Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam-malam
Sebuah handphone menampilkan wajah tampan Alga yang sedang melakukan vc( video Call) dengan ibu dan ayahnya.
Zigga dan Alle duduk sofa balkon kamar mereka sembari menikmati secangkir kopi bersama.
"Hallo mommy? Mommy dan daddy belum berangkat?" sapa Alga yang kini sudah berada di asrama.
"Tiga hari lagi kami baru akan berangkat. Jadwalnya di undur. Besok barang-barang yang kamu perlukan akan di kirim, sebutkan apa yang ingin kamu titipkan?" sahut Zigga merasa sangat bangga dengan putranya yang sangat pintar dan tidak mudah rewel.
"Emm.. gak ada, di asrama mana boleh bermain gaming. Em, Daddy aku pingin sesuatu?" Alga berubah pikiran.
"Apa katakan?" Zigga menyimak.
"Jangan aneh-aneh Alga!" seru Alle memperingati.
"Tidak mom, aku cuma mau handphone baru dengan RAM yang besar." jawab Alga.
"Besok akan di kirim." jawab Zigga dengan cepat.
"Tidak! Ponsel kamu baru berapa bulan mommy belikan yang baru, sekarang mau ganti lagi?" tegur Alle.
"Tapi mom?" Alga sedikit kecewa.
"Daddy yang akan belikan. Kamu harus menjaga ponsel dari mommy mu agar tidak rusak." Zigga bersemangat mendukung putranya.
"Setuju Daddy!" Alga mengedipkan mata pada Zigga.
Kali ini ayah dan anak sangat kompak sekali membuat Alle tidak bisa berkata-kata lagi.
"Sayang, kamu sendirian di kamar?" tanya Alle.
"Satu kamar biasanya ada 2 siswa, tapi semua kamar penuh dan tersisa satu kamar, jadi Alga di kamar sendiri, Alga berharap jika Alga akan terus sendirian. Mommy doakan supaya Alga tidak campur dengan siswa lainnya." ucap Alga sangat senang dapat kamar sendirian.
"Permintaan raja rimba akan terwujud!" sahut Zigga lagi-lagi akan terus menuruti semua kemauan putranya.
"Zigga! Kamu gak boleh kaya gitu, gimana kalo nanti ada murid baru yang mau tinggal di asrama, gak boleh serakah jadi orang, harus berbagi karena itu bukan sekolah punya kita!" tegur Alle menasehati.
"Baik, mom." Alga menyahut dengan datar.
Zigga pun hanya diam yang penting dia akan mewujudkan kemauan anaknya dari belakang.
"Ya sudah kamu sekarang tidur, sekolah dengan baik gak boleh rewel, oke!" Alle menutup panggilan.
"Siap mom, selamat malam Daddy!?"
"Malam sayang!" sahut Zigga merasa sangat bahagia sekali karena dia dan anaknya semakin dekat.
Allessia menatap bulan dan menyandarkan kepalanya di dada Zigga.
"Kamu tahu, aku tidak pernah membayangkan hari ini akan terjadi, namun aku selalu berdoa untuk kebahagiaan anak kita. Hmm, rasanya tuhan sedang memberikan sebuah hadiah atas kesabaran dan kelelahan ku selama ini."
ucap Alle.
Zigga hanya terdiam dan mengelus rambut Alle dengan lembut. Zigga tidak dapat mengutarakan isi hatinya yang sebenarnya karena perasaan itu sangat kaku. Namun yang jelas, Zigga akan berusaha untuk membuat bahagia Alle dalam hidupnya.
Zigga terus melamun dan membayangkan jika dia akan tega mengurung wanitanya di ruangan rahasia selama beberapa hari. Tidak ada pilihan lain, mungkin inilah cara terbaik agar Alle tetap aman.
Malam semakin larut dan terlihat kini Alle sudah terlelap di pangkuan Zigga.
Zigga terus memandangi wajah yang sudah membuat hatinya berdebar-debar tidak karuan.
"Alle, terima kasih sudah mau mencintai ku dengan tulus." ucap Zigga dengan lirih.
...........
Sedangkan di tempat lain gemerlap malam jauh dari kata sunyi yang ada hanya suara dentuman DJ yang cukup keras kak Jenni menghabiskan banyak gelas minuman seorang diri.
Kak Jenni sangat depresi dengan situasi yang kini harus dia hadapi. Sebentar lagi adik dan ayahnya akan saling menyerang satu sama lain, Jenni benar-benar tidak tahu akan seperti apa akhir dari perselisihan ini.
"Kapan aku bisa hidup dengan tenang. Menjalani hidup dengan bahagia bersama dengan anak dan suamiku. Menikmati uang dari hasil kerja keras liburan ke berbagai kota. Haaaa!" Kak Jenni meracau dengan setengah sadar.
"Nona, apakah ada keluarga atau teman yang bisa kami hubungi?" tanya seorang bartender.
Namun kak Jenni tidak menghiraukan pertanyaan bartender dan malah tertidur.
Bartender tersebut mencari ponsel di saku baju kak Jenni namun tidak terdapat, hanya ada sebuah kartu nama yang di berikan oleh seorang pria yang tadi siang tidak sengaja bertabrakan dengan kak Jenni.
Bartender itu pun melakukan vc dan menghubungi nomor dari kartu nama tersebut.
Terlihat pria itu mengangkat panggilan.
"Hallo tuan, apakah anda mengenal gadis ini?" Bartender mengarahkan ponselnya ke arah kak Jenni. "dia mabuk parah sendirian, kami tidak bisa menghubungi siapapun kecuali anda." jelas sangat bartender.
"Aku akan segera menjemputnya!" sahut pria itu dengan cepat mengenali kak Jenni.
Tidak butuh waktu lama pria itu pun sampai untuk mengambil Kak Jenni yang kini benar-benar mabuk parah.
Tubuh tinggi kak Jenni membuat pria itu tidak mampu membopongnya. Dia hanya bisa membantunya untuk berjalan.
"Kamu perempuan makan apa, kenapa tubuhmu bisa tinggi sekali!?" gumam pria itu kewalahan membawa kak Jenni masuk ke dalam mobilnya.
"Makan, makan apa? Apa aku makan lemak babi atau makan sosis babi? Emm, aku sepertinya makan jangkrik." racau kak Jenni benar-benar tidak sadar dengan apa yang dia ucapkan.
Pria itu menahan tawanya melihat wanita mabuk satu ini. "Kamu sangat lucu kalo sedang mabuk seperti ini, tidak seperti tadi siang, terlihat angkuh dan arogan." ucap pria itu melihat sisi lain dari Jenni ketika sedang mabuk.
Kak Jenni terlihat benar-benar tidak sadarkan diri dan terlelap di mobil pria itu. Pria itu pun dengan hati-hati membawa mobilnya sampai ke apartemen..
Karena tidak tahu di rumah Jenni, pria itu pun membawanya apartemen miliknya.
Dengan susah payah akhirnya pria itu meletakan Jenni di atas kasur miliknya. Apartemen miliknya hanya memiliki satu kamar jadi tidak ada pilihan lain meletakan Jenni di dalam kamarnya.
"Oke!" Pria itu pun perlahan berjalan mundur untuk keluar dari kamar. "Kamu tidur di situ dengan nyenyak dan aku akan tidur luar!" ucapnya menjelaskan meksipun kini kak Jenni seperti mayat hidup.
Pria itu tidak dapat memejamkan matanya dan terus memikirkan Jenni yang ada di dalam kamarnya.
"Dia tidak ganti baju padahal baju itu sudah kena kopi, bahkan dia mabuk parah, apa baju itu tidak mengganggunya. Hmmm?" pria itu sangat delima apakah dia akan mengganti baju Jenni atau membiarkannya.
"Panas! Kenapa panas sekali di sini!" suara kak Jenni terdengar sampai luar membuat pria itu langsung berlari ke kamarnya.
Pria itu melihat kak Jenni mencoba melepaskan jasnya. Melihat kak Jenni kesulitan membuat pria itu pun bergegas membantunya.
"Aku akan bantu?" ucap pria itu.
Kak Jenni yang mabuk mengira jika itu adalah Zigga.
"Adikku, kamu di sini? Cepat bantu kakak lepas ini, kenapa panas sekali di sini!" Ucap Jenni setengah tidak sadar.
"Aku lupa tidak menyalakan ac, aku akan hidupkan sekarang." jawab pria itu langsung menghidupkan ac.
"Kamu adikku yang sangat aku sayangi, huaaaa... Zigga, apa kamu tahu, papah kita melakukan semua ini demi kita, dia rela menjerat dirinya sendiri supaya kita terlepas dari kontrak, Zigga, bagaimana nasib papah?" Kak Jenni meracau mengutarakan isi hatinya membuat pria yang di kira Zigga itu mengerutkan keningnya.
Jennifer setelah mengutarakan isi hatinya langsung tertidur lagi karena kepalanya serasa sangat berat.
Pria itu mengerutkan keningnya dan memikirkan nama yang di sebut oleh Jenni.
"Zigga? Kenapa nama itu tidak asing? Siapa sebenarnya wanita ini?" gumam pria itu penasaran.