Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan

"Lisin... Jika tidak bersamamu, kemungkinan besar Ningsih di culik seseorang" Yana tidak mungkin membuat lelucon mengingat kepribadiannya.

"Apa... " Lisin berkata dengan marah.

Siapa... siapa... yang berani melakukannya... Apakah mereka salah satu yang memiliki permusuhan denganku. tapi mengapa dia menargetkan Ningsih.

Bukan... jika mereka salah satu orang yang memiliki permusuhan denganku kenapa tidak ada ancaman yang mendatangiku.

Apakah ini hanya kebetulan... mengingat jika Ningsih itu cantik ada ratusan lelaki yang bermimpi untuk memiliki dirinya, apa lagi para jomblo mereka bahkan ngiler saat bertemu dengan Ningsih di jalan.

"Lisin... Lisin... kau masih di sana... " Yana yang ada di sisi lain telpon bertanya.

"Aku di sini... Yana apa kamu tau siapa pelakunya" Lisin bertanya santai namun amarah tidak dapat di sembunyikan.

"Aku tidak tau... Satu jam yang lalu seseorang pejalan kaki menemukan ponsel ini, saat aku melihat ponselnya aku mengenali jika itu milik Ningsih, juga password layar pembukanya sama setelah melakukan pemeriksaan itu memang milik Ningsih dan yang membuatku bingung ada pada nomer panggilan terakhir, itu nomer dari luar negeri"

"Ini... " mendengar ini Lisin semakin marah.

Luar Negeri siapa?... apakah itu klien yang ingin melakukan kerja sama dengan perusahaan, tapi kenapa dia meninggalkan ponselnya, apakah tidak sengaja tertinggal?... tapi kenapa tidak menelpon ku menggunakan telpon umum.

"Yana adakah penjelasan lebih lanjut?... "

"Tunggu sebentar... "

Sambil menunggu konfirmasi lengkap dari Yana, saat ini Lisin dengan cepat melaju ke arah jalan raya kuta, "Sial kenapa harus... macet segala... "

Tidak mau menunggu Lisin mengambil jalan memutar... melalui jalan Tol Bali Mandara, walaupun itu lebih jauh setidaknya jalan tol tidak mengalami kemacetan, mengandalkan kecepatan penuh Lamborghini maka jarak tempuh menjadi lebih cepat.

"Lisin... aku baru saja mendapatkan laporan lengkapnya, juga ada saksi mata yang melihat pemilik ponsel ini dengan sengaja melemparkan ponselnya ke jalan raja" Yana menjelaskan dengan semangat.

"Eh... " tunggu dulu kenapa Ningsih dengan sengaja membuang ponselnya ke jalan, bukankan ini terlihat aneh.

"Apa kamu sudah tau negara mana yang memiliki nomer sebelumnya?"

"Itu masih dalam tahapan pencarian... "

Lisin mendesah dalam hatinya... semakin lama dia menemukan petunjuk semakin besar kegelisahannya. "Sial... kenapa aku melupakan sistem... "

"Sistem... temukan keberadaan Ningsih... "

(DING... Sistem Di Akses)

(Keberadaan Ningsih tidak dapat terdeteksi)

"Sial... tumben sekali sistem ini tidak berguna"

(Keberadaan hanya dapat terdeteksi dalam satu wilayah... jika orang yang tuan rumah cari tidak dapat di deteksi oleh sistem, makan kemungkinan besar orang tersebut berada di luar wilayah saat ini)

"Jadi begitu... itu berarti keberadaan Ningsih bisa saja berada di luar Bali, atau juga pergi ke luar negeri" Alasan yang terakhir membuat Lisin semakin tertekan.

"Kenapa... Kenapa... Ningsih melakukan tindakan seperti ini tanpa harus mendiskusikan denganku, apakah mungkin jika ini masalah pribadi yang tidak ingin dia katakan padaku... "

"Bukankah dia mencintaiku... " ini... dah kalo punya banyak wanita, di tinggal yang satu, yang satunya lagi bermasalah, padahal hanya beberapa wanita bagaimana jika sepuluh atau seratus wanita.

Apakah ada seseorang yang menikung nya dari belakang ku, atau dia terkena guna-guna dan tertarik kepada laki-laki lain, atau juga goyangan orang lain lebih baik dan lebih tahan lama dariku.

Sial... kenapa aku memikirkan sesuatu yang tidak mungkin... lalu bagaimana jika salah satu di antaranya benar... sial... sial... aku ingin tau orang seperti apa yang lebih baik dariku.

Tatapan Lisin sangat dingin itu seperti psikopat yang baru saja membunuh korbannya, jika ada percikan darah di wajahnya pasti orang lain akan takut saat melihatnya.

"Lisin... aku baru saja mendapatkan petunjuk lagi dan ini semakin jelas tentang kepergian Ningsih"

"Ya... " walaupun dia cukup senang mengetahui petunjuk tentang motif kepergian Ningsih, Lisin tidak bisa diam begitu saja saat Ningsih belum ada dalam genggamannya.

"Aku menggunakan akses sistem intelejen internasional kepolisian dalam negeri..." Sistem intelejen internasional ini hanya bisa di akses oleh orang-orang berpangkat tinggi sekelas jenderal di mana memiliki wewenang tinggi di bidang informasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

"Demi sahabat baikku aku akan melakukan apa saja" Yana berkata dengan tekad.

"Ini... " Lisin mulai bertanya-tanya latar belakang seperti apa yang ada di belakang Yana. karena memiliki akses tingkat internasional.

"Panggilan Nomer itu berasal dari Jepang tepatnya bagian Hokkaido" Yana berkata dengan tegas.

Jepang... Hokkaido... sial... kenapa Ningsih ingin ke sana, apakah dia ingin menjadi artis Jav... Brengsek aku tidak kuat hanya memikirkan jika dia melakukan itu dengan orang lain.

"Setelah melakukan penyelidikan terhadap Kejadian ini... kepergian Ningsih masih bersangkutan dengan mantan Bosnya Angga Wicaksono" Yana berkata dengan kesal.

"Kenapa kamu menyimpulkan jika dia kemungkinan menjadi tersangka kepergian Ningsih... " Lisin bertanya bingung, kemungkinan ini tidak salah karena insiden sebelumnya yang ingin menculik Ningsih, namun di gagalkan oleh kecerdikan Lisin.

Belum lagi Ningsih melukai bagian bawah mantan bosnya jadi bosnya pasti menyimpan dendam, karena tidak dapat menggunakan lagi bagian bawahnya, namun tidak menutup kemungkinan jika mantan bosnya tersebut akan menggunakan jasa orang lain, apa lagi di Jepang yang memiliki kasus pelecehan tertinggi, juga film dewasa yang di legalkan. Lisin tidak kuat memikirkan jika Angga Wicaksono akan membuat adegan Gambang terhadap Ningsih.

"Itu karena Angga Wicaksono memiliki perusahaan yang berpusat di Hokkaido, bukankah ini kebetulan tidak ini pasti orang yang sama, ini bukan lagi kasus penculikan, entah kenapa aku berfikir jika Ningsih dengan suka rela akan mendatangi mantan bosnya Angga Wicaksono, aku juga mendapatkan daftar penerbangan Bandara Ngurah Rai dan Ningsih adalah salah satu penumpang dengan jadwal penerbangan satu jam yang lalu"

.....

Shin Chitose Airport adalah salah satu bandara terbesar di Hokkaido, Terletak di daerah bernama Chitose di tenggara kota Sapporo.

Seorang gadis cantik keluar dari pesawat lalu mengikuti jalur pemeriksaan yang ada di bandara, setelah mengikuti prosedur tersebut Ningsih berjalan keluar melewati eskalator kemudian berakhir di jalan raya.

Dari arah barat sebuah mobil mendekat dan berhenti di depan Ningsih, kemudian Seorang wanita cantik turun dari mobil tersebut lalu menyapa Ningsih.

"Konbanwa... Ningsih-san... Perkenalkan Namaku Migumi salah senior di dunia film Jav, jika tidak ada yang Ningsih-san mengerti anda bisa bertanya dengan saya, saat ini Angga-sama sedang menunggu di rumah sakit"

Ningsih dengan wajah dingin memasuki mobil tersebut kemudian mobil itu melaju kencang dan menghilang di kejauhan.

.....

"Yana Terima kasih atas informasinya saat ini aku tahu apa yang harus ku lakukan... "

"Lisin... jangan bilang kamu-" Lisin mematikan ponselnya tanpa mendengar penjelasan Yana.

Di kantor polisi pusat.

"Brengsek... jika aku melihatnya lagi aku akan membuatnya menyesal telah mengabaikan ku" Yana sangat marah, dia mengingat lagi kejadian saat di rumah sakit dimana dia sangat malu meminta maaf kepada Lisin, sekarang dia diabaikan begitu saja bagaimana dia tidak marah.

"Tenang Yana ini semua demi Ningsih... "

"Yana... " Yana sangat terkejut karena ada seseorang yang memanggilnya.

"Kakek... aku salah... aku hanya ingin mencari keberadaan temanku jadi aku-" ruangan tersebut adalah kantor kakeknya dan Yana menggunakan Laptop milik kakeknya untuk memasuki sistem intelejen internasional.

"Cukup... Yana... Kepolisian pusat bukan tempat untuk bermain, sekarang kamu akan di pindahkan ke kantor kepolisian cabang, dari awal kamu tidak cocok untuk menjadi polwan... " Yana tau jika menyalahgunakan wewenang itu salah dan ini pertama kalinya dia melihat kakeknya sangat marah.

"Yana kamu bisa pergi mengurus perpindahan... " jika Lisin ada di sini dia pasti mengenali kakeknya Yana, karena dia adalah kepala kepolisian yang sempat menyapa Lisin saat di kediaman Keluarga irawan.

"Kakek kamu sangat jahat aku membencimu... "

Tentu saja Lisin tidak tau jika jabatan Yana di turunkan ke posisi cabang, saat ini Lisin mengemudikan Lamborghini-nya dengan cepat melewati jalan bypass Ngurah Rai.

"Lisin... aku tidak menyangka kamu masih ingat denganku... kupikir karena betina lainnya kamu melupakan janjimu" Nagisa di sisi lain berkata dengan cemberut.

"Nagisa... Maaf jika aku belum bisa menepati janji ku..." di dalam Lamborghini Lisin memanggil Nagisa, dia menjadi harapan terakhir Lisin.

"Ada apa denganmu... suaramu terdengar sangat berat... apakah kamu sakit?" sebelumnya dia mengeluh karena Lisin belum menepati janjinya, setelah Lisin berbicara dia menjadi khawatir.

"Aku tidak sakit hanya saja ada sesuatu yang harus ku lakukan... dan itu membutuhkan bantuan mu"

"Apakah ini karena seseorang wanita... " Nagisa tau jika Lisin memiliki wanita lain, setidaknya Lisin masih Menghubunginya itu berarti masih ada kesempatan.

"Ya... "

"Apakah dia sangat penting... " Nagisa terus bertanya entah kenapa kesedihan tersirat di matanya.

"Dia Sangat-Sangat penting bagiku... "

"Apakah dia lebih penting dariku... "

"....."

Lisin terdiam membisu, baginya baik itu, Ningsih, Nagisa, dan beberapa Wanita lainya sangat penting, dan dia akan memperlakukan semua wanita yang dekat dengannya dengan setara, tidak ada lebih tinggi, tidak lebih rendah, tidak lebih besar, tidak lebih kecil.

"Baiklah aku mengerti... " Mendengar Lisin diam cukup lama Nagisa memahami jika Lisin memperlakukan semua wanitanya dengan setara.

"Nagisa... apakah kamu masih marah... "

"Aku tidak marah... Lisin sebanyak apapun wanita mu nanti kamu harus memperlakukannya dengan adil... " Nagisa berteriak mengingatkan.

"Aku tau... " Lisin menjawab dengan serius.

"Jadi bantuan apa yang kamu inginkan dariku... "

"Nagisa... apakah keluarga irawan punya Jet pribadi?... " Nagisa terkejut, keluarganya memang punya Jet pribadi, namun dia tidak mengerti mengapa Lisin menanyakannya apakah dia ingin pergi ke luar negeri.

"Ya... ada di Bandara Ngurah Rai... Lisin mungkinkah kamu ingin menggunakannya sekarang... apakah ini sangat mendesak... " Nagisa bertanya dengan hati-hati.

"Lebih cepat? lebih baik, aku ingin mengerti alasan kenapa dia meninggalkanku... "

"Aku mengerti... datanglah ke Bandara Ngurah Rai..."

"Terima kasih Nagisa" Lamborghini langsung pergi!ke bandara, dari awal Lisin sudah menduga jika keluarga Irawan memiliki Jet pribadi. Maka dari itu dari Dalung rumahnya Pak Sudra, Lisin langsung bergegas menuju ke Bandara Ngurah Rai.

Lisin Keluar dari Lamborghini di sambut oleh seseorang peria paruh baya.

"Sore Bapak Lisin... "

"Kamu... "

"Kita sebelumnya bertemu di kediaman Keluarga irawan, dan juga sebelumnya nona Nagisa telah memberitahukan niat kedatangan Bapak Lisin"

"Baguslah... ini mempersingkat waktuku" Lisin sangat senang setidaknya dia tidak melakukan banyak hal jadi dia bisa langsung melakukan penerbangan.

"Bapak Lisin tujuan kita kemana... " Pilot Jet pribadi itu bertanya dengan hati-hati.

"Jepang... Shin Chitose Airport Hokkaido"

"Baiklah Bapak Lisin anda bisa menandatangani beberapa dokumen terlebih dahulu " Pilot Jet pribadi itu menyerahkan setumpuk dokumen.

"Ini..." Lisin bingung, Ribet amat kalau mau keluar negeri.

"ini Paspor yang baru saja di buat... juga ada Visa, dan beberapa dokumen penting lainya" Lisin langsung menandatangani semuanya.

Bersambung...

*Like dan Komentar agar perjalanan Lisin Terus berlanjut.

*Terima kasih.