Mikhaila Danya Bimantara, 28 tahun, wanita mandiri pemilik toko bunga istri dari Rain Bagaspati harus menerima kenyataan pahit saat suami yang di cintainya harus menikah dengan sahabatnya yang telah hamil.
Fabyan Alkandra Sadewa, 30 tahun pria lajang tampan, dingin seorang CEO, memilih melajang di usianya yang sudah matang, wanita baginya hanya sosok yang membuat hidupnya tidak fokus mencapai tujuannya menjadi pebisnis nomor satu.
Pertemuan tak di sengaja antara Mikha dan Alka di sebuah cafe membuat hal yang tak pernah mereka bayangkan terjadi.
Sebuah kisah percintaan antara wanita yang pernah kecewa dengan pria yang menganggap wanita terlalu banyak dramanya, akankah membuat mereka bersatu?
Yuk, ikuti kisah cinta antara Mikha, Rain, Alka, pastinya seru dan bikin terharu.
Salam hangat,
ariista
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ariista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alka Merayu Mikha
Sepasang pria dan wanita tersebut masih asyik dengan pikiran masing-masing masih duduk di kursi taman kota.
Suasana malam yang redup ditambah lagi hiruk pikuk pengunjung yang semakin rame aja. Tak mengurangi perhatian Alka ke Mikha.
"Kita lanjutkan pertanyaan ku tadi ya, tapi kamu jangan marah jika ini menyangkut privacy mu, Kha,"
"Tanya aja Al apa yang ingin kamu tanyakan dan nanti aku juga akan bertanya ke kamu gantian,"
"Baiklah, pertanyaan pertama, apa kamu mencintai Rain?"
Deg..
Jantung Mikha seakan berhenti berdetak.
Pertanyaan apa itu? batin Mikha.
"Kenapa? Apa kami tidak bisa menjawabnya?"
"Apa aku harus jujur, Al? Atau aku tidak harus menjawabnya?"
"Aku ingin kamu jujur Mikha,"
"Untuk apa?" tanya Mikha serius.
"Aku ingin tau Mikha, seandainya aku mengatakan aku menyukaimu gimana?"
Mikha menatap ke Alka, lelaki tampan yang belum lama dikenalnya ini.
"Kita belum lama kenal, Al, apa bisa secepat itu kamu menyukaimu, kamu belum mengenal aku,"
"Maka dari itu biarkan aku mengenal dirimu, Mikha,"
"Ya gak papa kalo mau mengenal diriku, kita masih bisa ngobrol kan, masih bisa ketemu, gak ada masalah,"
"Apa kamu gak bisa menjawab pertanyaanku tadi?"
"Pertanyaan apakah aku mencintai Rain?"
"Yap,"
"Aku mengenal Rain dari kecil Al, dia kakak angkatku dialah yang selalu ada jika aku dalam kesulitan Al, Rain kakak lelaki yang baik, biarkan aku menyimpan kenangan dengan Rain di sudut hatiku, tanpa perlu aku menjawab pertanyaan dirimu kan?"
Alka mengusap wajahnya kasar. Wanita ini sangat sulit di tebak isi hatinya. Mengapa kamu harus hadir mondar mandir di benakku, Mikha, batin Alka bermonolog sendiri.
"Kamu tau kan Al, aku ini jandanya Rain, janda dari kakak angkatnya sendiri," tiba-tiba saja suara Mikha tercekat, ia tidak bisa melanjutkan ucapannya. Bagi Mikha mengingat pernikahannya dengan Rain sangat menyakitkan sekali.
Mata Mikha sudah berkaca-kaca, entah mengapa hatinya masih rapuh jika mengingat pernikahannya yang hanya seumur jagung.
Suasana di antara keduanya tampak hening, Alka dan Mikha dengan pemikiran mereka masing-masing.
"Maafkan aku Mikha, jika kamu malah bersedih, aku gak bermaksud membuatmu bersedih,"
"Gak papa Al, kamu taukan ini sangat berat bagiku,"
"Ya aku tau itu Mikha, malam ini aku ingin mengatakan sesuatu untukmu Mikha,"
"Apa itu Alka?" tanya Mikha penasaran.
"Aku tau statusmu sekarang, Kha, ini aku serius Mikha, maukah kamu menjadi kekasihku Mikha?"
Krik.. krik.. krik..
Waktu berlalu suasana hening, Alka dan Mikha sama-sama diam.
"Kamu mau di jodohkan Al, jangan buat masalah di rumahmu,"
"Aku tidak mau dijodohkan Mikha, aku ingin hatiku menjadi milikmu Mikha aku serius,"
Mikha membolakan kedua matanya dengan sempurna.
"Al, aku masih berduka dengan masalahku, jangan tambah hatiku juga tambah berduka dengan tidak bisa menjawab pertanyaan dirimu malam ini, maafkan aku Al, bukannya aku tidak mau menjawabmu Al, boleh jangan malam ini menjawabnya?"
Mikha menoleh ke Alka, begitu juga Alka. Alka tersenyum lembut.
"Baiklah aku akan menunggu jawaban darimu kapanpun kamu siap, Mikha,"
"Terimakasih Al, aku akan menjawabmu nanti pada saat yang tepat, apa boleh aku bertanya Al?"
Alka menganggukkan kepalanya.
"Bagaimana dengan perjodohanmu Al?"
"Perjodohan dari eyang?"
"Iya, bukannya eyangmu menjodohkan kamu dengan gadis cantik yang ada di rumahmu tadi sore?"
"Aku tidak mau Mikha, aku tidak mau di jodohkan,"
"Meski keadaan mendesak?" tanya Mikha lagi.
"Maksudnya?" Alka mengernyitkan alisnya.
"Maksudnya begini, keadaan mendesak seperti saat aku dan Rain di jodohkan karena keinginan papi saat papi sakit dan menginginkan kami menikah,"
Alka terdiam tidak bisa menjawab.
"Kamu doakan donk jangan sampai sama dengan kejadian dirimu Kha," pinta Alka ke Mikha.
"Kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi, Al, semoga saja tidak terjadi dengan dirimu Al,"
Alka dan Mikha kembali terdiam, suasana hening diantara mereka kembali terulang.
Alka seakan terpengaruh dengan ucapan Mikha barusan. Tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi ke depan.
Keduanya masih betah berasa di alun-alun sampai waktu semakin larut.
***
Sementara di rumah mewah tingkat tiga, seorang wanita muda sedang mencak-mencak ke kedua orangtuanya.
"Pokoknya Pa, Ma, Rafika harus berjodoh dengan Alka, anak om Sadewa, Pa, Rafika udah jatuh hati sama Alka Pa, Ma,"
Rafika wanita cantik yang dijodohkan dengan Alka memaksa kedua orang tuanya untuk tetap menjodohkan dirinya dengan Alka bagaimanapun caranya.
Rafika wanita muda tersebut merupakan putri bungsu dari keluarga Buana Mahendra dan Ratna.
"Kita tunggu aja kabar dari Eyang Gayatri, Fika," ucap mama Ratna ke putri bungsunya yang selalu dituruti maunya.
" Papa sama Mama harus bisa membujuk Eyangnya Alka Pa, Ma,"
"Sudah, sudah, dari tadi berisik aja, gak cape apa! Apa gak sebaiknya tidur dulu,"
"Baru jam 21.00 Pa, Fika nanti aja tidurnya, emangnya anak sekolah Pa, jam sembilan malam teng harus tidur,"
"Ya sudah terserah kalian aja, papa mau ke kamar istirahat, ayo Ma," papa Buana sudah tak tahan dengan paksaan perjodohan putrinya.
"Fika mama sama papa duluan ya, bentar kakakmu datang sama keluarganya katanya mau tidur sini,"
"Iya Ma, jadi Fika di tinggal sendiri nih Ma, Fika ke kamar juga ajalah Ma,"
"Kamu disini aja Fika, bentar lagi kakakmu sampai kok, jangan masuk ke kamar dulu,"
"Iya, iya Mama,"
Fika terpaksa menunggu kedatangan kakaknya dengan dua anaknya.
***
Di rumah kediaman Sadewa, eyang masih saja bersikeras untuk menjodohkan cucunya dengan cucu sahabatnya.
Eyang Gayatri mamanya papa Sadewa kekeuh memaksa Alka untuk menikahi Rafika.
"Pokoknya mami maunya Alka menikahi Rafika, Dewa, bukan wanita lain," tegas eyang Gayatri ke putranya.
"Mi, sekarang itu bukan jaman dulu lagi loh Mi, Alka sudah dewasa biarkan Alka memilih jodohnya sendiri, Mi wanita yang dicintainya,"
"Cinta, cinta, kamu itu ya, mbok jangan manjakan anak toh Dewa, kamu harus tegas ke Alka, bukannya malah kamu mendukung Alka, kamu gak ingat umur Alka sekarang berapa? Bentar lagi udah mau lewat di atas 30 tahun toh, apa kamu gak pingin cepet nimang cucu?" tambah eyang panjang lebar.
"Bukan gak mau Mi, tapi kami mengikuti keinginan Alka Mi mencari wanita yang dicintai untuk dinikahi,"
"Sudah-sudah berdebat sama kamu gak akan selesai-seleasai, kalo kalian menentang mami juga mami akan mogok makan, biar kalian puas kalo mami cepet perginya," eyang mencoba mengancam putranya.
"Mami ngomong apa sih Mi," papi Sadewa dan mami Maura saling memandang.
"Sudah pokoknya mami mau mogok makan mulai besok pagi," Eyang Gayatri pergi meninggalkan anak dan istrinya di ruang keluarga.
"Gimana Pi, kalo mami besok beneran mogok makan?" tanya mami Maura khawatir.
"Udah gak usah di pikiran, mami kan suka gitu, apa-apa dikit langsung ngambek, mogok makan, biar aja dulu nanti Alka papi suruh mujuk mami biar gak ngambek,"
Papi Sadewa dan mami Maura melanjutkan nonton TV nya di ruang tengah, putra semata wayangnya belum pulang.
selamat menempuh hidup baru Alka - Mikha.
langgeng langgeng yaa ,sampai beranak pinak bercucu cicit 😊