NovelToon NovelToon
Aku Memang Wanita Murahan

Aku Memang Wanita Murahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Konflik etika / Selingkuh / Romansa / Suami ideal / Penyelamat
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Syah🖤

Lara telah menghabiskan tiga belas tahun hidupnya sebagai wanita simpanan, terperangkap dalam cinta yang terlarang dengan kekasihnya, seorang pria yang telah menikah dengan wanita lain. Meski hatinya terluka, Lara tetap bertahan dalam hubungan penuh rahasia dan ketidakpastian itu. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Firman, seorang pria yang berbeda. Di tengah kehampaan dan kerapuhan emosinya, Lara menemukan kenyamanan dalam kebersamaan mereka.

Kisahnya berubah menjadi lebih rumit saat Lara mengandung anak Firman, tanpa ada ikatan pernikahan yang mengesahkan hubungan mereka. Dalam pergolakan batin, Lara harus menghadapi keputusan-keputusan berat, tentang masa depannya, anaknya, dan cinta yang selama ini ia perjuangkan. Apakah ia akan terus terperangkap dalam bayang-bayang masa lalunya, atau memilih lembaran baru bersama Firman dan anak mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah🖤, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23

Jangan lupa like komen dan votenya yah

Terimakasih

_

Setelah perjalanan ke pegunungan, hubungan Firman dan Lara tumbuh semakin kuat. Mereka mulai sering menghabiskan waktu bersama, tidak hanya di momen-momen santai, tetapi juga dalam keseharian yang biasa. Mereka menikmati hal-hal sederhana, seperti berbincang saat matahari terbenam, atau hanya duduk bersama sambil menikmati secangkir kopi di pagi hari.

Namun, seiring berjalannya waktu, Lara mulai merasakan kekhawatiran yang tumbuh dalam dirinya. Meskipun ia mencintai Firman, ada bagian dari hatinya yang masih merasakan ketidakpastian—bagian yang masih terluka oleh masa lalunya bersama David. Perasaan itu kadang muncul tanpa diduga, terutama ketika Lara sendirian atau saat berada di tempat yang mengingatkannya akan hubungan sebelumnya.

Suatu sore, Lara dan Firman sedang duduk di kafe favorit mereka. Firman sedang bercerita tentang rencananya untuk membuka klinik kesehatan kecil di pinggiran kota, namun Lara terlihat tidak sepenuhnya fokus.

“Lara?” Firman menyentuh tangannya lembut, membuat Lara tersadar dari lamunannya. “Apa yang kamu pikirkan?”

Lara tersenyum tipis, tetapi matanya menunjukkan bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. “Maaf, aku sedikit melamun. Aku hanya… memikirkan banyak hal belakangan ini.”

Firman menatapnya dengan perhatian penuh. “Kamu tahu kamu bisa bercerita padaku. Ada apa?”

Lara menggigit bibirnya sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk jujur. “Aku mencintaimu, Firman. Tapi, terkadang aku masih merasakan bayangan masa lalu. Perpisahanku dengan David meninggalkan bekas yang sulit hilang. Meski aku yakin dengan perasaanku terhadapmu, ada bagian dari diriku yang takut membuat kesalahan lagi.”

Firman mendengarkan dengan tenang, wajahnya menunjukkan pengertian. “Aku mengerti. Luka dari masa lalu memang tidak mudah untuk sembuh, dan aku tidak berharap semuanya bisa berubah dalam sekejap. Aku di sini untukmu, apapun yang terjadi.”

Lara menghela napas panjang, merasa sedikit lega setelah mengungkapkan perasaannya. “Aku tidak ingin ini memengaruhi hubungan kita. Aku hanya butuh waktu untuk benar-benar sembuh.”

Firman meraih tangan Lara, menggenggamnya dengan lembut. “Aku tidak pernah mendesak mu, Lara. Kita bisa melalui ini bersama. Kamu tidak harus menghadapi semuanya sendirian. Aku di sini bukan untuk menggantikan siapa pun, tetapi untuk menjadi pendukung mu.”

Lara tersenyum, merasa lebih nyaman setelah mendengar kata-kata Firman. Ia tahu bahwa Firman benar-benar peduli padanya dan siap untuk bersabar. Namun, di dalam hatinya, Lara masih merasa harus menyelesaikan sesuatu dari masa lalunya sebelum bisa sepenuhnya melangkah maju.

***

Beberapa hari kemudian, saat Lara sedang berjalan di taman sendirian, ia memikirkan David. Perasaan campur aduk menyelimuti dirinya—antara kenangan indah yang pernah mereka bagi dan rasa sakit dari perpisahan mereka. Tanpa disangka, ia menerima pesan dari David.

🗨️ David: "Lara, aku harap kamu baik-baik saja. Aku ingin berbicara denganmu, jika kamu bersedia. Ada hal-hal yang belum sempat kita selesaikan."

Lara terdiam sejenak, tatapannya tertuju pada layar ponsel. Pesan itu menggugah sesuatu di dalam dirinya. Bagian dari dirinya ingin tahu apa yang ingin David katakan, tetapi ia juga ragu apakah membuka kembali komunikasi dengan David adalah hal yang bijak.

Dengan perasaan campur aduk, Lara memutuskan untuk tidak langsung membalas pesan itu. Ia merasa perlu berbicara dengan Firman terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.

Malamnya, ketika mereka duduk bersama di apartemen Firman, Lara akhirnya mengungkapkan tentang pesan dari David.

“David ingin bicara denganku,” kata Lara pelan, mencari reaksi di wajah Firman.

Firma terdiam sejenak, lalu menatap Lara dengan lembut. “Dan apa yang kamu rasakan tentang itu?”

“Aku tidak tahu,” jawab Lara jujur. “Bagian dari diriku ingin tahu apa yang ingin dia katakan. Tapi aku juga khawatir jika berbicara dengannya akan membuka luka lama.”

Firman mengangguk, terlihat berpikir sejenak. “Lara, ini keputusanmu. Aku akan mendukung apapun yang kamu pilih. Jika kamu merasa perlu berbicara dengannya untuk mendapatkan penutupan atau jawaban, maka lakukanlah. Tapi yang paling penting, jangan biarkan percakapan itu mengganggu kedamaian yang sudah kamu capai sekarang.”

Lara merasa tersentuh oleh sikap dewasa dan pengertian Firman. “Kamu selalu tahu cara membuatku merasa tenang. Aku benar-benar menghargai itu.”

Firman tersenyum. “Aku hanya ingin kamu bahagia, Lara. Apa pun yang membuatmu merasa lebih baik, aku ada di sini.”

Setelah merenung selama beberapa hari, Lara akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan David, tapi kali ini dengan hati yang lebih kuat. Ia tahu bahwa ini adalah bagian dari proses penyembuhannya, dan meskipun perasaannya terhadap Firman sudah kuat, ia merasa perlu menutup bab lamanya dengan David untuk bisa benar-benar melanjutkan hidupnya.

***

Keesokan harinya Lara yang duduk di kafe, menunggu kedatangan David. Hatinya berdebar, tetapi kali ini ia merasa lebih siap. Pertemuan ini mungkin akan menjadi titik akhir dari babak masa lalunya, dan ia bertekad untuk melangkah maju dengan kejelasan dan kedamaian yang baru. Di kafe yang tenang, Lara duduk sambil menunggu David. Hatinya berdebar, tetapi ada rasa tenang yang mulai menyelimuti dirinya. Ia sudah siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi dalam pertemuan ini. Ia tahu ini adalah langkah terakhir untuk menutup masa lalu dan melangkah ke depan bersama Firma.

Tak lama kemudian, David tiba. Ia terlihat sedikit gugup, namun berusaha tersenyum ketika melihat Lara. Mereka duduk berhadapan, suasana di antara mereka terasa penuh ketegangan yang halus.

“Lara, terima kasih sudah mau bertemu,” David membuka percakapan dengan suara yang lembut.

Lara mengangguk. “Tidak masalah, Kak. Aku juga merasa kita butuh menyelesaikan ini.”

David menghela napas panjang sebelum berbicara lagi. “Aku tahu bahwa perpisahan kita tidak mudah, dan aku juga tahu aku banyak melakukan kesalahan. Tapi sejak saat itu, aku terus memikirkan mu. Aku merasa ada banyak hal yang belum sempat aku sampaikan.”

Lara mendengarkan dengan tenang, meskipun ada sedikit rasa sakit yang kembali menguar saat mendengar kata-kata David. “Apa yang ingin kamu katakan, David?”

David menatapnya, matanya menunjukkan rasa bersalah yang mendalam. “Aku ingin meminta maaf, Lara. Atas semuanya. Atas kebingunganku, atas caraku membuatmu merasa tidak dihargai. Saat aku bersama Arini, aku sadar bahwa meskipun aku memilihnya, hatiku selalu ada bersamamu. Aku mencintaimu, Lara, dan aku merasa kehilanganmu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku.”

Kata-kata David menggema di kepala Lara. Ini adalah pernyataan yang mungkin ia harapkan dulu, ketika semuanya masih segar. Tapi kini, mendengarnya justru menimbulkan perasaan yang berbeda—perasaan bahwa ia telah melangkah jauh dari luka itu.

Lara menghela napas, lalu menatap David dengan pandangan yang tenang namun tegas. “David, aku menghargai kejujuranmu. Tapi apa yang pernah kita miliki sudah berakhir. Saat itu, aku terluka, dan butuh waktu lama untuk pulih. Aku pernah mencintaimu, tapi aku sudah melewati itu.”

David terlihat terguncang oleh kata-kata Lara. “Jadi, tidak ada kesempatan bagi kita untuk bersama lagi?”

Lara menggeleng pelan. “Tidak, David. Aku sudah membuka hati untuk orang lain sekarang. Firman. Dia telah ada untukku saat aku berusaha bangkit dari rasa sakit, dan aku mencintainya. Bukan karena dia mengganti mu, tapi karena dia membuatku merasa utuh lagi.”

David menunduk, terlihat menerima kenyataan yang berat itu. “Aku mengerti… Aku hanya berharap kamu bahagia, Lara.”

“Aku sudah bahagia, David. Dan aku berharap kamu juga bisa menemukan kebahagiaanmu,” jawab Lara dengan tulus.

Setelah beberapa menit hening, David akhirnya mengangguk. “Terima kasih, Lara. Terima kasih untuk kejujuranmu. Aku harap kita bisa melanjutkan hidup dengan damai.”

Lara tersenyum kecil, merasa beban berat yang pernah ada di pundaknya mulai menghilang. “Aku juga berharap begitu.”

Mereka berdua berdiri, pertemuan ini berakhir dengan sebuah perpisahan yang penuh kedewasaan. Tidak ada kata-kata yang berlebihan, hanya kejelasan dan penerimaan. Saat Lara berjalan keluar dari kafe, ia merasa ringan, seolah telah menutup pintu masa lalunya dengan David untuk selamanya

Dan Lara menghadapi David untuk terakhir kalinya, sebuah pertemuan yang akan menentukan arah hidupnya selanjutnya.

~

Salam Author;)

1
Nonien Novi Leni Hayati
Maaf ya Thor kok ceritanya muter² aja ya ??
Katanya perlu bicara ujung2nya perlu waktu lagi dan lagi baik sama lara juga sama arini beberapa bab muter itu2 aja, Maaf ya Thor kayak ceritanya hanya jalan di tempat aja 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Ema Elyna
lara lara kenape xdi block ja bodo
Zihan vahira
Yu Thor semangat yu upnya ga sabar banget nunggu otor up
Didah Saadah
yu Thor semangat upnya
Didah Saadah
si David nyebelin banget jadi cowo
Didah Saadah
si Lara bucin abis yah dia kaya obsess banget sama si David sampai rela ga nikah demi David yang ga ngasih kepastian
Didah Saadah
Alurnya mantep semangat up thor
Zihan vahira
Hadeh lagi lagi lu serakah banget jadi manusia yang ini pengen yang itu pengen kenapa ga minta poligami aja sih sama si Arini biar kelar
Zihan vahira
please deh lu bertele tele banget jadi orang terus aja minta waktu
Syaquela yu
speechless
Zihan vahira
Good author cukup konsisten update nya ceritanya juga seru tapi emang iya si lara itu murahan? apa gara gara dia yang rela gituan tapi belum nikah sama dua orang cowo bahkan sampai hamil diluar nikah
Zihan vahira
Fiks sih ini novel seru wkwkw jangan lama lama yah Thor up nya
Zihan vahira
Aaaaaaa🙊
Zihan vahira
Gila sih si David bisa bisanya dalam keadaan kaya gitu gituan sama si Lara
Zihan vahira
Apa ini resiko punya suami lebih muda thor?
Zihan vahira
Tapi mau bagaimana pun bergaya aku rasa Arini bakalan tetep kelihatan tua kaya yang ada di cover novel nya
Zihan vahira
Gila 13 tahun mereka berzina ga ketauan lagi parah sih🤦
Itswyhi
Novel ini rekomen banget sih menurut aku cerita tentang cinta antara manta kekasih yang belum selesai membuat satu ruang dalam sebuah hubungan pernikahan yang melibatkan orang lain
Syah: Makasih atas penilaian yang kaka berikan Author senang jika kaka menyukai kaya author:)
total 1 replies
Itswyhi
Arini yang malang😕
Itswyhi
Vid kenapa lu ga kawin lari aja sih waktu itu sama lara mungkin sekarang lu ga nyakitin dua hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!