Semua tidak akan indah lagi pada waktunya, hati seorang Stefanus Karim telah hancur berkeping-keping oleh penghianat istri dan sahabatnya.
"Tega sekali mereka berbuat begini padaku...!! tidak kusangka selama ini mereka bermain asik di belakangku..!!"
Chartiana istri Stefan telah berselingkuh dengan kakak tirinya sendiri. Entah setan apa yang telah merasuki jiwa Jeremy hingga tega menusuk temannya dari belakang.
"Akan ku balas penghianatan kalian dengan cara yang manis...!! sampai kalian merasa kematian lebih baik daripada kehidupan..." ucapnya dengan sorot mata ingin membunuh
Yuks..~ ikuti kisah cinta segitiga yang sungguh membagongkan 💗💗💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukalama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Pagi Hari yang Cerah
(Flashback)
Tiga hari telah berlalu sejak malam yang memabukkan terjadi di villa milik Stefan, kini mereka berempat sudah kembali kepada realita kehidupan setelah berlibur di puncak.
Seperti hari-hari biasanya, di pagi hari yang cerah ini seluruh anggota keluarga Ganendra sedang sarapan di meja makan, didampingi oleh dua pelayan rumah yang selalu sigap melayani para majikan mereka, menuangkan air minum dan membuatkan kopi.
"Sayang...." panggil Charlotte bisik-bisik pada suaminya
"Ada apa....??" tanya Jonathan tidak jadi menyuap nasi goreng ke mulutnya
"Apa kamu merasa ada sesuatu yang aneh dengan sikap Chartiana dan Jeremy...??" bisik sang bunda
"Hmm...." Mata Jonathan pun menyipit lalu memperhatikan kedua anaknya secara bergantian, terlihat gesture Charty dan Jeremy tidak seperti biasanya, sejak tadi kepala mereka berdua menunduk saat makan, seperti tidak mau saling menatap.
"Kulihat mereka sehat-sehat saja kok..." ujarnya tidak peka, sambil menggedikkan bahu, menyantap kembali sarapan paginya
"Astaga...." mendengar jawaban acuh tak acuh dari suaminya itu, Charlotte memutar malas kedua bola matanya, Jonathan tidak pernah mau memusingkan hal-hal kecil
Keanehan sikap mereka tidak hanya dilirik oleh sang bunda, kedua adik kembar mereka, Javier dan Jarvis pun ikut saling pandang, mereka berdua menyadari ada kejanggalan diantara kedua kakaknya.
"Hati-hati ya suamiku...~" ujar Charlotte memberikan tas kerja suaminya
"Terimakasih sayang..., cups...~" seperti biasa sebelum berangkat kerja, Jonathan memberikan ciuman hangat pada sang istri
"Sayang coba lah berbicara pada Jeremy..., aku rasa mereka habis bertengkar hebat" bisik Charlotte pada suaminya
"Iya nanti aku coba tanyakan dia, bunda cantik jangan terlalu khawatir ya..., anak-anak kita sudah pada dewasa..." ujarnya sembari mencubit gemas pipi istrinya
"Iihh malu ah dilihat anak-anak.." celetuk Charlotte tersipu malu, saat semua anaknya memandang datar pada ayah dan bunda
"Brrmm....brrmm" kedua mobil langsung tancap gas keluar dari gerbang kediaman keluarga Ganendra, sepanjang perjalanan Chartiana terus diam dan hanya menatap pemandangan jalan melalui jendela mobil yang di kendarai supir mereka
"Dari kemarin juga sama seperti ini..." bisik Javier
"Aku rasa kak Charty cuma lagi galau aja..." Jarvis terkekeh
"Tapi kak Jeremy juga sama, dari kemarin selalu saja menyendiri di kamarnya..." ujar Javier, tidak pernah ia melihat kedua kakaknya saling diam terus menerus seperti ini, kecuali ada pertengkaran hebat, tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api
....
Pagi hari di kediaman keluarga Karim, terlihat sangat ibu dan anak perempuannya sedang sibuk menyiapkan hidangan sarapan pagi di meja makan, dibantu oleh satu pelayan yang selalu bolak balik ke dapur.
"Pagi...ma...~" sapa Stefan dengan riang, ia menghampiri dan mengecup pipi kanan ibunya
"Tumben sekali pagi gini kamu sudah berdandan rapi..." ujar Stella tersenyum melihat ketampanan putranya, memang beberapa hari ini putranya terlihat lebih fresh dari pada sebelumnya, Stefan biasanya turun dengan rambut yang masih acak-acakan, kemeja belum terkancing rapi, dan dasi yang menggantung di leher, tapi sudah tiga hari ini Stefan nampak selalu rapi dan bersemangat, ditambah tercium aroma parfum baru yang menyegarkan
"Iiihh kakak ganti parfum lagi...??, tiap pagi kok wanginya beda-beda sih...." protes Stefanie, yang hari ini bertugas membantu sang ibu menyiapkan sarapan
"Of course, parfum ini wanginya lebih fresh dari pada yang kemarin...~" ujarnya wajah bangga
"Iihh..., baunya sama sekali gak ada yang enak, yang kemarin baunya kayak parfum kakek-kakek, hari ini bau parfum om-om..." Ledek Stefanie sambil menutup hidung dengan dua jari
"Cih...., dasar cewek jomblo gak ngerti selera laki-laki jaman sekarang" decak Stefan meledek balik adiknya
Tentu saja Stefanie langsung naik pitam mendengar ledekan kakaknya, "Apa kakak bilang apa...!! ngatain aku jomblo, kakak sendiri juga sama, perjaka tua...!!" umpatnya tidak kalah pedas
Dahi Stefan langsung mengerenyit, suasana pagi yang cerah malah kian memanas, keduanya terus saja cekcok salik meledek, sang ibu yang sudah terbiasa tidak menghiraukan mereka berdua, ia tetap fokus, menyiapkan semua hidangan di meja makan, sejak dulu rumah kediaman Steven dan Stella memang selalu ramai oleh suara pertengkaran anak-anak mereka.
"Ada apa ini, pagi-pagi gini sudah ribut...!!" kemunculan suara bariton, membuat keduanya langsung terdiam, ternyata Steven sang kepala keluarga telah datang bersama kedua anaknya Stevie dan Stewart yang juga seringkali dipanggil Rafael oleh seluruh anggota keluarganya.
"Pagi Pa..." sapa Stefanie dan Stefan secara bersamaan, keduanya langsung diam seribu bahasa
"Suara ribut kakak sampai terdengar ke kamarku loh..." ujar Rafael terkekeh melihat wajah panas kedua kakaknya
"Sudah....sudah..., ayo kita semua duduk dan sarapan dulu" ajak Stella, sembari menarik kursi untuk duduk
Sebelum duduk Steven mengecup dahulu dahi sang istri, pemandangan yang sudah sering anak mereka lihat di pagi hari. Kini seluruh anggota keluarga sudah duduk bersama-sama, Stella menyendokkan nasi kuning ke atas piring suaminya, juga beberapa lauk pelengkap, anak-anak mereka pun segera menyendok menu sarapan ke piring mereka masing-masing.
"Oo iya, hati minggu nanti Stevie akan mengikuti lomba equestrian loh..." ujar sang ibu tiba-tiba
Mendengar itu Steven lumayan terkejut, "Wah bagus sekali nak..., papa senang sekali Stevie, akhirnya kamu mau keluar dari zona nyaman mu" seru Steven dengan senyum merekah pada putrinya yang pemalu
"Hmm...., tapi aku gak akan mungkin menang kok pa...." cicit Stevie dengan wajah tersipu
"Tidak apa nak..., menang atau kalah nantinya tidak akan jadi masalah buat kami, yang terpenting kamu sudah mau menyalurkan hobi kamu, mama tahu sejak kecil, kamu sangat suka sekali dengan kuda..." Stella memberikan semangat pada putrinya yang pemalu
"Iya Evie..., kamu jangan pesimis gitu dong...~, kami semua pasti akan datang untuk dukung kamu berlomba..., iya kan kak Epan..." seru Stefanie, dengan tatapan memaksa
"Eehh...?? Ke....kenapa aku juga harus ikut...??" protes Stefan, sebenarnya ia punya rencana lain di hari minggu nanti
"Adikmu akan ikut lomba akhir bulan ini, kamu harus hadir memberikan dukungan..." ujar Stella dengan tegas pada putranya
"Tapi ma..., sepertinya aku belum tentu bisa datang deh, ada kerjaan di kantor..." Stefan mencari alasan, sebenarnya ia ingin mengajak Chartiana berkencan di hari minggu nanti
"Ayolah kak Epan..., kapan lagi kita bisa melihat Stevie ikut lomba, ini perlombaan pertamanya loh kak..." Rafael ikut nimbrung
"Papa setuju..., kalian semua tidak boleh ada yang absen di acara perlombaan Stevie nanti, kamu juga Stefan jangan terlalu banyak bekerja, bersantai saja di hari minggu nanti..." perintah Steven tegas pada putranya
"Iya...pa...." jawab Stefan sambil cemberut
Mendengar dukungan dari suaminya, Stella tersenyum penuh arti pada putranya, tentu saja ada rencana lain kenapa ia memaksa sang putri mengikuti lomba berkuda, selain ingin melatih kepercayaan diri Stevie, Stella juga mau menjodohkan Stefan dengan Vivian yang dianggapnya sangatlah cocok menjadi istri masa depan putranya.
"Ugghh..., padahal aku ingin sekali mengajak Charty berkencan..." keluhan hati Stefan
Sedangkan Stevie saat ini sedang merasa sangat cemas dan takut, apalagi mengetahui seluruh anggota keluarganya akan datang melihat aksinya saat perlombaan berkuda besok, "Aduuhh....gimana ini, gimana kalau aku melakukan kesalahan saat lomba nanti...!!" seruan hati Stevie yang panik
Bersambung~
...****************...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘