menceritakan tentang pernikahan paksa antara Latifa siswi kelas 2 sma dengan Sandi seseorang yang sangat populer di kalangan kaum hawa. Sandi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di unkversitasnya.
akankah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rill Ridho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keresahan Latifa...
"Ehemmmm..."Deheman Latifa saat sudah ada di dalam kamar, tapi Sandi mengabaikannya.
"Huft... Dasar pria menyebalkan, ok nggak apa-apa Tifa... Sabar..."gumam Latifa dalam hati.
"Emmmm... Kak Sandi baru pulang ya?" tanya Latifa tapi tetap tidak ada respon dari Sandi.
Latifa pun jadi kesal, karena sapaannya tidak di hiraukan sama sekali oleh Sandi. Karena malas, Latifa memutuskan untuk pergi ke kamar mandi.
Tapi sebelum Latifa masuk ke dalam kamar mandi, tangannya lebih dulu di tarik oleh Sandi. Mereka pun terjatuh ke atas ranjang.
Untuk sesaat mereka saling pandang tapi tiba-tiba Sandi mendapatkan ciumannya di bibir Latifa.
Dengan susah payah Latifa mencoba untuk melepaskan nya namun percuma saja karena tenaganya kalah jauh dari Sandi.
Sandi terus melumat bibir Latifa, lama kelamaan lumayan itu berubah menjadi semakin lembut dan membuat Latifa yang tadinya berontak akhirnya menyerah dan terbuai akan permainan sang suami.
"Tifaaaaaaa .... Bukaaaa muluttttt!!"seru Sandi di sela-sela ciumannya.
Latifa yang memang tidak mahir atau belum pernah berciuman selain dengan Sandi pun menurut saja. Dia pun membuka mulutnya dan Sandi dengan leluasa lidahnya bermain didalam mulut Latifa. Sesekali dia menghisap lidah juga bibir Latifa yang begitu menggoda baginya.
Lama kelamaan ciuman Sandi pun sampai ke telinga dan leher jenjang Tifa. Dia memberi begitu banyak tanda merah di leher Tifa .
Dia seakan ingin memberitahukan pada semua orang kalau Latifa adalah miliknya seorang, kalau bisa ia ingin Arya tahu akan hal itu.
Saat tangan Sandi sudah bergerak kearah dada Tifa, Latifa pun tersentak, dia menepis tangan itu dan segera bangun.
"Kak Stop... "teriak Tifa, ia menatap wajah Sandi yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Maaf kak gue belum siap" ucap Tifa menunduk.
"Gue bakal tungguin Lo, tapi... Jangan salahin gue kalau ada wanita lain yang meminta dulu ke gue." bisik Sandi di telinga Tifa dengan senyum menyeringai lalu dia beranjak menuju ke kamar mandi.
Latifa yang mendengarnya pun begitu terkejut, dia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan . Dia gak mau kalau sampai ada orang ketiga ada di dalam rumah tangganya. Tapi dia benar-benar belum siap akan hal itu.
"Apa yang harus gue lakukan" batinnya. Latifa benar-benar resah mengingat perkataan suaminya tadi.
Padahal itu hanyalah gertakan Sandi saja., dia tidak mungkin melakukan hal itu pada wanita lain. Meskipun dulu gaya pacarannya dengan sang mantan bisa di katakan tidak sehat. Tapi sekali pun Sandi belum pernah melakukannya . Mereka hanya sebatas ciuman saja, itu tidak lebih dari itu.
Latifa terus memikirkan hal yang tidak-tidak, dia mondar mandir di dalam kamar. Apa lagi suaminya itu cakepnya kebangetan, dengan sukarela para wanita jablay itu menyerahkan dirinya pada suaminya itu nantinya. Pikir Tifa.
"Apa ini udah saat nya?... Tapi gue bener-bener belum siap untuk itu... Gue juga malu.. Akhhhh gue harus apaaa?"teriak Latifa frustasi.
Sedangkan Sandi didalam kamar mandi terlihat sangat puas mengerjain sang istri tapi birahinya yang belum tertuntaskan itu sungguh menyakitinya.
"Shitt... Nanggung banget, masa gue main solo sih... Lagian kenapa sih Lo main berdiri-berdiri aja... Sial... Sial.. Sial.."umpat Sandi.
Sandi pun mandi cukup lama untuk menidurkan adik kecilnya itu tapi bukan berarti Sandi akan mai solo ya. Dia hanya berusaha menenangkan nya agar tidak berdiri lagi.
Setelah selesai mandi Sandi keluar dari kamar mandi. Terlihat Tifa yang sedang mondar - mandir dengan tangan mengetuk-ngetuk pelipisnya seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Mandi sana!" seru Sandi yang lagi-lagi mengagetkan Tifa.
"Astaga kak... Lo suka banget ya bikin orang kaget." jawab Tifa menoleh kearah Sandi sambil mengelus-elus dada.
Sandi tersenyum melihat Tifa, dia bisa melihat begitu banyak tanpa merah di leher Tifa dan itu membuat Tifa terlihat semakin sexy.
"Emmm... Kak"
"Apa?"tanya Sandi, melihat Tifa ya g sedang terlihat ragu.
"Emmm... Nggak jadi deh..." jawab Tifa bingung mau mulai dari mana, akhirnya ia berlalu begitu saja masuk ke dalam kamar mandi.
Sandi yang melihatnya pun tertawa, menurut Sandi Tifa begitu lucu meskipun gadis itu selalu menyebalkan dan sering membuatnya kesal.
Setelah mandi Tifa keluar dari kamar mandi sudah dengan baju gantinya. Dia menghadap ke meja rias untuk merapikan rambutnya. Sedangkan Sandi sedang duduk di atas ranjang dengan laptop di pangkuannya.
"Kak Sandiiiiii!!!" teriak Tifa, Sandi pun jadi terlonjak kaget mendengarnya. Tifa sangat kaget saat ia mendapati begitu banyak tanda merah di lehernya.
"Kenapa? Gue disini!"seru Sandi.
"Lihat ini!!!" tunjuk Tifa menunjukkan lehernya yang penuh dengan bekas bibir Sandi.
"Kenapa memangnya??" tanya Sandi tanpa rasa bersalah.
"ini.. Liat ni leher gue!!" kata Tifa kesal
"Ya terus kenapa? Apa masih kurang? Mau lagi?"tanya Sandi yang membuat Latifa semakin geram mendengarnya.
"Sumpah deh Lo ya kak... Ukhhh... Gimana ini, gue malu banget nanti kalau ketemu sama mami sama papi. Dan teman-teman gue pasti mikirin yang aneh-aneh tentang gue." jelas Tifa gusar .
"Ohh... Bukannya kemarin udah pernah ya?" tanya Sandi yang membuat Tifa semakin kesal, bukannya ngasih solusi... Ini malah bikin keadaan makin sulit.
"Iya... Dan asal Lo tahu aja. Gara-gara tanda merah ini pernikahan kita jadi di percepat." kata Tifa kesal.
"Lagian ini terlalu banyak kak, liat ini... disini...sini dan disini"Latifa sangat kaget saat melihat ternyata di dadanya juga ada tanda merah tersebut.
Sandi menutup laptopnya dan berjalan mendekati Tifa.
"Lo mau ngapain lagi?"tanya Latifa memundur - mundurkan dirinya dengan pelan.
"Mau gue bantu gak untuk ngilangin tanda itu ?" tanya Sandi menawarkan dirinya
"Gimana caranya?"tanya Tifa.
Sandi mengambil pondation, kemudian mengoleskan nya kebagian leher Tifa yang terdapat kiss mark darinya.
"Mana lagi?""tanya Sandi.
"Sini biar gue aja yang terusin..." jawab Tifa mengambil pondation yang dipegang Sandi.
"Lo mundur dong kak!" suruh Tifa, Sandi pun menurutinya.
Latifa pun mengoleskan pondation di bagian atas dadanya, sedangkan Sandi terus memperhatikan Tifa yang sedang mengoles pondation.
"Akhhhh.... Sial kenapa gue horny gini sih sama ni cewek, biasanya gue nggak gini amat. Apa mungkin ini karena udah halal, ya."gumam Sandi dalam hati, ia sangat kesal dengan dirinya yang tidak bisa menahan diri dari godaan sang istri.
Latifa yang sudah selesai lalu memandang kearah Sandi dengan bingung.
"Kak.... Woy kak??" ucap Tifa mengagetkan Sandi tapi tentu saja Sandi yang kaget terlihat biasa saja beda kalau Latifa, pasti udah misuh-misuh nggak jelas.
"Lo kenapa kak? Ayo kita kebawah, mami sama papi pasti udah nungguin kita "ajak Latifa.
"Oke .." jawab Sandi singkat.
...----------------+TBC+----------------...