Erina, gadis pekerja keras yang selalu mengedepankan gaya. Dia dijodohkan dengan seorang pengusaha sukses. Namun, apa jadinya jika sang pengusaha mempunyai pujaan hati lainnya?
Mampu kah, Erina menjalin rumah tangga dengan tantangan meluluhkan hati suaminya, agar hanya melihat dirinya seorang?
Yuk ikuti kisahnya!
Terimakasih ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putus
"Di jebak? Bahkan kamu tidak terlihat seperti orang mabuk. Dan tidak mungkin dia bisa masuk jika kamu tidak membuka nya pintu. Atau jangan-jangan dia memang sudah sering masuk ke sini?" tebak Ervin.
Clara langsung menggelengkan kepalanya. Dia hendak bangun untuk mengambil pakaiannya. Namun sayang bajunya entah di lempar kemana. Dan dia tidak mungkin menunjukkan badan polosnya pada Ervin. Karena itu, bisa membuat Ervin semakin murka.
"Dan kamu, bukan kah, kamu lelaki yang tadi masuk kesini? Apa hubunganmu dengannya?" tunjuk Ervin.
"Sayang, dengarkan penjelasan ku dulu." pinta Clara.
"Baiklah, jelaskan!" seru Ervin memilih duduk di kursi dekat meja rias.
Clara langsung bungkam. Dia terjebak, karena tidak tahu harus menjelaskan seperti apa, dan bagaimana pada Ervin.
"Aku melakukannya karena aku cemburu. Aku cemburu sebab, membayangkan jika kamu juga melakukan hal yang sama dengan Erina." ujar Clara setelah memikirkan jawaban yang tepat.
"Itu bukan alasan yang tepat, Clara. Kamu sendiri tahu, aku tidak akan melakukan jika tidak denganmu."
"Siapa yang bisa mempercayainya? Kamu pasti bohong." sanggah Clara.
"Kita putus Clara ... Aku tidak akan pernah bisa menerima pengkhianatan." lirih Ervin menghembuskan napasnya.
"Gak ,,, kamu milikku Ervin. Kita gak akan pernah putus. Bukankah, kamu berjanji akan terus bersamaku? Dan jika tentang penghianatan, bukankah, kamu lebih dulu melakukannya?" beruntun Clara.
"Aku berkhianat? Bahkan sampai tadi, kamu lah, satu-satunya wanita yang ada di hatiku. Hanya kamu Clara. Tapi, tidak dengan sekarang. Namamu akan aku hapus untuk selamanya." tekan Ervin.
Saat Ervin dan Clara masih berdebat. Diam-diam, Alex memakai celana dan pakaiannya. Dia bahkan melempari baju Clara, agar Clara bisa memakainya.
Melihat adegan itu, Ervin pun meninggalkan kedua pasangan yang menurutnya, sangat menjijikkan.
Clara buru-buru memakai pakaiannya. Sembari memakai pakaiannya, Clara menyuruh Alex untuk menahan Ervin, juga menyuruhnya agar mengatakan jika Alex lah, yang menjebak Clara.
"Cukup Clara. Mungkin, memang sudah saatnya Ervin tahu semuanya." balas Alex santai.
"Kamu gila? Ahhh ... Percuma ngomong sama kamu." cetus Clara, berlari mengejar Ervin.
Ervin sedang menunggu lift, saat Clara tiba di dekatnya.
"Dengarkan, penjelasan ku dulu. Aku dijebak, Ervin. Dia bertamu saat aku kesepian. Dan mungkin, dia memasukkan sesuatu ke minuman ataupun makanan ku!" jelas Clara menggebu-gebu.
"Lihat lah dirimu, lelaki mana yang tidak tergoda. Bahkan rela mengumbar auratnya. Tidak tahu malu! Kamu keluar bahkan hanya dengan lingerie." cibir Ervin menatap remeh ke arah Clara.
"I-ini ..."
"Ini menjelaskan, jika kamu memang seorang penggoda. Jika memang kamu di jebak. Gak mungkin kan, kamu sempat menggantikan pakaian mu. Tadi saja, saat aku kesini, kamu hanya memakai piyama dengan celana pendek mu." papar Ervin membuat Clara menelan ludah.
Sekarang dia tidak tahu, alasan apa yang harus di katakan lagi, pada Ervin.
Ervin mendesah, dan langsung masuk lift, saat pintunya terbuka. Dan Clara hanya bisa diam, melihat kepergian Ervin.
Disisi lain, Alex melihat nominal yang tertera di layar ponselnya. Dia tersenyum puas. Setidaknya, sakit hatinya pada Clara terbayar sudah.
Clara datang dengan omelan nya. Dia merasa sangat kesal pada Alex. Pasalnya, gara-gara Alex, dia kehilangan seluruh uang masa depannya.
"Ayo, kita menikah ... Aku akan menjamin hidupmu." pinta Alex saat Clara memasuki apartemen nya.
Bahkan, Alex tidak menghiraukan ocehan dan omelan Clara.
"Cih ,,, mau makan apa kita? Memangnya, dengan menjadi supir grab, kamu bisa menyenangkan aku? Mikir ..." tekan Clara menekan-nekan dahi Alex.
"Baiklah, jika memang kamu menolak ku. Jangan, harap kedepannya, aku akan meminta ataupun mau sama kamu lagi." sinis Alex.
Alex memang jengah dengan sikap Clara. Namun, dia mencoba untuk berpikir jernih. Karena dialah, satu-satunya lelaki yang sampai saat ini, menjamah tubuh Clara. Jadi, dia hanya ingin bertanggung-jawab.
"Memangnya kamu mau kemana? Siapa yang akan membiayai mu kedepannya?" balas Clara tersenyum remeh.
"Jangan pikirkan tentang aku, karena aku cukup membiayai hidupku sendiri. Tapi, pikirkan aja tentang nasibmu. Siapa yang akan menunjang hidupmu lagi, jika Ervin saja sudah pergi." kekeh Alex membuat Clara mengepal tangannya.
"Keluar kamu Alex ,,, kamu bajingan!" teriak Clara.
"Gak usah berteriak, aku akan keluar malam ini juga. Dan ya, jangan pernah cari aku lagi kedepannya." bisik Alex.
"Jangan bawakan apapun, yang kamu beli pakai uang aku." ujar Clara lagi.
Dan Alex langsung mengeluarkan dompet dan melepaskan jam tangannya.
Tak lupa, dia juga membuka kaos beserta celananya. Kemudian, dia menuju lemari, mengambil kaos yang dibeli, pakai uang sendiri. Tentu saja, tidak semahal yang dibelikan oleh Clara.
"Oya, ponsel ini, juga punya mu kan? Ini, aku kembalikan." ujar Alex, meletakkan ponselnya.
Beruntung, dia punya ponsel satu lagi. Yang, biasa digunakan untuk bekerja. Memang sih, itu ponsel murah, tapi setidaknya uangnya aman di banking yang ada di ponsel satunya.
"Mobil!" peringat Clara.
"Di saku celana ..." balas Alex dan melenggang pergi.
Saat Alex menghilang di balik pintu. Clara berteriak dengan keras. Dia tidak menduga, Alex yang biasanya patuh, bisa tiba-tiba melawan padanya.
"Kurang ajar ... Akan aku buat kamu menyesal Alex!" seru Clara menjambak rambutnya.
...🍁🍁🍁...
Ervin tiba di apartemen menjelang dini hari. Sebelumnya, dia lebih memilih menenangkan diri di rumah Noah.
Dan karena Noah mengusirnya, akhirnya dia memilih pulang.
Sebenarnya, keinginan Ervin adalah bertandang ke bar, namun karena takut jika Clara menyusul, makanya dia memilih ke tempat Noah.
Akan tetapi, Ervin lupa, walaupun dia berteman dengan Noah. Noah tetap lah, asisten dari ayahnya. Dia tetap menghubungi Herman, untuk memberitahukan kedatangan Ervin pada Herman.
"Dari mana?" tanya Erina terbangun, saat mendengar suara pintu yang terbanting, akibat di tutup oleh Ervin.
"Clara, ternyata dia berkhianat. Dia tidur bersama lelaki lain." adu Ervin membuka bajunya.
"Jadi?"
"Aku putus dengannya." lirih Ervin, kemudian menceritakan awal mula, bagaimana dia bisa mengetahui hal itu.
"Kalo begitu, bisa saja lelaki itu yang mengirimkan mu, vidio itu." tebak Erina.
"Kenapa kamu mengatakan hal itu?" tanya Ervin heran.
"Karena, di vidio itu, hanya fokus pada wajah Clara. Namun, lelaki itu tidak terlihat sama sekali kan? Berarti, dia lah, yang merekamnya. Dan seharusnya, kamu berterimakasih pada lelaki itu. Sebab karena dia, kamu mengetahui semua ini." papar Erina membuat Ervin mangut-mangut.
"Baiklah, mungkin besok aku harus menyuruh orang untuk mencari tahu tentangnya, dan Clara." ujar Ervin.
"Terus, bagaimana jika Clara minta maaf, dan menyesali perbuatannya?" tanya Erina lagi.
"Mustahil aku bisa memaafkannya. Apalagi, sesuatu yang berharga pada seorang gadis, diberikan pada orang lain. Terus aku yang mau menikahinya dapat apa? Beda lagi, jika itu terjadi akibat kecelakaan, ataupun sebelum kami ada hubungan. Mungkin, aku mempertimbangkannya." jelas Ervin.
"Dan aku, masih memiliki sesuatu yang berharga untuk diserahkan pada suamiku." ujar Erina membuat Ervin menatapnya.
ya ampun..
msih bgusan istrimu ke'mana2.... jgn nyesel ya... klo setelah ini km makin trsiksa dgn pnampilan aduhai istrimu.... tpi km g bisa mnyentuhnya... krn pasti erina jga males km jdikan cadangan di saat km trhianati😎😎
apa gunanya kekuasaanmu ervin....😅😅
kotoran upil ,ervin saja tidak punya
kekuasaan atasmu.