Cover by me
Ini tentang kehidupan pernikahan antara Aidan putra Bimantara seorang perwira polisi berpangkat ipda dengan Yura khalisa seorang mahasiswi akhir yang sedang sibuk menyusun proposal penelitian yang asyik-asyik revisi melulu.
Mereka ini sebenarnya tetangga, tetangga yang sudah seperti keluarga sendiri dan Aidan sudah menganggap Yura seperti adik sendiri begitu juga sebaliknya.
Tapi karena insiden tolol mereka harus hidup berdampingan satu atap. Bahkan Aidan harus melangkahi kedua kakak laki-lakinya yang masih lajang. Banyangkan padahal bukan urutan seperti itu yang Adian inginkan.
Bagaimana kelanjutan ceritanya yuk lanjut baca disini👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngambeknya si boncel
Akhirnya acara masak memasak di dapur untuk pertama kalinya dalam hidup Yura selesai. Tidak seperti wanita lain, Yura cukup pandai untuk orang yang baru pertama kali memasak. Lihat saja ayam goreng buatannya yang terlihat menggiurkan. Ia melihat video tutorial tersebut dengan detail sampai tingkat kematangannya saja ia atur.
Kan sudah Yura katakan, cuma ayam goreng mah gampang.
Tapi sayangnya acara masak-masaknya untuk pertama kali di hadiahi dengan beberapa jemarinya yang melepuh. Huhuhu.
Gak papa Ra, demi suami supaya gak di tempeli sundal bolong sakit itu gak papa. Cayo Yura!
Dapur? Jangan di tanya soal dapur, kapal pecah gak ada apa-apanya. Tepung yang berserakan di mana-mana. Cairan minyak yang kotor mengenai meja. Sutil dan konco-konconya pun turun semua. Padahal cuma goreng ayam doang yang di masak. Gak tau deh nanti kalau Yura sudah bisa masak spaghetti atau rendang. Sudah di pastikan alat tempur sang bunda pasti ikut turun dari tahta.
Dengan tangan yang melepuh Yura mulai.membersihkan hasil dari kekacauan hari ini. Dan karena tangan yang sakit alhasil kegiatan membersihkan rumah selesai sampai magrib. Tidak lupa ia mengirim pesan pada Aidan kalau tidak perlu membeli makanan di luar. Dan balasan Aidan hanya oke doang. Tidak bertanya kenapa.
____________________
Yura membaringkan tubuhnya begitu selesai sholat magrib di sofa sesekali melihat ke pintu utama berharap Aidan segera pulang dan mencicipi hasil dari masakan pertamanya hari ini.
Yura meletakkan tangan kirinya di atas kening, menatap langit-langit rumah memikirkan kelakuannya hari ini yang menurutnya di luar prediksi BMKG.
Bagaimana tidak cuma gara-gara ayam goreng doang dia cemburu sampai niat masak sendiri. Padahal waktu masih tinggal di rumah orangtuanya boro-boro masak, menghidupkan kompor saja tidak pernah.
Cemburu ini benar-benar sangat luar biasa. Membuat Yura yang tadinya gak punya keahlian untuk memasak tiba-tiba saja menjadi bak seorang koki di ajang master chef.
Yura mencoba memejamkan matanya sejenak, dan saat ia membuka mata, Yura terlonjak kaget mendapati wajah Aidan tepat di hadapannya.
"BAAA!!!"
"AAAKH!" teriak Yura mengusap dadanya yang sudah siap akan lompat dari tempatnya. Yura langsung menatap kesal wajah Aidan yang malah tertawa ngakak akibat melihat wajah Yura yang bereaksi lucu menurutnya. Ia bahkan sampai mendudukkan dirinya di samping Yura.
"Iih gemes banget si muka kaget Lo boncel. Jadi pengen banget nyekik" ucapan Aidan mencubit kedua pipi Yura yang masih mencoba mengembalikan nyawanya yang melayang entah kemana mana akibat ulah Aidan.
"Dasar indomilk setan!" umpatnya ketika akhirnya nyawanya terkumpul kembali. Tidak ketinggalan ia memukul-mukul tubuh Aidan dengan bantal sofa sangking kesalnya.
Sumpah Aidan ini seperti setan tidak tahu datangnya tiba-tiba sudah ada di depan mata. Jantung siapa yang gak mau copot coba kalau di kagetkan seperti ini.
Yang di pukuli masih asyik ngakak sambil sedikit membungkuk memegangi perutnya karena sakit akibat terlalu ngakak dan malah menganggap pukulan Yura tidak berarti apa-apa.
Melihat Aidan tidak bereaksi apa-apa malah semakin ngakak itu membuat Yura semakin geram. Ia harus membalas Aidan.
Jadilah Yura memiliki ide mengigit tangan Aidan dan juga mencubit sekencang-kencangnya perut Aidan.
Rasakanlah amukan barongsai ini Aidan!
"Aduh, sakit Bocel.... Ampun! Ampun!" keluh Aidan mendorong kepala Yura dengan paksa dari lengannya selanjutnya ia bangkit dan menjauh dari boncel jelmaan zombie itu. Ia mengusap-usap perutnya yang merasakan sakit dan panas secara bersamaan. Belum lagi lengannya yang di gigit Yura dan terpadat cap bekas gigitan gadis itu disana. Sudah seperti bekas gigitan zombie.
"Sungguh tak punya hati kau wahai istriku." ujar Aidan mulai jadi actor dalam drama dengan logat bak Roma irama. Ia kembali duduk di atas sofa yang sama dengan Yura.
"Makannya jangan nyebelin!" kesal Yura menatap Aidan penuh dengan aura permusuhan jangan lupa tangannya juga bersiap-siap akan melayang untuk memukul wajah tampan nan menyebalkan suaminya itu.
"Wes, santai, santai!" Aidan masang ancang-ancang untuk menghalau serangan yang akan segera di layangkan Yura.
Mereka saling bertatapan selama beberapa detik, setelahnya Yura memutuskannya lebih dulu. Bisa-bisanya jantungnya malah dag dig dug di saat dia sedang kesal-kesalnya dengan Aidan.
Oh hati sedikit lah punya harga diri masak tak paham situasi si Yura yang lagi kesal sekali. Apa seh?!
Yura langsung saja bangkit dari duduknya ia tidak ingin terlalu berlarut-larut akan menatap Aidan bisa-bisa semakin tenggelam dalam laut dalam dia dalam pesona Aidan.
Namun sayangnya baru 2 langkah ia melangkah, tangannya tiba-tiba di tarik dari belakang, siapa lagi tersangkanya kalau bukan Aidan sampai ia terjatuh tepat di atas tubuh pria itu. Jantungnya langsung saja tanpa di minta masang tenda hajat dan dangdutan di dalam sana.
Ya Tuhan, ini manusia padahal habis dari luar. Kenapa tidak bau sama sekali malah parfum Aidan dan juga bau ciri khas tubuhnya menyatu jadi satu menjadi aroma yang sangat sopan masuk ke Indra penciuman Yura dan berhasil mengobrak-abrik kinerja otaknya.
"Jangan ngambek dong cel." ujar Aidan, kepala Aidan sedikit menunduk berusaha melihat wajah gadis itu yang kini tengah diam mematung seraya menunduk.
Aidan menyingkap rambut Yura yang menutupi wajah kebelakang telinga. Dan membuat Yura tersadar.
"Ha? Lo bilang apa?"
"Jangan ngambek." ulang Aidan malah kedua tangannya kini berpindah ke pinggang dan mengeratkan kedua tangannya di sana seakan-akan Aidan tidak ingin gadis itu bangkit dari atas tubuhnya.
Tidak ketinggalan nafas Aidan yang menerpa wajahnya membuat tenggorokannya kian mengering. Karena tidak bisa berkata apa-apa Yura hanya menggelengkan kepala kaku. Membuat Aidan tersenyum miring melihatnya dan Yura menatapnya lekat tepat di mata Aidan.
Ya tuhan kenapa dari jarak sedekat ini Aidan pun tetap tidak memiliki kekurangan sih? Kulit putih bersih untuk ukuran seorang pria yang bekerja sebagai abdi negara. Hidung mancung, bibir yang tidak terlalu tebal dan tipis juga berwarna pink seperti tidak pernah bersentuhan dengan yang namanya batang rokok.
Ya Tuhan, Yura. Apa baru saja dia mengagumi sang suami secara diam-diam? Tapi Memang itu faktanya sih kalau Aidan benar-benar tampan. Pantas saja si kikil jelmaan sundal bolong itu gak bisa move on dari Aidan, orang di zoom sedekat ini saja pori-porinya pun tidak terlihat.
Astaga, astaga, astaga. Yura benar-benar sudah terjerat akan perangkap dalam bentuk yang namanya pesona berwujud wajah Aidan.
Yura benar-benar sudah kelilipan Aidan no debat.
"Cel." panggilnya.
Membuat Yura mengerjapkan matanya dan membuat segala imajinasi yang sempat mampir di otak lenyap begitu saja karena panggilan itu. "Hm, a-apa? Lepasin dulu deh bang, g-gue mau bangkit ini."
Aidan nampak menggeleng lemah "gak mau, udah enak gini." tangan Aidan beralih mengelus sebelah pipi Yura dengan pelan dan lembut membuat bulu kuduk Yura meremang.
Seolah tersihir akan aksi Aidan, Yura malah diam mematung dan tak mampu bergerak tatkala Aidan mulai memiringkan wajahnya.
Ya Tuhan ini manusia pasti sehabis ketempelan setan penggoda nih. Makannya sampai membuat Yura tidak mampu berkata-kata.
"Gue nanya boleh?" kembali Aidan bersuara.
"Hmmm a-apa?" getaran suara sudah tidak bisa di toleransi, karena memang sekujur tubuhnya sudah tidak sinkron akan perlakuan Aidan.
"Lo-" Aidan menghentikan ucapannya, menatap bibir ranum berwarna pink milik Yura yang di polesi lip Tint. Dan kini beralih menatap wajah Yura dengan intens.
Ditatap sedemikian membuat Yura kian tidak karuan. "L-lo mau n-nanya apa sih?"
Aidan membasahi bibir bawahnya yang terasa kering lalu ia kembali membuka suara. "Lo pernah ciuman gak sih?"
Seketika kepala Yura langsung terangkat menatap penuh dengan rasa keterkejutan wajah Aidan yang memang sejak tadi sudah menatapnya.
Astaga kenapa pertanyaan Aidan di luar prediksi BMKG? Ya sudah pasti jawabannya 'tidak pernah' pacaran saja sama sekali belum pernah, apa lagi untuk ciuman. Mau sama siapa adu jigongnya? Angin?
"Pertanyaan macam apa itu?" tanya Yura merasa malu sambil membuang wajahnya kesamping.
Aidan terkekeh "Gue cuma mau mastiin aja."
"Lo pasti udah tau jawabannya." Aidan pun mengangguk membenarkan.
Bola mata Yura bergetar tatkala wajah Aidan mendekat bahkan ujung hidung mereka sudah beradu. Nafas Yura kian memburu karena itu. "Bang-" Aidan membabat habis jarak mereka. Membuat Yura langsung berhenti berbicara memilih memejamkan kedua matanya dan tangan sebelah kirinya mencengkram erat Hoodie hitam yang di gunakan Aidan.
Seketika nyaris sedikit lagi bibir mereka menyatu, sedikit lagi, nyaris tinggal seujung kuku. Kedatangan seseorang mengacaukan segalanya.
"Yura-" teriak bunda Rita dari ambang pintu yang memang sudah terbuka sejak kepulangan Aidan tadi.
Seketika Yura langsung saja mendorong tubuh Aidan sampai terjengkang dan terjatuh dari atas sofa. Malu karena terpergok sang bunda.
"Argh! Sakit boncel!" suara keras Aidan mengudara di ruangan tersebut. Nyaris saja tadi, taukan nyaris saja bibir mereka bersatu bahkan sudah sedikit Aidan merasakan kalau bibir mereka bersentuhan. Tapi kedatangan bunda Rita membuat semuanya hancur sudah. Sampai ia di dorong hingga terjengkang dari sofa.
Semantara Yura juga meringis kesakitan, karena tidak ingat dengan jari-jarinya yang melepuh dan mendorong tubuh Aidan sekuat itu.
Tawa paksa Bunda Rita malah terdengar "hahaha bunda masuk di saat yang tidak tepat ya? Hahahaha lanjutkan." seketika bunda Rita kembali keluar dan menutup pintu, tidak ingin mengganggu anak dan menantunya yang akan membuatkannya cucu.
"Bunda..." panggilan Yura ketika Rita keluar dan menutup pintu. Yura jadi malu sekaligus tidak enak pada bunda Rita.
Astaga setelah ini sudah di pastikan akan ada kecanggungan yang Luar biasa yang dirasakan keduanya atau malah hanya Yura saja.
...Mana yang kemarin minta crazy up?...
...Awas kalau komenannya gak rame ya.🔫🔪💣...