Karena kesalahpahaman Angela yang belum siap untuk menikah malah terjebak pernikahan dengan Melvin.
Karena ingin menolak perjodohan yang diatrurkan oleh kakeknya, Melvin yang sudah lama merahasiakan pernikahannya ingin memberitahukan dan mengenalkan Anggela kepada keluarganya namun sayangnya Angela menolak dengan alasan belum siap untuk menjalani pernikahan yang sesungguhnya.
Apakah Melvin akan menyerah dengan Angela dan memilih wanita pilihan sang kakek ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 28
Seminggu sudah berlalu sejak kejadian ciuman pertama antara Melvin dan Angel. Sampai sekarang ke duanya belum sekali pun bertemu. Baik di perusahaan maupun di apartemen. Melvin sengaja menahan diri untuk tidak datang menemui Angel di apartemen. Meskipun sebenarnya ia sangat ingin. Ingin menemui Angel dan kembali merasakan bibir manis wanita itu. Tanpa sadar Melvin mengusap bibirnya sambil tersenyum.
"Tuan !"
"Tuan !"
Suara Leon menyadarkan Melvin dari lamunannya.
"Siapa yang mengizinkan kau masuk ?" tanya Melvin yang terkejut ketika tiba-tiba melihat sang asisten sudah duduk di depannya.
Leon mengkerutkan keningnya karena bingung mendengar pertanyaan aneh tuannya.
"Saya sudah sepuluh menit duduk di sini. Bukankah tadi kita sedang membahas proyek pembangunan pabrik baja." terang Leon.
Sepertinya tuannya itu mengalami amnesia. Entah apa yang sedang di pikirkan oleh bosnya itu sehingga jadi membuatnya tidak fokus dalam bekerja. Tak biasanya si bos seperti ini.
"Oh." Melvin membetulkan posisi duduknya.
Ia sungguh merasa malu pada Leon karena ketahuan melamun. Untung saja asistennya itu tidak tahu apa yang sedang ia lamunkan.
Melvin baru ingat setelah mendengar penjelasan dari Leon tentang apa yang sedang mereka lakukan tadi.
"Lanjutkan !" perintah Melvin.
*
Sementara itu, saat ini Eudora sudah tiba di Kota London. Tante Diana sudah menunggunya di bandara.
"Selamat datang, Eudora." Diana memeluk keponakan suaminya dengan sayang.
"Terima kasih, Tante sudah mau menjemput ku." Eudora membalas pelukan itu.
"Apa kau sudah memberitahu Erland tentang kedatangan mu ?" tanya Diana kepada Eudora.
Saat ini mereka sudah tiba di rumah. Diana mengajak Eudora untuk menikmati cemilan di taman belakang sambil melihat kebun bunga miliknya.
"Sudah Tante." jawab Eudora.
Beberapa hari yang lalu ia sudah mengirimkan pesan kepada kakak sepupunya itu. Namun sampai hari ini Erland belum membalas pesannya.
"Ada apa ?" Diana melihat wajah Eudora tampak murung. Tidak seperti biasanya.
"Tante, apa masih belum ada kabar dari kak Aurora ?" tanya Eudora.
Memang itu hal itulah yang membuatnya menjadi murung. Diana pun ikut murung ketika mendengar pertanyaan tentang Aurora. Ia pun sama merasa kehilangan dan begitu mengkhawatirkan keponakannya itu.
"Belum, sayang." jawab Diana.
"Aurora pasti baik-baik saja. Nanti dia pasti akan kembali." Diana mencoba menghibur Eudora.
Namun Diana tidak tahu, bukan itu hal utama yang membuat Eudora sedih. Tapi karena dia yang harus menggantikan sang kakak yang akan di jodohkan dengan pria pilihan dadynya.
Selama dua hari ini Diana mengajak Eudora jalan-jalan dan belanja untuk menghibur gadis itu. Dan di hari ketiga ini rencananya mereka akan pergi ke sebuah taman hiburan yang terkenal di kota London.
Eudora mengeliatkan tubuhnya di bawah selimut. Suhu di kota London berkisar antara lima sampai sembilan derajat celcius pada musim dingin di bulan Desember. Udara terasa begitu dingin apa lagi saat pagi hari. Namun suhu ruang di kamar Eudora tidak terlalu dingin. Dengan suhu ruang yang pas membuat gadis itu tidur dengan begitu nyaman.
Eudora mengulurkan tangannya untuk mengambil ponsel di meja samping tempat tidur. Hal yang pertama ia lakukan saat bangun tidur adalah melihat notifikasi di ponselnya.
"Tidak ada." gumamnya ketika tidak mendapatkan pesan dari seseorang yang ia tunggu.
Waktu masih menunjukkan pukul enam pagi. Matahari bahkan belum terbit. Eudora meletakkan kembali ponselnya di tempat semula. Kemudian ia menarik selimut dan ingin memejamkan matanya untuk melanjutkan tidur beberapa saat lagi.
Di bawah cahaya temaram Eudora terkesiap melihat sesosok tubuh yang sedang duduk di sofa ketika ia membalikan tubuhnya. Dengan cepat ia meraih remote untuk menyalakan lampu utama kamar.
"Astaga."
ya udah gak papa.intiny happy ending.ketemu bahgiany masing2
bunga aja ya Thor mengiringi karyamu