Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencengangkan Arsen
Arsen akan memasuki mobilnya, tapi niatnya diurungkan saat melihat Mia berada depan pintu tengah memandangi nya. Dia kembali mendekati Mia, lalu mengambil dompetnya dan mengambil dua puluh lembar uang ratusan ribu.
"Ini untukmu, belanjalah bahan makanan untuk beberapa hari kedepan, selama kau tinggal disini. Belilah bahan makanan yang sehat. Sampai nanti saat kita sudah menikah dan aku memberimu uang bulanan. " ucap Arsen kemudian.
"Oh, ya. Nanti malam bersiaplah. Kita akan ke rumah mama. Karena mama menginginkanku membawamu kesana untuk berkenalan dengan papa. " lanjutnya.
Setelah mengatakan itu, Arsen segera berbalik dan menuju mobilnya. Sebelum mobil itu bergerak, Mia berteriak kepada Arsen.
"Makasih tuan... Eh... makasih mas Arsen. Aku akan menunggumu."
Arsen hanya melambaikan tangannya melalui kaca mobil yang terbuka. Tanpa Mia tahu, Arsen tersenyum mendengar panggilan Mia yang disematkan kepadanya.
Setelah kepergiaan Arsen, Mia langsung menuju kamarnya dan membersihkan diri. Dia akan berbelanja di pasar saja hari ini, karena itu akan lebih menghemat biaya pengeluaran nya, daripada harus belanja di supermarket.
Mia segera memesan layanan ojek online, dan menunggu ojek nya datang sambil memainkan ponsel jadul nya. Tak berapa lama menunggu akhirnya ojek pesanannya sampai di depan rumah Arsen. Mia segera mengunci pintu dan pagar rumah Arsen dan segera ke pasar.
Mia bukanlah tipe wanita yang boros, yang setiap kali mendapatkan uang ada keinginan untuk menghabiskannya. Karena dia sudah biasa
hidup prihatin dari dulu. Kedua orang tuanya sudah mengajarkan kepadanya bagaimana hidup sederhana dan tidak boros. Sehingga Mia selalu memperhitungkan barang apa saja yang harus dia beli untuk kebutuhannya sehari-hari.
Sesampainya di pasar, Mia langsung berbelanja beberapa sayuran, Ikan dan makanan lainnya. Dia menebak-nebak makanan apa saja yang Arsen sukai dan tidak. Dan memenuhi tas belanjaannya.
Uang yang tersisa di tangannya masih lumayan banyak. Tapi tidak ada sedikitpun keinginan untuk membelanjakan hal lainnya.
"Uang yang di berikan Arsen, masih banyak. Kalau untuk kehidupan sehari-hari uang segini cukup untuk makan sebulan. Apalagi hanya dua orang yang makan di rumah. " Gumam Mia sambil menuju tempat menunggu angkutan. Kali ini dia akan kembali dengan menaiki angkutan karena belanjaan yang dibawanya lumayan banyak.
Sesampainya di rumah, Mia segera menyimpan bahan makanan yang sudah dia beli ke dalam kulkas. Karena tidak ada kegiatan lagi dirumah itu, Mia memutuskan untuk membersihkan kamar yang akan dia tempati. Lagipula Arsen sudah memberinya ijin untuk tidur di kamar itu. Jadi Mia akan menata pakaiannya di lemari yang ada disana. Dan tanpa sadar dia ketiduran sampai waktu menjelang malam. Bahkan dia melewatkan makan siangnya.
Arsen terheran-heran saat melihat rumahnya terlihat sangat gelap, Kalau dia hidup sendiri seperti biasa mungkin dia akan terbiasa dengan rumah yang gelap, tapi bukankah saat ini ada Mia di rumah ini. kenapa rumahnya masih gelap.
"Kemana dia, apa dia menghabiskan uang yang aku berikan tadi pagi, sampai dia lupa waktu. " gumam Arsen sambil menggelengkan kepalanya.
Sesampainya di dalam rumah Arsen segera menyalakan seluruh lampu rumah dan teras. Dia langsung menuju kamar Mia dan membuka pintu kamarnya perlahan. Kamar dalam keadaan gelap, Arsen segera menyalakan lampu kamar itu dan melihat Mia yang sedang tertidur pulas dengan beberapa pakaian yang masih tercecer.
Lagi-lagi Arsen menggelengkan kepalanya melihat Mia. "Rupanya dia sedang ketiduran saat membereskan pakaiannya. " Arsen mengulum senyum dibibirnya melihat gaya tidur Mia yang tak beraturan.
Arsen segera mendekati Mia dan membangunkannya.
"Mia... bangun... ini sudah malam. Kita harus ke rumah mama. " Arsen mengguncang-guncangkan kaki Mia agar dia segera bangun.
Mia yang mendengar suara Arsen pun segera membuka matanya, dan langsung terduduk.
"Tu... eh... Mas Arsen kau sudah pulang? jam berapa sekarang? "
"Jam enam malam. Segera bersihkan dirimu, kita akan makan malam dirumah mama. Dan pakai baju ini. " Kata Arsen sambil menyerahkan sebuah paperbag kepada Mia.
Mia membulatkan matanya mendengar waktu yang disebutkan Mia, dia langsung melihat ke arah Jendela dan melihat kalau suasana sudah menjadi gelap.
"Kenapa aku bisa tidur lama sekali? " gumam Mia tapi masih bisa di dengar oleh Arsen.
"Memangnya apa saja yang kau lakukan seharian ini, sampai membuatmu kelelahan? " Arsen mengurungkan niatnya pergi dari kamar Mia dan malah duduk disamping Mia.
"Tadi aku belanja beberapa kebutuhan dapur di pasar, setelah itu aku membereskan pakaianku ini, tapi belum selesai aku malahm ketiduran. " Jawab Mia apa adanya.
Mendengar kata pasar Arsen membulatkan matanya. Karena seumur hidupnya dia belum pernah menginjakkan kakinya di pasar.
"Kenapa di pasar? kenapa tidak di supermarket saja sih, Mia. Apa barang-barang dipasar itu higienis? " tanya Arsen sambil bergidik.
"Mas, Barang yang ada di pasar itu selalu fresh dari petani tiap hari, Ikannya pun tiap hari segar langsung dari nelayan. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Beda sama di supermarket yang barangnya di timbun berbulan-bulan di alat pendingin. Jadi lebih higienis mana coba. Harganya juga lebih murah di pasar daripada di supermarket. Jadi kita bisa berhemat. Gimana? Aku pintar kan sebagai calon istri kontrakmu. " Kata Mia dengan penuh kebanggaan.
Mendengarkan ucapan Mia panjang lebar Arsen hanya bisa menganga tak percaya. Ternyata dia memiliki lemikiran yang tidak pernah bisa Arsen jangkau. "Gadis yang unik."
"Terserah kau saja , sebaiknya kau sekarang membersihkan dirimu . Dan kita akan berangkat ke rumah mama ." Setelah mengucapkan itu Arsen segera beranjak keluar dari kamar Mia .
Beberapa saat kemudian , baik Mia maupun Arsen sudah siap untuk pergi ke rumah Bu Rima atau Mama Arsen . Mia yang terlihat cantik dengan gaun yang diberikan oleh arsen dan make up tipis yang memoles wajahnya, tapi tidak sedikitpun Arsen melirik atau memuji penampilannya malam ini . Dia terlihat biasa saja , dan seperti tidak tertarik sama sekali .
"Fix, kau memang penyuka sesama jenis tuan Arsen , masak wanita secantik aku saja kau tidak meliriknya sama sekali . Padahal aku sudah tampil all out seperti ini." Gumam Mia dalam hati .
Arsen dan Mia segera berangkat ke rumah Bu Rima. Tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah orangtua Arsen. Bu Rima menyambut kedatangan Arsen dan Mia dengan senyuman lebar yang menghiasi bibir Bu Rima.
"Akhirnya kalian datang juga. " Bu Rima memeluk Mia dengan penuh kebahagiaan.
Arsen mengernyitkan keningnya saat melihat interaksi antara Mia dan mamanya. Dia tidak mengerti kenapa mamanya bisa sedekat itu dengan Mia padahal mereka baru berkenalan. Bahkan mamanya tidak menyapanya sama sekali, padahal disini yang menjadi anaknya adalah dirinya.
Bu Rima mengajak Mia masuk kedalam rumah dan bertemu dengan suaminya.
"Pah... kenalkan ini Mia, calon menantu kita. "
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE