Bukan area bocil, harap minggir💃🏻
Divya hanya seorang wanita rumah tangga biasa, berbakti pada suami yang memintanya menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan hanya mengurusi perihal pekerjaan di rumah dan mengurusinya sebagai suami. Meskipun Divya lulusan S-1, namun wanita itu menurut pada lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu dengan tidak menjadi wanita karir.
Namun, seketika rumah tangga mereka yang baru saja menginjak usia 2 tahun hancur karena orang ketiga. Bahkan orang ketiga itu sudah mempunyai seorang suami.
"Kau tega mengkhianati ku dengan wanita murah4n ini, Bang!" Divya menjambak selingkuhan suaminya itu dengan emosi.
Dughh!!!
Tubuh Divya tersentak, bagian belakang kepalanya dipukul dengan benda keras. Tak lama tubuh Divya terjatuh ke lantai, meregang nyawa dengan dendam yang ia bawa mati.
Namun, tiba-tiba Divya terbangun kembali. Dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 18 tahun lalu dengan memakai tubuh gadis yang bernama Ellia itu, Divya membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Unbo_xing.
Situasi di meja makan semakin gerah bagi Emilio, karena tiba-tiba tubuhnya kepanasan. Apalagi sudah tujuh bulan, ia tidak bisa menyalurkan gairahnya karena miliknya tidak bisa ON.
Namun anehnya malam ini, juniornya terbangun setelah sekian purnama. Hanya gara-gara melihat tubuh sexy Ellia, juniornya mengeras di bawah sana.
"Argghh," Emilio merintih kesakitan, karena untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan juniornya bangun bahkan sangat keras. "Aku harus ke kamar mandi!" dengan tergesa-gesa Emilio berjalan ke arah kamarnya di lantai satu.
Divya tersenyum senang sepertinya obat yang dicampur Sisil ke dalam kopi saat Emilio tadi meminta kopi telah berhasil bereaksi, ditambah dengan dirinya yang sengaja memancing gairah mungkin menambah nilai plus.
'Gimana caranya aku bisa masuk mengikuti Emilio masuk ke dalam kamar tanpa Fayyana curiga?'
Entah hoki dari mana, tiba-tiba ponsel Fayyana yang ditaruh di atas meja berdering. Saat wanita itu melihat si pemanggil, buru-buru Fayyana bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja entah kemana.
Divya melirik Sisil yang tidak jauh dari meja makan, ia menggerakkan kepala ke arah Fayyana agar Sisil mengikuti wanita itu agar nantinya Sisil bisa memberitahunya jika tiba-tiba Fayyana datang ke dalam kamar.
"Oke." Jawab Sisil tanpa suara, lalu ia pergi mengikuti Fayyana.
"Ayo kita mulai percobaan rayuan pertama," Divya dengan cepat berjalan ke arah kamar Emilio berada, dia membuka pintu dengan mudah karena tidak dikunci.
"Ommm..." panggil Divya dengan suara mendayu-dayu.
"Om dimana," sekali lagi Divya memanggil Emilio seraya berjalan ke arah suara rintihan terdengar.
"Apa efek obat yang tadi aku beli itu sangat dasyat ya, nggak kebayang buyung Emilio bengkak, khee... he..." Divya malah cekikikan membayangkan si Mr buyung milik Emilio membesar dengan urat-urat yang menyembul.
"Om--"
"Pergi! Jangan masuk!" suara Emilio terdengar serak dari arah dalam kamar mandi.
Tentu saja Divya tidak akan menurut, ini adalah rencana yang hasilnya masih fifty-fifty. Bisa saja gagal bisa juga berhasil, ia hanya ingin menggoda bukan ingin menyatukan tubuhnya dengan tubuh Emilio.
Divya mendorong pintu bathroom, ruangan itu sangat luas. Bahkan ada sofa panjang tak jauh dari bathtub, dengan karpet berbulu tebal di bawahnya.
"Ke-napa masuk! Per-gi!"
Divya melihat urat di leher Emilio menegang terlihat semakin membesar, langsung terbayang olehnya urat yang dibawah sana.
'Eh! Otakku mendadak mesuum! Sial!'
"Om... apa terjadi sesuatu. Aku lihat Om kesakitan, jadi aku datang ingin membantu." Dengan sengaja Divya menarik rok ke atas sedikit tanpa kentara, karena tindakannya CD berenda yang ia pakai terekspos begitu menggoda.
"Argghtt!" Emilio semakin kesakitan karena tak sengaja melihat ke arah bawah tubuh milik Ellia.
Divya maju mendekat, namun Emilio memundurkan tubuhnya. "Pergi! Atau kau akan menyesal, Ellia!"
"Ada apa sih, Om. Ellia nggak ngerti...." Divya semakin mendekat dan akhirnya ia menempelkan tubuh milik Ellia dengan tubuh Emilio.
Nafas lelaki itu semakin memburu saat da da mungil namun padat berisi milik Ellia menempel dengan dadanya, bahkan Divya dengan sengaja menggesekkan kedua gundukan itu ke tubuh Emilio.
"Om... selingkuh, yuk!" bisik Divya.
"Aku tau milik Om nggak bisa bangun sejak lama, tapi lihatlah karena melihat tubuhku milik Om bereaksi. Itu tandanya si junior Om pengen masuk ke dalam tubuhku. Ahhh...." Divya bahkan mendesaah, pengalaman selama dua tahun menikah dengan Finn tidak ia sia-siakan. Divya tau, Emilio sudah tidak tahan lagi.
Benar saja, mata Emilio yang sudah berkabut oleh gairah semakin memerah. Lelaki itu menarik tangan Ellia ke arah sofa sedikit melempar tubuh Ellia ke atas kursi itu. Saat tubuh Ellia sudah berbaring, dengan cepat Emilio menindih tubuh gadis itu.
Dengan rakus Emilio menyatukan bibir mereka berdua, hawa panas menjalar ke seluruh tubuh Emilio. Tangan lelaki itu mengangkat rok yang dipakai Ellia, lalu menarik si segitiga yang menghalangi jalan untuk miliknya masuk ke dalam milik Ellia dan melemparkannya entah kemana.
Bahkan Emilio tidak sadar bisa saja Fayyana masuk kesana, namun akal sehat lelaki itu sudah tertutup oleh nafsu. Emilio bangun sebentar membuka resleting dan pengait, lalu kembali menindih tubuh Ellia.
"Mau nggak mau aku akan memasukkan milikku, salahmu masuk kesini dan menggodaku!" suara Emilio begitu serak, akhirnya tanpa menunggu lagi Emilio mulai bersiap menyatukan milik mereka berdua di bawah sana.
"Jangan!" Divya yang sempat terlena oleh ciuman Emilio, seketika ingat tujuannya yang hanya ingin menggoda bukan menyerahkan tubuh milik Ellia.
"Terlambat! Kau sudah membangunkan singa yang kelaparan!"
Blesss!
Dengan sekali dorongan kuat Emilio memasukkan miliknya yang sudah membengkak ke dalam lu_bang sempit milik Ellia.
"Arghttt! Sa-kit..." Divya berteriak kesakitan. Ini adalah kedua kalinya ia di perra_,wani, meskipun Divya sudah pernah mengalami tetap saja ia berteriak, itu tidak bisa dicegah.
"Ughh... ini sangat sempit... ahhhh..." Emilio tidak perduli dengan teriakan kesakitan Divya, lelaki itu mulai menggerakkan tubuh bagian bawahnya. Wajahnya begitu terlihat menikmati karena akhirnya setelah tujuh bulan lamanya ia bisa merasakan kenik_matan itu lagi.
"Pelan-pelan, Om..." Divya masih waras, dia masih memanggil dengan benar.
"Shhhh... ahhh... punyamu sangat nikmat baby... aku nggak bisa menahan nya..." bisik Emilio tanpa mengendorkan gerakkan memo_mpanya dibawah sana.
Tak berapa lama desaahan nikmat keluar dari mulut Divya, dia sudah menikmati permainan mereka. Desaahan dan eraaangan keduanya saling menyahut, setelah waktu berlalu akhirnya keduanya akan segera mencapai pelepa_san.
"Ahhhhhh..." keduanya melenguuhh saat akhirnya mencapai pelepa_san.
Brukkk!
Tubuh Emilio terjatuh ke samping tubuh Ellia, nafas lelaki itu masih memburu dadanya turun naik dan kenikmattan dari pelepa_san masih menggelenyar di setiap sel anggota tubuhnya.
"Kau! Apa yang kau lakukan. Hah?! Kau masih kecil, tapi kau berani menggodaku!" setelah beberapa saat kewarasan Emilio kembali, lelaki itu membentak Divya.
"A-aku... Om... jangan marah... milikku dibawah sana sangat sakit... hiks...."
Lelaki ini menyeramkan saat marah, aku harus pandai berakting! Divya sedikit takut juga.
Melihat air mata mengalir di wajah gadis kecil yang tergolek di sampingnya, Emilio yang masih ingin marah akhirnya menghela nafas pelan.
Tiba-tiba lelaki itu mengingat dimana ia berada, dengan wajah tercengang Emilio menoleh ke arah pintu kamar mandi.
Kenapa denganku? Apa yang kulakukan disini? Bagaimana jika Fayyana masuk kesini!?