Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
"Mengenai pakaian yang dipesan oleh nyonya Michelle maaf aku tidak bisa menyelesaikannya dalam waktu dekat," imbuh Laura.
"Husstt jangan makan sambil berbicara," kata Alvi.
Laura mengangguk dan berniat memasukkan makanan kembali kedalam mulutnya namun rasa mual kembali melanda perut wanita itu.
"Aku ingin pergi ke toilet," bisik Laura pada Alvi.
"Pergilah," walau heran karena ini sudah kedua kalinya Laura meminta izin pergi ke toilet dia tetap mengizinkan.
Laura langsung berlari ke toilet dan memuntahkan seluruh isi makanan yang ia telan tadi. Sedangkan Alva menghirup dan membuang nafas pelan diluar.
"Ponsel ku tertinggal dimobil aku harus mengambilnya sebentar," ucap Alva lalu pergi sebelum keduanya mengizinkan.
Setelah melihat Tania dan Alvi berbincang bincang Alva memutar arah menuju toilet dan menemui Laura, peduli apa tentang toilet wanita Alva menyuruh pelayan untuk mengeluarkan wanita wanita disana kecuali Laura.
Ceklek
Alva melihat Laura sudah lemas di ujung sana, pria itu mendekati Laura dengan cepat.
"Kau baik baik saja," ucap Alva.
Laura menggelengkan kepala karena ia merasa tidak karuan dengan tubuhnya sendiri.
"Pergilah ini toilet wanita, Tania bisa saja datang sewaktu-waktu," kata Laura sembari menepis pelan tangan Alva yang memegangnya.
"Ck!!" Alva kembali mendekat lalu memeluk Laura untuk pertama kali dalam sejarah perkenalan mereka.
Pria itu mengelus punggung Laura dengan sangat lembut sembari mencium kepalanya, entah dengan tujuan apa tapi Laura merasa sentuhan Alva membuatnya lebih baik.
Laura tidak menyentuh Alva sama sekali karena persetujuan saat malam mereka melakukan hubungan untuk pertama kali Alva mengharamkan Laura menyentuhnya.
"Lihat sekarang masih membantah, kau belum terlalu kuat untuk beraktivitas Laura," ucap Alva dengan lembut.
"Alvi mengatakan nyonya Natali ingin membuat pesanan dibutik, aku tidak ingin mengecewakan desainnya karena selevel nyonya Michelle akan mengenakan pakaian ketempat yang tidak main main. Aku tidak ingin desain dari Laura Angeline terlihat jelek," tutur Laura.
"Aku akan menyuruh mama memesan pakaian ditempat lain."
"Jangan Alva ini kesempatan besar untukku memperkenalkan karya karya di butik, aku mohon jangan dibatalkan," ujar Laura.
Alva diam beberapa detik lalu melepas pelukannya dan memegang wajah Laura.
"Bekerja dengan wajah seperti ini? Aku tidak mengizinkannya Laura."
"Sekarang keluarlah dan beritahu kakakku kau harus pulang tanpa diantar, aku tunggu diluar," ucap Alva.
"Aku tidak mau bagaimana jika Tania tau."
"Aku akan mengurusnya, cepatlah sebelum kau jatuh pingsan mengurus pekerjaan terus menerus."
Laura mengangguk sembari melepas tangan Alva yang terus memegang bahunya dan keluar dari toilet menemui Alvi untuk meminta izin pulang.
"Permisi mm maaf Alvi sepertinya aku tidak bisa melanjutkan makan siang karena klien dibutik ingin menemui ku," ucap Laura dengan senyum tipis.
"Baiklah aku akan mengantarmu," kata Alvi.
"Tidak tidak aku sudah memesan taksi, permisi nona Tania," kata Laura sembari menundukkan kepala pada wanita itu.
Tania mengangkat bahu karena bukan urusannya Laura mau kemana.
"Baiklah hati hati Laura," ucap Alvi.
Laura mengangguk lalu keluar dari restoran dan pulang dengan taksi, dia tidak ingin hubungan Tania dan Alva rusak jadi Laura memilih untuk menggunakan taksi secara diam diam.
sedangkan Alva mencoba menghubungi Laura namun ponselnya tidak aktif.
tring..tring
"sayang kau dimana?" tanya Tania.
"Tania aku lupa ada meeting hari ini dan Rain menghubungi ku tadi jadi aku langsung pergi kekantor," jawab Alva datar.
"ta-tapi bagaimana denganku?"
"Tania ada banyak taksi di kota ini yang tidak digunakan, kau bisa menggunakan salah satunya."
"baiklah aku akan menemui mu dikantor," kata Tania.
"tidak untuk hari ini cukup, pulanglah atau kau bisa memanggil teman temanmu untuk bersenang senang."
"huuhh baiklah."
Alva memutuskan sambungan setelah Tania setuju dan tidak curiga bahwa ia menunggu Laura.
tring!
aku hampir sampai dirumah, temani Tania jangan khawatirkan aku ~ Laura.
"aargghh!!! ada apa denganku kenapa aku se over ini padanya," gumam Alva.