu baik sama orang. Apalagi orang seperti dia.
Icha hanya tersenyum tanpa mau membanta perkataan sepupunya.
Bianca berdiri tepat didepan Gerhana. "Gerhana sayang, Dia mendorongku." Bianca yang menyentuh tangan Gerhana namun dengan cepat Gerhana menghindar.
"Jangan pernah menyentuh gue."Bentak Gerhana.
"Kakakku mana mau sama cewek centil seperti lo." Rey menatap penampilan Bianca dari atas sampai bawah membuat Bianca Risih. "Liat baju yang lo kenakan seperti baju anak TK saja atau baju yang belum jadi." Rey mendekatkan bibirnya dekat telinga Bianca dan berkata. "Lo seperti wanita murahan."
Mata Bianca melotot, Dia tidak terima atas perkataan Rey. "Kamu..."
"ssssttttt... jangan berisik karena yang gue katakan itu bener adanya."
Bianca menghentakkan Kakinya meninggalkan Kantin. Sebelum dia pergi, Dia menatap Icha dengan tatapan benci.
"Lo tidak apa-apa?" Tanya Gerhana.
"Iya kak, aku tidak apa-apa." Jawab Icha.
"Dasar cewek muna"
"Gue yakin kalau dia mau dekatin Gerhana."
"Awas ajah kalau sampai itu terjadi, Kita akan buat perhitungan sama cewek muna itu."
Semua yang ada di kantin berbisik-bisik tentang Icha. Ada yang menatap Iri dan benci ada juga yang penasaran dengan wajah Icha yang selalu tertutup.
***
Jam 16.00 Semua Mahasiswa/i bersiap pulang ke rumahnya masing-masing. Ada juga yang pulang cepat yang hanya ada mata kuliahnya satu. Seperti saat ini Gerhana dan Icha tidak kembali ke apartemen. Melainkan mereka pulang kepesantren. Mulai hari ini Gerhana akan mulai belajar Mengaji dan Sholat.
Gerhana sudah siap dengan baju gamis yang untuk pria. Walaupun tidak merasa nyaman pakaian yang dia gunakan, Demi Istri yang mulai dia cintai akan dia lakukan.
"Masya Allah, Mas sangat tampan, pakai baju seperti ini." Puji Icha.
"Malam ini kamu juga akan ikuti kajian yang dibawakan oleh Ust. Zayn." Ucap Icha.
Gerhana menganggukkan kepalanya, Selesai sholat Magrib, Dia juga akan belajar ngaji pada Ust. yang ada di pesantren. "Lo?"
"Mas, usahakan ya kalau di pesantren jangan berkata Lo atau Gue. tapi kamu harus berkata dengan sopan pada pembimbing kamu. Kamu atau aku. Kamu paham kan mas." Dengan lembut Icha mengajari suaminya agar bertutur kata pada Gurunya yang akan mengajarinya di pesantren.
"Akan gue usahakan."
"Bukan usahakan. Tapi harus mas." ucap Icha. "Aku juga akan mengisi kajian untuk santri putri mas."
"Iya." Jawab Gerhana datar. Kemudian mereka bersama keluar dari kamar.
"Ayo Nak kita kemesjid." Ucap Kyai Ahmad pada Gerhana.
Gerhana mengikuti langkah Kyai Ahmad menuju mesjid yang ada di pesantren.
Sementara Icha akan sholat di rumah sebelum pergi mengisi kajian khusus santri putri.
ᥴ⍴𝗍ᥒ kk