Bagaimana jika pengalaman pertamamu di renggut oleh seorang gadis miskin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Pagi ini, Lucia bangun pagi-pagi sekali. Ia keluar dari kosanya sambil menatap sekeliling lingkungan itu. Ia tak menemukan Grey, Lucia lalu berjalan menuju tempat kerjanya mungkin saja Grey masih sakit dan beristirahat, pikirnya karena semalm pria itu ngotot ingin segera oulang dari rumah sakit.
Sementara itu, di kamar hotel yang sudah ia tempati beberapa minggu ini, Grey tersenyum di depan cermin sambil menyisir rambutnya.
“Tuan, hari ini aka kegiatan anda?” Tanya Adnan, karena tidak biasanya pria itu bangun pagi-pagi sekali. Bahkan pria itu sudah berdandan rapi tanpa harus di paksa olehnya terlebih dulu.
“Tentu saja aku harus bekerja.” Jawabnya.
Adnan membelalak, ia tak salah dengarkan? Pria itu bahkan sampai menggosok-gosokan telinganya pelan saking tidak percayanya.
“Anda yakin kalau anda mau berangkat kerja?” Tanya Adnan, Grey pun berbalik dan menatap ke arahnya.
“Bukanya ini yang kamu mau sejak lama?”tanya Grey, pria itu langsung berjalan keluar kamar meninggalakn Adnan yang masih berdiri mematung.
Grey menatap kanan dan kiri berharap ia bertemu Lucia hari ini, namun ia malah melihat Adanan yang berlari menyusulnya.
Mereka berdua pun turun ke lantai di mana ruangan Valen berada, Grey masuk tanpa mengetuk pintu.
“Grey? Tumben datang tanpa di suruh?” Tanya Valen terkejut, wanita itu langsung bangkit dari duduknya dan mendekati adiknya yang tak mau duduk dan hanya berdiri menatap ke arah Valen. “Ada apa? Apa kamu butuh uang? Atau abis buat ulah lagi? Kali ini apa yang kamu lakukan?”
Valen mengira jika Grey pasti sudah melakukan masalah besar sampai dia harus menemui dirinya langsung, biasanya yang mengurus semua kekacawan yang ia buat adalah Adnan.
“Hari ini aku mulai kerja.” Ucap Grey datar tanpa menatap kakaknya, ia terus mengamati ruangan sang kakak.
“Aku gak salah dengarkan? Kamu gak sedang main-main padaku?” Tanya Valen tidak percaya, karena tidak mungkin seorang Grey Valentino ingin terjun ke dunia yang di geluti Valen. Apalagi selama 25 tahun hidupnya, Grey tak pernah sedikitpun memiliki minat untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarganya, pria itu lebih suka menghamburkan uang dan menikmati hidupnya dengan berbuat ulah.
“Tentu saja, aku akan kerja di ruangan ini. Aku ingin ruangan ini sekarang juga.” Ucapnya lalu duduk di kursi kerajaan Kakaknya.
“Grey, jangan main-main. Jangan buat ulah di sini!” Ucap Valen dengan sungguh-sungguh, dia tak mau perusahaanya di jadikan tempat bermain adiknya yang sedang bosan.
Grey pun akhirnya menoleh ke arah kakaknya, ia menatap serius wanita yang selalu menjaganya dari jauh itu.
“Aku sangat serius, Kak! Aku akan menjadi kepala keluarga. Tentu saja aku harus punya pekerjaan yang tetap.” Jawabnya jujur, ia berbicara dengan percaya diri.
Valen pun menatap ke arah Adnan, pria itu hanya mengangguk lalu menundukan kepalanya.
“Kamu yakin akan menikahinya?” Tanya Valen, ia kira kalau Grey hanya main-main saat bilang jika pria itu akan menikahi wanita yang di tidurinya.
Grey menatap jam di pergelangan tanganya, ia tak punya banyak waktu karena harus mulai bekerja keras mencari nafkah untuk calon istrinya.
“Berikan ruangan ini atau—“
“Oke baiklah!” Ucap Valen buru-buru sebelum adiknya itu berubah pikiran. “Nan, tolong pindahkan semua barang-barangku ke ruangan lain.” Titah Valen.
“Baik Nona.” Ucap Adnan.
Grey pun menatap Andan dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, Grey berharap Adnan menyuruh Lucia juga datang keruanganya agar wanita itu bisa melihatnya bekerja dengan keras demi dirinya.
.
To be continued…
semoga berhasil, biar bisa memberikan pengobatan terbaik untuk cia
padahal Paul cuman mau harta mu saja
nggak sabar menunggu terbongkar kejahatan Paul dan Viona.