NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10.

"haih jadi orang kepo banget si lo, terserah mbak ana lah mau minta mas kawin apa!" kata ari yang baru saja pulang.

"yee baru pulang nyamber aja lo!" kata rizky membalas perkataan ari.

"udah lama mas?" tanya ari pada mas billy.

"iyaaa dari acara ulangtahun nayla tadi itu belum pulang, kamu sendiri dari mana?" tanya billy pada ari.

"biasa mas, dari lapak. Lumayanlah buat jajan" kata ari membuat mas billy tersenyum dan menganggukan kepala.

"gapapa namanya cowok, yang penting tetep sekolah" kata mas billy yang langsung di angguki oleh ari.

"aku masuk dulu ya mas, mau mandi ini gerah banget" kata ari dijawab anggukan oleh billy.

Ari pun langsung masuk kedalam rumah setelah berpamitan pada mas billy dan juga sedikit menjahili rizky.

"jarang ada anak seusia ari gak malu dengan apa yang dia jalaninya" kata mas billy yang masih memandang ari sampai masuk kedalam rumah.

"memang kenapa mas?" tanyaku.

"yaa iya kan? Mana ada anak yang remaja kaya ari mau loh kerja di lapak, apalagi ari jadi tukang parkir loh. Coba aku tanya, anak muda jaman sekarang bisanya apa sih selain minta sama orangtuanya? Tapi ari, bahkan buat jajan aja dia berusaha sendiri supaya dapat uang lebih. Itu hebat" kata mas billy menatap aku dan rizky bergantian.

"iyaa emang bener mas, tapi aku sama suami juga kaya mas ari sih mas. Kita juga mau aja kerjain apapun asalkan halal untuk makan" kata rizky membuat billy terkekeh kecil.

"yaa kalau kamu sih kan ketauan memang sudah berumah tangga dan ada anak kalian yang harus di kasih makan, iyakan?" kata mas billy membuat rizky tersenyum malu.

"hehe iyaa mas, kok tau sih" kata rizky.

"gapapa yaa rizky, rumah tangga itu di jalani berdua walau gimana pun susahnya. Nanti aku sama ana juga akan seperti itu, iya kan an?" kata mas billy padaku yang hanya bisa menganggukan kepala.

"iyaa mas insyaallah" jawabku membuat rizky menyeritkan kening.

"kenapa ekspresi lo kaya gitu si ky?" tanyaku pada rizky.

"kok insyallah sih mbak, harusnya iya gitu loh. Kan bentar lagi lo sama mas billy juga bakalan nikah dan punya anak, gimana sih" jawab rizky membuatku memutar bola mata malas.

"iyaaa kan baru mau ky, belum udah nikah. Gimana sih" kataku membalas perkataan rizky.

"iyaa juga sih" jawab nya membuatku memutar bola mata malas.

"aahh nah tukang somay tuh, kayanya enak yaa malem gini makan somay" kata rizky kembali melirikku. Aku pun melihat malas rizky yang melirikku seperti itu.

"udah sana ambil piring ky, panggil tuh abangnya kesini" kataku yang langsung di lakukan oleh rizky.

Tak lama abang penjual somay itu ada dihadapanku dan juga billy.

"kamu mau mas?" tanyaku pada billy.

"boleh deh, kamu tanya mama sama bapak juga ya mau somay apa ngga. Emm semuanya deh, nayla juga ari ya jangan lupa" kata billy. Aku pun langsung masuk kedalam rumah dan mengambil piring sekaligus bertanya pada orang didalam rumah.

"mama, bapak, nay mau somay gak? Didepan ada tukang somay" kataku pada ketiganya karna ari sepertinya masih di kamar mandi.

"mau dong mbak, nay pake bumbu kacang sama kecap aja ya mbak" kata nayla.

"ambil piring ya nay, sekalian buat mama sama bapak. Mbak mau kedepan duluan" kata ku yang langsung di angguki oleh nayla.

"iyaa mbak, nay ambil piring dulu. Tungguin mbak" katanya sambil berlari menuju dapur untuk mengambil piring, setelah itu kami pun bersama menuju tukang somay dan juga mas billy berada.

"mas billy mau makan somay juga? Emang doyan?" tanya nayla pada mas billy.

"yaa doyan lah masa ngga, enak loh somay ini" kata mas billy ketika nayla duduk di sebelahnya.

"iyaa mas emang enak, oiyaa makasih ya mas kado nya. Nayla suka banget tau mas, boneka sama kadonya bagus. Tapi kata mama jangan dipakai soalnya nay masih kecil" kata nayla membuatku menyeritkan kening.

"kok gak boleh di pakai, emang kamu kasih kado apa mas?" tanya ku pada mas billy yang hanya terdiam.

"mas billy kasih kado gelang mbak, bagus banget. Nay kan cuma pakai anting sama cincin yang mbak beliin kemarin itu, ini nay pakai tapi kata mama kalau gelang jangan dipakai taku jatuh atau dicuri orang" kata nayla dengan memanyunkan bibirnya.

"iyaa nay nurut aja ya sama kata mama, tapi kalau mau di pakai nanti pas acara-acara aja jadi kan aman" kata mas billy yang langsung dijawab anggukan kepala dan senyum mengembang dari nayla.

"iyaa mas, mama juga bilang kaya gitu." jawab nayla sambil menghampiri tukang somay yang lagi menyediakan miliknya.

"nah, untung belum pergi" kata rizky yang baru balik lagi.

"lu ambil tempat lama amat deh, gue sama yang lain aja udah mulai makan. Untung bapaknya masih bikinin punya nayla sama punya mama sama bapak" kata ku pada rizky.

"iyaa biasa, kan harus nyuci dulu tempatnya. Nih bang, bikinin ya bang yang pedes" kata rizky pada penjual somaynya.

"sayang, ini uangnya" kata mas billy memberikan pecahan seratus ribuan padaku.

Aku pun menerimanya dan memberikan pada abang penjual somay itu, total somay yang aku beli tujuh porsi dengan harga sepuluh ribu dan satu porsi dengan harga lima ribu untuk anak rizky.

"Jadi totalnya tujuh puluh lima ribu, mbak" kata bapak penjual somay.

"sebentar pak saya ambil tempat dulu, sisa kembalinya somay aja ya pak. Sambalnya dipisah" kataku pada bapak itu.

Aku pun masuk kedalam rumah dan mengambil piring agak besar yang kiranya mampu menampung dua puluh lima butir somay itu dan satu buah mangkok berukuran sedang untuk bumbunya.

"ini pak tempatnya" kataku memberikan tempat itu pada bapak penjual.

Setelah selesai, aku pun kembali menawarkan somay itu pada mas billy.

"nambah mas somay nya" kataku pada mas billy.

"ngga sayang, ini aja udah cukup. Kenyang banget, tadi kan udah makan nasi juga" jawabnya. Aku pun menganggukan kepala.

"aku bawa masuk aja ya, siapa tau nanti husni pulang mau somay" kataku yang langsung di angguki oleh mas billy.

Betapa beruntungnya aku mendapatkan lelaki yang begitu baik dan perhatian padaku dan juga keluargaku.

"mas, kata mama dia udah nyiapin bekal untuk tante kamu dan keluarganya ya. Nanti aku bawa keluar kalau kamu udah mau pulang" kataku pada mas billy.

"gak usah repot sayang, gapapa tante mah gak usah di bawain. Lagian tante itu gak akan biasa makan malem-malem sayang" kata mas billy.

"yaa gapapa mas, kan bisa mas taro dikukas nanti masukkan ke microwafe. Tante ada kan?" kataku pada mas billy yang menganggukan kepala.

"iyaa benet juga kanu, yasudah kalau gitu biar nanti mas bawa" katanya pada akhirnya.

Tepat pukul sembilan mas billy pulang kerumahnya setelah sebelumnya berpamitan pada bapak dan juga mama, sementara aku mengantarkan mas billy hingga sampai dimana motornya berada.

"kita ketemu lagi besok di tempat kerja ya sayang, minggu depan mas kesini lagi buat lamar kamu" katanya sambil tersenyum manis.

"iyaa mas, hati-hati ya" jawabku membalas senyum mas billy.

"terus panggil mas ya, aku suka" katanya membuatku malu.

"iyaaa bawel" kataku yang salah tingkah dengan senyum mas billy.

"jangan salah tingkah kaya gitu dong, kamu jadinya lucu tau kalau kaya begitu hihihi" katanya yang justru semakin membuatku malu.

"ck, udah ah sana pulang jangan godain orang mulu" kataku membuat mas billy tertawa kencang.

"yaudah aku pulang dulu ya jangan kangen loh" katanya sambil naik keatas motornya, ia pun mengendarai motornya meninggalkan ku yang masih berdiri ditempat.

aku pun menggelengkan kepala dengan tingkah mas billy yang seperti itu, tapi aku juga bahagia dengan keseriusannya padaku.

Aku pun kembali kerumah yang masih ramai itu, padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih sepuluh menit.

"jadi gimana an lamarannya untuk minggu besok?" tanya mama padaku.

"huft, besok kita bicara kan ya ma. Yang pasti kalau untuk biaya, insyallah ada ya ma. Mama gak usah khawatir" kataku pada mama yang hanya menganggukan kepala mendengar jawaban ku.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!