Gea gadis berusia 18thn yang tanpa sengaja bertemu dengan Steven seorang CEO sekaligus mafia kejam,gadis cupu itu mampu membuat sesuatu dalam diri mafia yang sudah lama tertidur akhirnya bangkit.
Berkali-kali dia berusaha lepas dari sang mafia,namun sayangnya dia sudah terjerat belenggu sang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellapsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Honeymoon
Pukul 04.00 pagi Steven dan Gea telah menginjakkan kaki mereka di Amsterdam. Steven menggandeng tangan Ghea masuk ke dalam mobil.Gea menatap keluar jendela menikmati pemandangan Kota Amsterdam.
Steven senang melihat Gea yang terus tersenyum.Dia kemudian menarik tubuh Gea agar lebih mendekat ke arahnya. Gea pun menoleh ke arah Steven yang langsung mendapat kecupan di bibirnya. Gea seketika langsung membelalakkan matanya karena terkejut.
Steven memang suka menciumnya tanpa mengenal tempat. Padahal Steven sendiri sudah tahu jika Gea akan malu dicium saat ada orang lain. Tidak perduli dengan hal itu.
Dia tersenyum puas melihat wajah Gea yang memerah. Lagi pula dua orang yang mengalah mereka tidak akan berani menegur tindakan Steven. Jadi Steven merasa tidak salah melakukan hal itu.
"Suka?" tanya Steven yang dijawab angkutan kepala oleh Gea. "Mau ku cium lagi,"bisik Steven untuk menjaili Gea. Gea pun menggeser tubuhnya menjauh dari Steven.
"Bercanda honey, sini-sini ih,"ucap Steven yang meminta Gea kembali mendekat ke arahnya.
Mereka berhenti di sebuah hotel bintang 5, kedatangan keduanya disambut oleh staff hotel. Gea hanya diam mendengarkan mereka berbicara yang Gea sendiri tidak mengerti artinya. Steven menggandeng tangan Ghea menuju ke kamar hotel.
Pertama kalinya melangkahkan kaki di kamar itu, Gea dibuat terkagum dengan desain interiornya. Sangat mewah dan luas,mengingat Steven bisa membeli chat pribadi maka dia pun tak kaget jika Steven bisa menyewa kamar seperti ini.
Steven langsung memeluk Gea dari belakang membuat Gea yang sedang melihat pemandangan luar pun terkejut. "Masih pagi,tidur dulu aja ya,"ujar Steven yang mencium leher Gea.
Steven pun menggendong Gea naik ke atas tempat tidur. Dia merebahkan di sana dengan Steven yang berada di atasnya."Berat om,"luh Gea karena Steven tepat berada di atasnya.
"Kamu mau yang di atas, honey?"tanya Steven.
"Tidur Om katanya mau tidur ih,"ujar Gea yang menepuk dada Steven.
"Hmm Baiklah karena kamu masih datang bulan maka aku masih harus bersabar,"gumam Steven yang berguling ke samping Gea."Kau milikku honey,"bisik Steven di telinga dia yang kemudian dia mendekap tubuh Gea.
Seketika Hawa dingin menerpa kulit Gea dan Gea pun tak berani menoleh ke arah Steven."hahaha apa aku semenakutkan itu sampai-sampai muka kamu pucat gitu, honey?"tanya Steven yang tertawa melihat perubahan wajah Gea. Seketika Gea langsung menoleh ke arah Steven dan untuk pertama kalinya melihat Steven tertawa seperti itu.
"Tenang aja aku nggak seperti itu kalau kamu nggak nakal,"sambung Steven mengecupi pipi Gea dengan lembut.
Steven membalik tubuh Gea agar menghadap ke arahnya. "udah tidur,Honey,"titah Steven yang kemudian Gea pun menutup matanya.Tak lama kemudian keduanya pun tertidur.
Pukul 09.00 pagi gea bangun dari tidurnya, Gea menatap Steven yang masih tidur dengan nyenyaknya. Gea dengan perlahan menyingkirkan lengan Steven. dia Lalu membuka gorden agar cahaya matahari masuk ke dalam kamar mereka.
Gea berdiri menatap ke pemandangan dari kata jendela."honey" Panggil Steven dengan suara khas bangun tidurnya membuat Gea menoleh ke arahnya."Jam berapa sekarang?"tanya Steven yang matanya masih terlihat berat.
"09.10 Om "jawab Gea yang melihat jam di dinding.
"Kita nanti makan di luar aja ya," ngejar Steven membuat Gea senan
"Ya udah Gea mandi dulu ya Om,"ucap Gea yang langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi.
Stefan tersenyum kecil melihat Gea yang kesenangan akan diajak makan di luar.Steven pun mengusap wajahnya, dia duduk bersandar di kepala tempat tidur menunggu Ghea selesai mandi. Sekitar 15 menit kemudian Gea keluar dari kamar mandi dengan melilitkan handuk di dadanya.
Steven langsung menyunggingkan senyum melihat pemandangan di depan matanya,"Om baju Gea di mana?"tanya Gea yang tidak sadar jika tetapan Steven tertuju padanya.
Steven melangkah ke arah Gea yang sedang membuka koper, namun tidak menemukan pakaiannya. "Kau menggodaku, honay."bisik Steven di telinga dia dengan nada sensu*l.
"Enggak om,"jawab Gea memegangi handuknya agar tidak terlepas.
"Lalu kenapa hanya memakai ini, hm?"tanya Steven yang terpancing lihat penampilan Gea.
"Bathrobenya tadi jatuh basah makanya gea cuma pakai handuk,"jelas Gea yang melepaskan dirinya dari Steven."Om jangan macam-macam, Gea masih datang bulan,"sambung Gea mengingatkan.
"SH*t"umpat Steven tanpa sadar setelah mendengar ucapan Gea.
"Om mengumpat?"
"HM, tidak aku mandi dulu.baju kamu ada di lemari,"jawab Steven yang langsung masuk ke dalam kamar karena sesuatu telah bangkit tanpa izinnya.
Setelah Steven masuk ke dalam kamar mandi, Gea membuka lemari dan benar memang banyak pakaian wanita di sana.beberapa terlihat lingerie tergantung di sana dan pakaian-pakaian seksi lainnya. Gea memilih dress berwarna Grey yang nampak manis dilihat.
Ghea segera memakai gaunnya dan menata rambutnya sebisa Dia. Steven keluar kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Dia menyunggingkan senyumnya melihat Gea yang sedang berdandan.
"Itu cantik,Kenapa dihapus lagi?"tanya Steven saat melihat gea menghapus lipstiknya.
"Nggak menorkah?"tanya Gea karena tidak PD.
"Nggak honey,"jawab Stefan membuat percaya diri Gea bertambah. Makan Gea pun kembali memoles bibirnya dengan lipstik berwarna nude dan dia ombre dengan lipstik berwarna merah.
"Ayo,"ajak Steven yang mengulurkan tangannya.keduanya keluar dari hotel untuk makan bersama. Di depan lobby terlihat sebuah mobil sudah menunggu mereka.
Keduanya pun masuk ke dalam mobil menuju ke suatu restoran yang sebelumnya Steven telah reservasi. Perjalanan dari hotel ke restoran tak membutuhkan waktu lama. Sekitar 15 menit mereka telah sampai di sebuah restoran bintang 5.
Gea mengikuti langkah Steven masuk ke dalam restoran itu, pelayan yang melihat kedatangan Steven langsung menyambutnya dan mengantar mereka ke ruangan VIP.
"Honey, kamu mau pesan apa?"tanya Steven saat keduanya telah duduk di ruangan VIP itu .
Gea terlihat bingung membaca buku menu itu. Gea lalu menunjukkan salah satu gambar yang ada di buku menu itu tanpa tahu itu makanan apa.
"Itu Zeeland mussels,kerang khas Belanda yang dikukus dengan anggur, kamu mau coba itu?"jelas Steven yang mengerti jika dia tidak tahu Makanan apa yang dia pesan.
*Terserah om aja deh, Gea nggak ngerti Baca ini,"lirik Ghea yang terlihat malu. Steven pun tersenyum sambil mengusap kepala Gea.
Steven lalu mengatakan pesanan mereka pada pelayan itu, setelah mencatat Semua pesanan Steven.pelayan itu pun pergi dari sana untuk menyiapkan makanannya. Sebenarnya tadi Steven berniat untuk memesan makanan terlebih dahulu,jadi setelah mereka datang makanan itu sudah siap. Tetapi Steven tidak tahu makanan apa yang cocok untuk Gea.maka dari itu Steven memutuskan untuk Gea memilih sendiri nantinya.
Namun ternyata Gea tidak tahu soal makanan khas Belanda yang ada di restoran itu."Maaf dia nggak ngerti tulisan mereka,"lirik Ghea yang merasa malu.
"It's okey honey, itu wajar kok kamu kan masih muda masih perlu banyak belajar. Nggak papa nggak usah malu,"tutur Steven dengan lembut sambil menggenggam tangan Gea.
Mendengar ucapan Steven membuat Gea tidak lagi malu.padahal sebelumnya Dia sangat khawatir membuat Steven makhluk.
Selesai makan Steven membawa Gea untuk jalan-jalan. Gea Terpukau melihat banyak bunga tulip yang warna-warni tumbuh di sana.
"Ini di mana Om?" tanya Gea Yang penasaran.
"keukenhof Gardena,"jawab Steven, mereka sekarang ada di taman bunga tulip yang sangat terkenal.
Gea melepaskan genggaman Steven dan berlari ke arah bunga tulip itu. Terlihat senyum kecil di wajah Stefan yang melihat tingkah Gea yang kembali seperti anak kecil. Steven pun berpikir jika dia tidak salah pilih tempat.
"Om Buruan sini,"Panggil Gea karena Steven tertinggal di belakang. Steven berjalan ke arah Gea yang sedang berdiri menunggu dirinya.
"Kamunya, jangan lari-lari honey"tutur Steven mengacak-acak rambut Gea.
"Ih Om Steven, berantakan rambut Gea."eluh Gea yang merapikan rambutnya. Steven pun terkekeh melihat rambut Gea yang berantakan akibat ulahnya.
"Hey baru di bilangin udah mau lari lagi, nanti jatuh gimana Hem?"ujar Steven ketika Gea akan kembali berlari. Gea menggaruk kepalanya yang tak gatal karena dia memang selalu ingin berlari. "Sini gandeng,"sambung Steven yang Akhirnya Gea pun digandeng oleh Stevan agar tidak berlarian di sana.
"Om malu ya karena Gea lari-lari?"tanya Gea yang berjalan beriringan dengan Steven.
"Nggak Honey, Aku cuma nggak mau kamu jatuh. Lagian gadis kecil ini kan ceroboh,"jawab Steven dengan jujur.
Setelah mereka berjalan-jalan di sana Mereka pun kembali ke mobil karena hari sudah sore dan Gea sudah puas melihat bunga-bunga di sana.
Steven mengajaknya ke Canal of Amsterdam di sana terkenal dengan canal-canalnya yang cantik. Di sana Steven mengajak Gea menaiki perahu sambil melihat pemandangan di sekitar.
"Cantik rumah-rumahnya,"gumam Ghea memandang pemandangan berupa rumah-rumah cantik. arsitektur Belanda yang berjejer dengan pohon-pohon.
"Kamu jauh lebih cantik, honey." bisik Steven membuat pipi Gea merona.
Selesai menaiki perahu Mereka pun menuju ke salah satu restoran yang berada di dekat sana untuk makan. Hari ini Gea terlihat sangat senang,dia tersenyum setiap saat membuat Steven pun ikut senang.
Keduanya kembali ke hotel pukul 09.00 malam "Gimana? senang hari ini?"tanya Steven saat keduanya telah sampai di dalam kamar hotel.
Gea pun tersenyum dan menganggukan kepalanya. "Makasih Om udah ajak Gea jalan-jalan,"tutur Gea.
"Sama-sama honey."jawab Steven dengan lembut.
"Ya udah Ghea mandi dulu ya Om,"ujar Gea yang berjalan menuju ke kamar mandi.
Dia berendam di bathtub agar tubuhnya terasa segar setelah seharian lelah berjalan-jalan.sedangkan Steven menunggu Gea selesai mandi dengan duduk di sofa sambil membuka ponselnya.
Banyak pesan masuk dan panggilan telepon dari Johan. Steven hanya tersenyum miring membayangkan pusingnya mencari keberadaan Steven. Sedangkan pernikahan sudah disiapkan semuanya bahkan telah mengundang semua rekan bisnis mereka.
"Tumben lama banget honey?"ujar Steven yang melihat dia keluar dari kamar mandi.
"Hehe iya Om,"jawab Gea . "Ya udah sana Om mandi," sambung Gea menyuruh Steven untuk mandi.
Steven pun meletakkan ponselnya dan bangkit dari duduknya. Dia pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Saat keluar dari kamar mandi terlihat Gea yang masih memakai body lotion nya.
Rifan langsung berjalan ke arah Gea dan memeluknya dari belakang." udah selesai kan?"mendengar pertanyaan dari Stefan membuat Gea menjadi gugup.
"Be-belum Om jawab,"Gea yang berbohong.
"Honey Aku tak suka dengan orang yang berbohong,"lanjut Steven membuat keringat membasahi kening Gea.
"Beneran kok om,"jawab Gea yang mencoba agar tidak terlihat gugup.
"Oh ya?"bisik Steven di telinga Gea. Dia yang melihat mata Stefan yang sekarang mantap dirinya dari pantulan cermin membuatnya terasa terintimidasi.
"I-iya om udah se-selesai,"kejar Gea dengan permata yang akhirnya menjawab dengan jujur.
"Kenapa tadi berbohong HAM?"tanya Steven yang membuat Gea terdiam."Bukankah orang berbohong itu harus dihukum,"sambungan Steven membuat Gea berpaling menghadap ke arah Seven.
"Ma-Maaf Om Gea janji nggak ngulangin lagi,"tutur Gea memegang tangan Steven.
"Tapi kamu tetap harus di hukum honey,"ujar Steven yang langsung menggendong Gea dan melemparkannya ke atas tempat tidur.
Keringat dingin membasahi dahi Gea karena dia takut dengan hukuman yang akan diberikan oleh Steven. "Kamu nggak boleh tidur malam ini honey,"bisik Steven di telinga Gea yang kemudian Steven mencium leher Gea.
Mata Steven sudah dibalut dengan nafsu *yang selama beberapa hari ini dia Tahan.dia tidak peduli dengan Gea yang benar-benar ketakutan melihat dirinya. Steven sudah tidak bisa mengendalikan dirinya,dalam dirinya hanya ingin dipu*skan.
Melihat mata Steven yang menatapnya dengan penuh nafs* membuat Gea tanpa sadar meneteskan air mata.dia selalu ketakutan saat Steven sudah seperti saat ini.
Jangan lupa tinggalin jujak ya teman-teman biar autor makin semangat nih bikin ceritanya terima kasih.
I LOVE YOU untuk penulis Cerita ini,semoga suaminya cepat kaya