NovelToon NovelToon
My Director My First Love

My Director My First Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: arsyazzahra

Pernahkah kalian membayangkan, bagaimana rasanya bertemu mantan, yang tak lain merupakan cinta pertamamu?

Bella tak menduga jika ia kembali dipertemukan Arfa. Sosok mantan kekasih sekaligus cinta pertamanya, yang tak lain adalah Direktur baru tempatnya bekerja. Semula ia merasa percaya diri menganggap jika keadaan masih sama. Namun, sikap Arfa yang dingin dan ketus terhadapnya, membuatnya harus sadar diri, rasa percaya dirinya itu seketika terenggut dengan paksa. Bella memaksakan diri untuk membuang jauh-jauh perasaannya.

Namun, bagaimana jika keadaan justru membuatnya harus terus berdekatan dengan Arfa. Membuat rasa cinta itu tumbuh semakin besar. Seiring sesuatu alasan yang membuat Arfa berubah pun terkuak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arsyazzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Sakit

“Maaf Pak, soalnya tadi perut saya mules. Dan saya perlu buru-buru ke kamar mandi. Jadinya, saya minta tolong Mbak Bella yang sedang membuat kopi di sana.” Budi memilih untuk tak mengatakan kejadian sebenarnya.

“Karena hari ini baru pertama saya masuk ke kantor ini. Jadi, kamu saya maafkan. Namun, tidak akan ada untuk lain kali. Saya paling tidak suka ada orang yang tidak menuruti perintah saya, apalagi sampai tidak bertanggung jawab.”

“Baik Pak. Sekali lagi saya minta maaf. Saya janji tidak akan mengulangi lagi,” ujar Budi.

Bella masih terdiam mematung meratapi kejadian yang terjadi, masih tak percaya jika Arfa kini sudah berubah.

“Tolong buatin saya kopi yang baru,” perintah Arfa kemudian seraya mendorong pelan kopi buatan Bella.

“Emm baik Pak.”

“Bawa kopi ini. Kamu bisa membuang atau meminumnya.”

Bella memalingkan wajahnya seraya memejamkan kedua matanya, menikmati setiap goresan perih yang ia rasa atas perkataan Arfa. Yang ia duga jika lelaki itu sangat menjaga jarak dan membencinya, entah untuk alasan apa.

“Baik Pak!” Budi membawa secangkir kopi buatan Bella, sebelum kemudian pamit undur diri.

Arfa kembali menoleh ke arah Bella, yang masih terdiam dengan wajah muram.

“Ehem!” deheman lelaki itu menyadarkan lamunan Bella.

“Kalau begitu saya permisi Pak,” pamit Bella tanpa menoleh ke arah Arfa, perempuan itu membungkuk hormat.

“Tunggu!" cegah Arfa.

Bella menghentikan langkahnya, berpikir apakah Arfa berubah pikiran. Ia memutar tubuhnya menoleh kearah lelaki itu. “Ya Pak!”

“Saya paling tidak suka ada orang yang mencampur adukan urusan pribadi dengan kerjaan. Saya harap kamu bisa bersikap profesional!” tukasnya.

“Baik. Apa ada lagi yang ingin disampaikan?”

Arfa menggeleng, mengerakkan jarinya seolah mengusir Bella.

“Kalau begitu saya permisi.” Bella pamit keluar dari ruangannya. Perempuan itu melangkah ke pantry, berniat mengambil kopi buatannya demi menyamarkan kata-kata pahit yang baru terucap dari bibir Arfa. Namun, sampai di sana kopinya sudah tidak ada. Ternyata sudah diminum oleh salah satu pegawai OB di sana. Pegawai itu sempat meminta maaf dan menawarkan kopi baru untuknya. Namun, Bella menolak rasanya keinginan untuk meminum kopi itu lenyap. Karena sebuah kopi membuat ia teringat kejadian pahit tadi.

“Kopi buatan Mbak Bella ini pahit lho,” celetuk salah satu pegawai di sana. “Aku harus tambahin gula lagi biar lebih manis,” sambungnya.

Bella hanya tersenyum tipis, menurutnya kopi buatannya tak seberapa pahitnya. Dibandingkan kata-kata yang terucap dari bibir Arfa tadi. Bella masih tak percaya, rasanya hatinya begitu sakit dan matanya ingin menangis, mengingat hal itu.

“Wajahmu manis seperti gula. Namun, kata-kata mu pahit seperti kopi,” gumam Bella. Mungkin kata-kata itu sangat cocok menggambarkan watak Arfa kini. Perempuan itu menyandarkan punggungnya pada tembok, menekan gejolak rasa sakit yang ia rasa, hingga kembali mengingat kisah silam perpisahannya dengan Arfa.

Tujuh tahun yang lalu

Di sebuah salah satu sekolah menengah atas, kota Jogjakarta. Tampak raut wajah anak-anak berbinar bahagia, saat kelulusan tengah mereka rasakan. Begitupun dengan Bella dan Arfa yang saat itu menempuh pendidikan di sekolah yang sama. Keduanya di nyatakan lulus dengan predikat nilai yang terbaik.

“Akhirnya lulus juga kita. Gak sia-sia Bell, selama ini kita belajar dengan giat. Kita bahkan berhasil lulus dengan predikat nilai terbaik," ujar Arfa bahagia bahkan ia merentangkan kedua tangannya demi menghirup udara segar, saat ini keduanya tengah berada di taman belakang sekolah. Keadaan taman itu terlihat sepi, karena kebanyakan yang anak-anak ada di halaman depan.

Bella tersenyum menatap wajah kekasihnya yang menurutnya tetap tampan berkali lipat.

“Kau jadi mengambil kuliah di Amerika?” tanya Bella sedih.

Arfa segera menoleh ke arah Bella. Gadis cantik yang memiliki sepanjang bahu dengan poni samping, itu tampak menatap dirinya dengan sendu. “Jadi dong. Demi masa depan, kalau kamu mau kamu juga bisa ikut denganku. Bukankah kau juga mendapatkan beasiswa?” sahut Arfa seraya mendudukan dirinya di sebelah Bella.

Bella menggeleng. “Aku tidak bisa Arfa. Aku tidak mungkin meninggalkan ibuku yang sedang sakit.”

Arfa mengangguk paham. “It's okay. Aku hargai keputusanmu sayang," ucapnya seraya mengusap pipi chubby Bella.

“Aku akan kuliah di sini saja. Bukankah universitas di negara kita pun banyak yang lebih bagus. Toh aku pikir jika mengambil kuliah yang jauh, aku akan membutuhkan biaya yang lebih besar, Ar."

“Benar sayang. Aku mengerti kok, di manapun kau menempuh pendidikan, kau pasti akan tetap menjadi orang yang cerdas,” sahut Arfa bangga.

Bella tersenyum getir, menghela nafasnya berkali-kali. Seolah ada beban berat yang harus ia lepaskan.

“Ar...?” panggilnya.

1
Murti Ningsih
kan Bella sendiri yg minta putus. jadi wajar klw Arfa bersikap acuh terhadap Bella
Anonymous
keren
Ni komang Utari ariani
Kecewa
Ni komang Utari ariani
Buruk
Endang Purnama
sesek ooy
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Aisah Zahra
Semoga beliau n arfa kembali bersama
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
...
Dwi Winarni Wina
Arfa dulu sangat hangat dan lembut berubah jd dingin dan kayak membenci bella,,,,
Anonymous
keren
Elvi
knpa blm ada lanjutanx
😝
Paling ga suka baca novel yg cerita nya si wanita di buat goblok kayak gini, itu akan buat kita jd ikutan goblok
Fitri Ummu Arsyaqila
Luar biasa
Hasanah
di arfa lai. du mult lain di hati
😝
Lagian biasanya klo yg bikin kopi CEO ya sekretaris ya, lah ini knp juga karyawan lain kan di luat nurul ceritanya
Yunea Shanchai: ini kan novel ,cerita halu..suka2 penulis nya lh..nikmati aja kak..
Hasanah: kan yg mau buat kopi kbelet pipis ,karena ad kesempatan Bella menawarkan dri untuk buatkan kopi untuk arfa
total 2 replies
murniati cls
mamanya kek tak syg ya sm Arfa, mamanya LBH menyayangi abgnya
murniati cls
kok ayahnya tak bcr sdktpun, biasanya bila ibunya gitu ayahnya beda ya
murniati cls
keknya dulu dia mnta putus uga Krn ibunya deh,Krn dia miskin jd ibunya tak suka
murniati cls
mgkn mamanya uga dibohongi sm Olivia ini,
Safta Anggraini
bagus ceritanya... ringan ga byk konflik tp buat baper...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!