Misi balas dendam seorang Duda arogan plus gila, pada seorang gadis yang ada sangkut pautnya dengan target balas dendam nya.
Duda itu mengira dia sudah paling gila, namun ternyata gadis yang dinikahinya secara paksa lebih gila darinya.
"Aku sudah tahu kau lah yang sebenarnya menjebak ku tidur dengan mu! Lihat dan rasakan nanti, akibat kau berani menjebak seorang Denada...!" ancam gadis itu dengan wajah pongah, dia tidak terima menikah paksa dengan duda beranak dua, bahkan usia mereka terpaut jauh 15 tahun.
"Hei bocah! Kau kira aku takut dengan ancaman mu?! Aku...?! Seorang pebisnis yang bahkan tak kenal ampun pada pesaing-pesaing nya! Jangan mimpi kau bisa membalas perbuatan ku! Sekarang, aku adalah suamimu! Kau harus patuh padaku! Akan ku pastikan pernikahan kita adalah neraka bagimu...!" Arjuna seorang duda berusia 34 tahun menyeringai licik.
Karakter keduanya sama-sama kuat dan keras, siapakah yang berhasil menaklukan pasangan nya lebih dulu dalam jeratan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Kakak Mu Berhutang Nyawa Padaku.
Ting!
Sebuah pesan berupa beberapa foto masuk ke ponsel Gea, gadis berkacamata itu membuka pesan tersebut.
Astaga! Jadi benar, Renata ada hubungan dengan Om Rendi sesuai kecurigaan Dena!
Gea ingin memperlihatkan foto itu pada sahabatnya, namun keadaan Dena sedang drop dan dia tak ingin menambah beban pikiran sahabatnya itu.
“Gue cari minum dulu buat lo, ya. Lo gapapa gue tinggal sebentar,“ ujar Gea, dia ingin menghubungi anak buahnya.
“Pergilah, gue bakal baik-baik aja.“
Gea pun bangkit dari duduknya sejak tadi di samping Dena, dia pun berjalan pergi.
Renata yang duduk tak jauh dari Dena, menolehkan kepalanya pada adik iparnya itu. “Kamu puas kan, kakak mu kecelakaan. Bukankah kau ingin aku ditinggalkan Mas Devan! Sekarang kau pasti berdoa, kakakmu itu mati agar aku hidup sendiri!“
Manipulatif sekali perkataan Renata, sengaja memojokkan Dena.
Jangankan terpengaruh dengan ucapan Renata, bahkan Dena terkekeh merasa geli sendiri dengan sikap manipulatif wanita ular itu.
“Apa kau sedang menceritakan dirimu sendiri, wanita brengseek! Justru kau lah yang sepertinya menginginkan kematian kakak ku! Ingat perkataan ku ini wanita licik, sebentar lagi semua kedokmu akan aku hancurkan!“
“Ck! Bisa apa kau! Dua tahun hidup dengan ku, kau hanya diam saja! Lalu, untuk apa sekarang kau bicara seolah kau ingin membalas ku!“ ejek Renata.
Dena mengepalkan kedua tangannya, dia akui dia begitu bodoh sama seperti kakaknya karena membiarkan keburukan Renata. Namun dia juga mempunyai alasan tersendiri tidak membalas semua perbuatan Renata sejak lama, dia hanya mampu bertahan sampai akhirnya dia menyerah.
Dulu.... dua bulan setelah Devan dan Renata resmi menikah, Renata mengalami keguguran dan dokter mengatakan kondisi tubuh Renata sangat lemah. Sejak keguguran itu Devan semakin begitu protektif pada Renata, dengan kondisi Renata yang lemah selama berbulan-bulan setelah keguguran membuat Dena tidak ingin menambah pikiran sang kakak.
Devan selalu merasa bersalah atas keguguran yang dialami Renata, sebab saat Renata keguguran Devan sedang berada diluar kota. Laki-laki itu menyalahkan dirinya sendiri tidak bisa menjaga istri dan calon anaknya.
Sejak itu pula, Dena hanya bisa pasrah menerima perlakuan buruk dan fitnahan dari mulut Renata padanya. Dirasa percuma, meski Dena mengumpulkan bukti sebanyak apapun karena pikiran Devan sudah tertutup oleh rasa balas budi, rasa cinta serta rasa bersalah nya pada Renata.
Dena tersenyum tipis, “Ada masanya hukuman untuk orang yang berbuat jahat akan datang, bukan terlambat... tapi Tuhan masih memberikan kesempatan pada orang itu untuk berubah. Namun, jika orang itu terus melakukan kejahatan dan tidak pernah bertobat... saat itu lah balasan paling pedih akan datang. Kau termasuk orang jahat itu, Allah masih menahan balasan untuk kejahatan mu! Kali ini, melalui kecelakaan kakak ku... aku pastikan kau akan segera mendapatkan balasan mu!“ dia menatap tajam Renata, tatapannya menyorotkan kebencian.
“Hahahaha! Kau lucu sekali...! Nggak akan ada pembalasan bagiku, karena sejak awal semuanya adalah milikku! Kakak mu berhutang nyawa padaku sejak dulu, jadi sudah sepantasnya aku mendapatkan semua miliknya! Hal wajar aku menyuruh mu mandiri tanpa menjadi beban ku, karena kau tak punya hak atas kekayaan suamiku!“
“Kau salah...! Aku juga mempunyai hak atas kekayaan kedua orang tuaku, tapi sekalipun aku nggak pernah meminta hak ku pada Kak Devan! Aku selama ini selalu menunggu, apa dengan cinta tulus dari kak Devan yang diberikan nya padamu....kau akan berubah! Sayangnya kau malah semakin menyerupai iblisss setiap harinya!“
Baru saja Renata ingin mengatakan sesuatu untuk membalas perkataan pedas Dena padanya, terlihat Juna datang menghampiri.
“Juna, tolong aku... perutku sakit, uhggg...“ Renata mengelus perutnya dengan wajah kesakitan.
Juna mengerutkan kening menatap wajah kesakitan Renata, bahkan wanita hamil itu sudah merrintihh.
Dena menatap wajah suaminya dengan tatapan menantang, gadis itu seolah mengatakan jika kau berani maka kau akan mati!
Glek!
Juna sudah mengerti arti tatapan tajam istrinya padanya, rasa takut pada Dena melebihi rasa empatinya pada wanita hamil. Akan tetapi...
Ya, Juna hanya merasakan rasa empati. Bagaimana pun Renata juga pernah mengandung dua anaknya sekaligus, jadi dia agak sedikit merasa iba.
“Ingat, Om! Dari rasa iba.... muncullah rasa lainnya. Silahkan jika Om ingin membantunya, tapi jangan salahkan aku jika aku nggak akan pernah percaya pada Om lagi.“ Ujar Dena seolah bisa membaca pikiran suaminya yang sedang bimbang.
Juna menggaruk kepalanya, terlihat seperti orang linglung.
“Juna... akhh... sakit... nggak ingatkah kamu aku juga pernah mengandung anakmu, jangan menjadi lelaki nggak berperasaan..." Renata semakin merintih kesakitan.
Akhirnya Juna menghela nafas panjang, dia berjalan menuju dua wanita itu. Satunya mantan istri yang sedang merintihh kesakitan, satunya lagi istri yang sangat dicintainya sedang menatap tajam seolah ingin membu_nuhnya hidup-hidup.
happy ending buat semua nyaa