Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Follow IG : @tri_haryani98 untuk melihat Visual
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 28 Akan Mempertahankan
“Mas, kamu harus ceraikan dia atau hak asuh Erlan jatuh ketanganku. Aku yakin karena kejadian ini gugatan hak asuh Erlan aku yang akan memenangkannya," kata Jasmine berusaha mempengaruhi Kaisar. Namun pria itu masih tidak menjawab dan teeus menatap Nala yang menangis.
“Mas,” panggil Jasmine sebab Kaisar hanya diam saja.
“Mas, kamu harus ceraikan dia!" kata Jasmine lagi namun ia terperangah saat Kaisar berjalan melewatinya dan menghampiri Nala.
Pria itu memeluk Nala dengan erat dan membiarkan wanita itu menangis di pelukannya.
“Maafkan aku yang sudah lalai menjaga Erlan, Mas,” lirih Nala.
“Ssttt.” Kaisar mengusap punggung Nala menenangkan sang istri agar tak menangis lagi. Ia juga mengabaikan Jasmine yang menatap benci pada Nala. Baginya Nala adalah istrinya yang menyayangi Erlan dengan tulus dan ia tidak ingin melihat wanita itu menangi.
Jasmine melangkah mendekati Nala yang sedang dipeluk Kaisar kemudian menarik tangan wanita itu dan kembali menamparnya.
Plakk!
“Tidak tahu malu! Sudah mencelakai anakku tapi masih menginginkan ayahnya,” hardik Jasmine dan akan kembali melayangkan tamparannya.
“Cukup Jasmine!”
Kaisar menghalangi Jasmine yang akan kembali menampar Nala. Dia tidak akan membiarkan wanita itu kembali menyakiti Nala. Selama ini Nala telah menjaga Erlan dengan baik dan kebaikan Nala tidak akan pernah dia lupakan hanya karena satu kesalahan ini.
Nafas Jasmine tersengal. Dia semakin marah pada Nala. Karena Nala semua orang yang ia cintai meninggalkan dirinya.
Jasmine menatap Kaisar dengan marah.
“Dia sudah lalai menjaga anak kita, Mas, dia sudah mencelakai Erlan. Seharusnya kamu marah padanya dan menceraikannya bukan justru membelanya," kata Jasmine yang tidak terima dengan sikap Kaisar pada Nala.
“Cukup Jasmine! Aku nggak mau mendengar kamu bicara lagi!" sentak Kaisar yang sudah geram dengan sikap Jasmine yang semena-mena pada Nala.
“Yang tidak tahu malu itu kamu, Jasmine! Kamu datang kemari dan menyalahkan Nala atas terjatuhnya Erlan padahal selama ini kamu sama sekali tidak pernah perduli pada Erlan. Kamu lebih mementingkan karirmu dibandingkan aku dan Erlan lalu hari ini kamu sok-sokan perduli pada kami? Lucu sekali kamu Jasmine," kata Kaisar dengan senyum sini dibibirnya.
“Aku memang perduli pada kalian, Mas. Aku mencintaimu dan juga menyayangi Erlan,” balas Jasmine yang tidak terima dengan perkataan
Kaisar.
“Omong kosong, kamu Jasmine. Sebaiknya kamu pergi dari rumahku dan jangan pernah kembali lagi ke sini," usir Kaisar membuat Jasmine mengepalkan kuat tangannya.
"Baiklah aku akan pergi. Aku pastikan hak asuh Erlan jatuh ketanganku," kata Jasmine kemudian melangkah keluar dari meninggalkan Kaisar dan Nala yang masih ada dikamar itu.
Nala menatap Kaisar dengan sendu. Ia takut sekali hak asuh Erlan jatuh ketangan Jasmine dan ia tidak bisa bersama anak itu lagi.
"Mas, Erlan," lirih Nala.
“Erlan baik-baik saja dia sudah diobati dokter," kata Kaisar yang mengerti ketakutan Nala.
“Tapi bagaimana bila karena kejadian ini hak asuh Erlan jatuh ketangan Kak Jasmine?”
“Aku akan berusaha keras untuk mempertahankan hak asuh Erlan agar tetap berada ditanganku. Kamu nggak usah mengkhawatirkan itu.”
...***...
Setelah mendapat pengobatan dari dokter, Erlan kembali di gendong Khayla yang kini membawa anak itu jalan-jalan kehalaman samping rumah.
Deru suara mobil terdengar membuat wanita itu menoleh. Rupanya Jasmine pergi meninggalkan dirinya padahal tadi mereka datang bersamaan.
“Astaga, bisa-bisanya kamu meninggalkan aku, Jasmine!” keluh Khayla.
“Mama,” kata Erlan membuat Khayla mengalihkan pandangannya pada anak itu.
“Mama siapa yang Erlan panggil?” tanya Khayla pada bocah itu.
Melihat Erlan yang merentangkan tangannya kearah belakang Khayla segera berbalik. Ada Nala dan Kaisar yang tengah berjalan kearahnya.
Nala menyambut tangan Erlan kemudian menggendongnya. Menelisik bibir dan hidung anak itu yang sekarang sudah diobati. “Maafkan Mama ya, Nak, nggak jagain kamu dengan baik,” sesal Nala kemudian memeluk bocah itu.
“Obati dulu lukamu, Sayang.” Kaisar mengajak Nala duduk dikursi bersama Erlan yang kini duduk dipangkuan wanita itu.
Kaisar kemudian mengompres luka disudut bibir Nala dengan es batu kemudian memasang plester disana.
“Makasih, Mas,” kata Nala menatap Kaisar yang baru saja selesai mengobati lukanya.
“Untuk?”
“Untuk semua yang telah kamu lakukan untukku,” ucap Nala.
Kaisar menarik sudut bibirnya dan tersenyum. Dia melakukan itu semua murni karena dirinya bertanggung jawab atas Nala yang kini menjadi istrinya. Mengalihkan pandangannya menatap Erlan yang duduk dipangkuan wanita itu ia mengecup kening sang putra.
Kekhawatiran semakin Kaisar rasakan karena kejadian ini kemungkinan besar hak asuh Erlan akan jatuh ketangan Jasmine namun dia berusaha untuk tetap tenang dan menenangkan Nala.
Khayla memutar bola matanya. Dia malas sekali melihat pasangan suami istri dihadapannya dan memilih bangkit dari duduknya kemudian melangkahkan kakinya masuk kedalaam rumah.
“Kaisar, katakan pada Rangga jemput aku sekarang," titah Khayla.
Kaisar menoleh pada Khayla. “Rangga sedang meeting dengan Nona Zhafira dan tidak bisa diganggu," bals Kaisar membuat Khayla seketika Khayla menghentikan langkah kakinya dan berbalik.
“Meeting dengan Nona Zhafira? Kenapa kamu membiarkan mereka meeting berduaan?” tanya Khayla dengan geram pada sepupunya itu.
“Suka-suka aku dong kan aku bosnya," jawab Kaisar santai semakin membuat Khayla kesal.
Wanita itu berbalik dan menghentakkan kakinya memilih pergi dari sana. Dia akan menemui Rangga yang sedang meeting berdua dengan Nona Zhafira.
Kaisar mengedikan bahunya acuh. Sekali-sekali Khayla memang harus diberi pelajaran agar tidak terus ikut campur urusannya. Apalagi wanita itu turut pembantu Jasmine melancarkan sandiwaranya.
Kaisar kembali fokus pada Nala dan Erlan yang kini sudah jauh lebih baik. Erlan bahkan terlihat mengantuk dan menyandarkan kepalanya di dada Nala.
"Kayaknya Erlan ngantuk deh, Sayang," kata Kaisar membuat Nala menatap putra sambungnya itu.
"Kita bobok dikamar ya, Sayang," kata Nala pada Erlan.
Bocah yang sudah mengantuk itu tidak menjawab namun tidak menolak saat Kaisar menggendongnya dan membawanya ke kamar.
Kaisar juga meminta Nala untuk istirahat sementara dirinya masuk ke ruang kerja dan melanjutkan pekerjaannya.
Ponsel Kaisar bergetar membuat pria itu segera mengeluarkan dari saku celana dan tersungging saat melihat nama Khayla yang menghubunginya. Kaisar mengabaikan panggilan telepon itu namun ponselnya kembali bergetar sehingga ia terpaksa menjawabnya.
“Yaaakkk, Kaisar! Dimana Rangga dan Nona Zhafira meeting?” tanya Khayla dari sebrang telpon dengan suara yang begitu nyaring.
Kaisar menjauhkan ponsel dari telinganya. Lengkingan suara Khayla membuat telinganya seketika berdengung.
“Aku pikir kamu yang selalu ikut campur urusanku nggak perduli dengan rumah tanggamu," sindir Kaisar dengan senyum sinis di bibirnya.
“Kamu!"
"Aku tahu kamu membantu Jasmine menjalankan sandiwara kehamilannya dan membohongiku," kata Kaisar yang sebenarnya ia kecewa pada sepupunya itu.
"Aku minta maaf soal itu, Kai, aku membantu Jasmine karena balas budi. Dan sekarang cepat kamu beritahu aku di mana Rangga dan Nona Zhafiea meeting?" tanya Khayla terus mendesak Kaisar untuk memberitahunya.
Kaisar mendesahkan nafas panjang.
“Dihotel Wiratama," kata Kaisar memberi tahu Khayla.
Tanpa mengatakan apa-apa wanita itu langsung mematikan sambungan teleponnya setelah mendapat informasi keberadaan Rangga yang sedang meeting dengan kliennya.
Kaisar menatap layar ponsel miliknya.
“Makanya punya suami itu dijaga,"kata Kaisar yang entah ia tujukan pada siapa.
*
Jangan lupa dukungannya ya 😍