NovelToon NovelToon
Marry You Mr. Police

Marry You Mr. Police

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: Ana Al Qassam

Kisah Cinta Putra Gus Atha dengan Salah satu santri di pesantren Sang Abi. cinta itu datang seusai pernikahan, pernikahan terjadi hanya karena persetujuan kedua mempelai. Perjodohan tanpa penolakan dan tanpa skandal apapun

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rela Pulang

Hari sudah menunjukkan pukul 22.00. Hafla nampak keluar ruangan. Nampak Hafla sedang berbincang dengan Farrel. Bripda Mayra mengekor di belakang.

" Kalian nikmatilah fasilitas di sini saya harus segera kembali!" seru Hafla.

" Tapi pak ... Ini sudah malam," jawab Mayra. Farrel yanh di sampingnya hanya tersenyum mendengar perhatian kecil dari Mayra. Bagi Farrel kata-kata ini lumrah. Semenjak dulu atasannya ini memang punya pesonanya.

" Tidak apa-apa ... Istri saya sendirian," jawabnya kemudian menatap ke arah farrel.

" Siap pak!" seru farrel dengan sikap tegap.

Hafla pun kembali mendominasi langkahnya ke depan tanpa menoleh. Mayra hanya bisa menatap kepergiannya. Farrel pun melangkah masuk ke dalam kembali. Sudah cukup baginya menatap atasannya itu.

" Kembali ke kamarmu! Jangan pandangi suami orang," sentil Farrel. Mayra tersenyum kikuk.

" Siap pak!" jawab Mayra pada akhirnya yang di ikuti anggukan Farrel.

Dalam perjalanan pulang Hafla sudah mengkhawatirkan istrinya. Bibi tadi yang mengangkat telponnya.

" Bi ... Dimana Seena?" tanya Hafla.

" Den ... Nona di kamar. Belum makan juga den sedari pagi," jawab bibi jujur. Dia tidak tahu bagaimana membuat nonanya makan. Hafla pun di buat tidak nyaman saat ini sebab mau tidak mau dia membagi fokusnya. Farrel pun memahami pandangan atasannya itu.

" Saya handle pak!" serunya.

" Terima kasih Rel," jawab Hafla.

...----------------...

Mobil Pajero Hafla memasuki area halaman rumah mertuanya. Hari ini kakek Rahman ada Seminar di luar kota untuk kemajuan rumah sakit keluarga Hafla. Dia belum mengetuk pintu bibi sudah berlari sempoyongan. Maklum beliau sudah tua.

" Den .... " lirihnya. Hafla mengulas senyum di tengah kekhawatirannya itu.

" Jangan berlari bi ... Bibi sudah tidak muda lagi," ujar Hafla. Bibi pun mengangguk.

" Iya den," jawabnya sambip tersengal.

" Di mana Seena bi?" tanyanya dengan memasuki rumah.

" Di kamar Nona tuan ... Saya sudah mencoba membuka tapi di kunci dari dalam," jawab bibi.

" Ada kunci cadangan Bi?" tanya Hafla.

" Allahu akbar ... Ada den. Maaf den saya lupa jika ada," sang bibi berlari mencarinya. Hafla menghela nafas. Bibi sudah baik mau menjaga istrinya di usia yang tua ini. " Ini den ... "

Hafla menerimanya dan segera membuka kamarnya. Hafla menatap sang bibi memberi kode agar membawakan makan malam. Sang bibi pun segera berpamitan untuk menyiapkannya. Hafla mengangguk dan kemudian memasuki kamar istrinya. Hafla menangkap sosok cantik yang sedang tertidur di sofa sambil memeluk foto keluarganya. Mata sembabnya menunjukkan bahwa dia masih berkabunh akan kejadian 5 tahun lalu.

Seterpurukkah itukah kamu Seen? Mengapa kamu tidak segera baik-baik saja. Aku akan berusaha menyembuhkan lukamu. Percayalah padaku seen.

Hafla menatap sesuatu di tangan Seena. Sapu tangan miliknya, sapu tangan yang dia berikan pada seseorang yang menutup wajahnya dengan masker malam itu saat ada pengosongan taman. Kenapa berada di tangan Seena.

" Seen ... " lirihnya membuat Seena terbangun dan panik. Sebab dia dalam keadaan tidak baik saat ini.

" M .. Mas ... Kenapa sudah pulang??" Seena gugup dia pun membenahi raut wajahnya yang sembab karena terlalu banyak menangis. " Seena ke kamar mandi dulu mas," pamit Seena. Namun Hafla mencegahnya dan mengatakan sesuatu yang membuat Seena berhenti.

" Seen ... Sapu tangan itu milik siapa?" tanya Hafla menatap sapu tangan itu. Seena menyembunyikannya.

" Bukan apa - apa mas. Hanya sapu tangan," jawab Seena. Dia akan berlalu namun Hafla memegang pergelangan tangannya.

" Seen ... Katakanlah! Apakah kamu tidak mempercayaiku?" kali ini Hafla tidak ingin menunda-nunda pertanyaan lagi pada Seena.

" Mas .... " lirih Seena.

" Katakanlah! Apapun jawabanmu mas akan menerimanya," jawab Hafla.

" Mas ... Sapu tangan ini milik seseorang! Tapi Seena tidak tahu siapa. Malam itu adalah pertemuan kami yang pertama dan terakhir," jawab Seena.

" Kenapa kamu masih menyimpannya? Apakah kamu menyukainya?" tanya Hafla. Seena mengangguk pelan.

" Maaf mas ... " lirihnya tak berani menatap Hafla.

2 Tahun lalu ...

" Maaf nona ... Kamu harus pergi dari sini!" pinta seorang aparat kepolisian. Haseena pun berdiri namun dia menjatuhkan ponselnya.

Plukk.

Aparat kepolisian dan gadis itu sama-sama menggunakan masker kemudian si aparat mengambilkan ponselnya. Gadis itu menoleh sang aparat memberikannya sambil menatap mata yang basah oleh aìr mata itu.

" Mbak ... Ponselnya! Lain kali hati-hati," pintanya dengan memberikan sapu tangannya juga. " Hapuslah ... Jangan menangisi seseorang yang belum jadi suamimu! Tidak mungkin bukan kamu menangisi suamimu? Lihatlah kamu bahkan masih sangat muda," candanya tiba-tiba. Gadis itu jadi menatap sang aparat.

" Hah?" dia membeo. Sang aparat nampak tersenyum dan mengusuk pucuk kepalanya.

" Pergilah! Jangan pernah menangis lagi. Dunia hanyalah tempat singgah sementara tidak perlu ada yang di khawatirkan. Cukup berbuat baik sebelum giliran kita yang menghadap," dia tersenyum sambil meninggalkan gadis itu sendiri. Senyuman di balik masker kepolisiannya itu pasti sangat meneduhkan.

" Terima kasih ... " lirihnya saat dia menjauh. Pemuda yang memiliki gestur tubuh yang proposional dengan tinggi 180 dan badan yang tidak gemuk bahkan cenderung sangat macho membuat sang gadis tertarik.

Masih ada rupanya pria menyenangkan di dunia ini. Aku bahkan di jodohkan dengan lelaki yang selalu menghinaku. Dia bahkan membatalkannya karena tak sudi denganku. Menyedihkan. Dia mengatakan itu membuat hatiku terhibur sekali bahkan membuatku menghangat. Terima kasih pak polisi.

" Seen .... " panggil sang suami.

" Iya mas ... " jawabnya membuyarkan lamunannya sendiri.

" Simpanlah sapu tangan itu jika kamu menganggapnya begitu berharga! Sekarang makanlah terlebih dahulu. Aku sudah menyempatkan pulang untukmu!" pinta Hafla sambil mengambil nampan dari bibi yang sudha sampai di kamar mereka.

" Makasih bi ... " ucap Hafla.

" Sama-sama den," jawabnya kemudian berlalu.

Hafla dengan telaten sambil menyiapi sang istri. Seena pun tak menolaknya perutnya sudah lapar. Hafla tak bersuara sedikit pun hingga suapan terakhir. Dia akan beranjak dari hadapan seena.

" Mas ... Letakkanlah di sana! Seena mau mas di kamar saja," ujarnya memecah keheningan dalam kamar. Hafla mengangguk dan melepaskan sepatu sekaligus pakaiannya karena sudah sangat lengket.

" Mas mandi dulu ya!" serunya seena mengangguk paham.

Bukankah kejam memperlakukan suaminya dengan tidak baik? Dia bahkan suami yang baik. Hagla-lah yang menolaknya dengan kasar. Lalu, kenapa harus kakaknya yang mendapatkan imbas. Sungguh tidak adil seen. Jangan membuay Hafla merasa tidak nyaman di dekatmu. Dia bahkan berusaha dengan baik selama menjadi suamimu. Perjodohan tak selamanya menyedihkan.

" Sedang melamun apa lagi?" tanya Hafla yang sudah di sampingnya.

" Eh, mas ... Memikirkanmu saja mas. Maafkan seena ya sudah menganggu pekerjaan mas," lirihnya sambil menatap Hafla.

" Tidak apa-apa ada Farrel ... Haidar juga bersiap ke sana menggantikanku. Seen ... Apakah mayra temanmu?" tanya Hafla. Seena menatap suaminya lama.

" Apakah dia sudah menceritakannya kepadamu? Jika kami pernah bersahabat sebelumnya? Apakah dia juga menceritakan bahwa dia mencoba hadir saat aku membutuhkan teman?" Seena menatap suaminya penuh dengan amarah tersirat di dalamnya.

" Tidak ... Dia hanya mengatakan kalian pernah satu sekolah," jawab Hafla. Seena menghela nafasnya agak kasar.

Ada apa sebenarnya dengan mereka?

Likeeeeee ya!!! Kisah sapu tangan dan Sahabatnya Mayra.

1
Desri Yasmita
Luar biasa
Anonymous
k
syamsul anam
samuel sm mayra itu sm aja,sama" gila
Maulida Hayati
Luar biasa
Samsiah Yuliana
ya Allah,,,😭😭😭
Mumun Munawwaroh
bukannya umma kemaren malam telepon ya ke sena .
Safa Almira
bagus
Irni Yusnita
bagus karyanya Thor
Nurgusnawati Nunung
sedih ya...
Sabrina Azzahra
sutradara yang top bingit 👍👍
Sabrina Azzahra
udah like 👍👍
Sabrina Azzahra
penasaran
Ma Selly
sudah lengkap kebahagian seena
Ma Selly
jangan ngepreng thor jadi degdegan kirain pak hafla yg udang plng
Ma Selly
Alhamdulillah ya Alloh engkau telahenjaga hafla untuk keluarganya
Ma Selly
ya Alloh mudah mudahan pak hafla selamt
Ma Selly
slamat ya mas hagla dan mayra akhirnya kalian berjodoh
Ma Selly
udah mayra sama hagla aja biar dekat lagi sama seena
Ma Selly
jadi kasihan sama mayra
Ma Selly
lagi ngapa sih seena pake pergi ke cafe,klo mau pergi harusnya nungguin hafla pulang kenapa/Angry//Angry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!