Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Kecewa
Sebenarnya siapa permpuan itu, bisa-bisanya dengan PD nya, menyatakan bahwa ia calon istriku?
Berjilbab tapi minim akhlak dan tidak punya rasa malu!
Tok...tok...tok...
" Ya masuk!"
Ceklek
Pak Aji langsung menghampiri bos muda nya
" Maaf tuan, siap perempuan tadi, apakah anda mengenalnya?" Tanyanya setelah duduk berhadapan
" Permpuan itu yang tempo hari, datang ke rumah bersama orang tuanya!" Aldi menjawab dengan santai, ia masih fokus dengan berkas-berkas nya
" Sepertinya anda harus waspada, saya takut permpuan itu, adalah seseorang yang akan di jodohkan dengan anda?"
Seketika Aldi menghentikan pekerjaannya, pandangannya tajam mengarah pada sang asisten
" Apa maksud mu?"
Laki-laki paruh baya itu mengatur pernafasannya, sebelu berbicara dengan tuanya, setelah di rasa siap ia mulai mengawali pembicaraannya
Pak Aji menerawang jauh, ke masa lalu
" Tuan, sebenarnya dulu orang tua anda sebelum pergi, pernah mengatakan bahwa mereka akan mengirimkan seorang perempuan untuk di jodohkan dengan anda
Jika sampai usia anda 30 tahun, tapi belum ada tanda-tanda dekat dengan permpuan!"
" What!!" Aldi terkejut mendengar penuturan sang asisten, matanya melotot tajam
" Ma-maafkan saya tuan, jika anda terkejut!" Laki-laki paruh baya itu menundukkan kepalanya, ada rasa menyesal dalam dirinya, karena tidak memberi tahukan sebelumnya
" Usahakan, Nina tidak boleh tahu hal ini, aku tidak ingin membuat dia sedih atau pun kecewa!" Aldi berbicara dengan setenang mungkin
" Tuan, satu-satunya jalan, untuk masalah ini, anda sesegera mungkin mengurus surat pernikahan anda ke kantor urusan agama, sehingga jika tuan besar nanti berniat menjodohkan anda dengan wanita tadi, tuan sudah ada surat bukti menikah!"
Bagaimana ini, masalahnya aku menikah dengan gadis desa yang sederhana, apakah orang tuaku akan dengan mudah merestui hubungan kami? Monolog Aldi
Laki-laki itu mengacak-acak rambutnya dengan frustasi,
Ia meraup mukanya dengan kasar, seketika ia merasakan pening di kepalanya dengan kondisi saat ini.
" Baiklah, aku akan pulang detik ini juga, pekerjaan tolong kamu handle, aku sudah tidak bisa konsentrasi!" Aldi pun pergi, dengan tergesa-gesa
******
Hai, gadis kampung, jangan sekalipun kau goda suamiku, aku tahu siapa sebenarnya kamu, dan aku juga tahu pernikahan mu dengan calon suami ku adalah karena paksaan!
Nina terbelalak membaca chat masuk yang baru saja ia terima dari nomer yang tidak di kenalnya
Seketika dadanya bergemuruh, jantung nya berdetak kencang, badannya terasa lemas dan lunglai, ia tertunduk lesu.
"Yang aku takutkan terjadi!" Gumamnya lirih
Selama ini yang di takutkan Nina, bahwa Aldi menikahinya karena paksaan dari Vika, karena ia sudah terlanjur berjanji,
bahwa jika Vika berubah, permintaan apa pun akan di turuti oleh sang kakak, termasuk menikahi Nina, kalau bukan keinginan Vika, Aldi tidak mungkin menikahi gadis kampung dan laki-laki itu menikahi Nina secara siri pun, Nina berfikir kalau Aldi kemungkinan sudah ada wanita lain di hatinya.
" Huff....ternyata terbukti adanya chat ini!"
Nina menghela nafas panjang, ia berusaha untuk tegar, menata hatinya, berusaha kuat menghadapi ujian rumah tangganya kini.
" Kak sore ini, Kak Aldi pulang loh?" Ucap Vika, dengan muka berseri-seri, ia begitu terlihat senang dan bahagia
" Oh, ya? Tumben?" Tanya Nina heran, ia memberikan senyuman manis nya
Lain di mulut lain di hati, di mulut Nina bisa menunjukan ekspresi wajah senang dan bahagia, namu di hati, ia sedang kesal, marah dan kecewa terhadap suaminya
" Ya, mungkin kangen sama kakak?
Kan sudah hampir 2 Minggu nggak ketemu?"
" Hehe... Masa sih?" Tawa Nina begitu garing dan di paksakan
Mereka sedang asyik bercanda di kamar Nina, tiba-tiba terdengar langkah kaki dari luar kamar
Ceklek
Pintu di buka, seorang laki-laki tanpa permisi datang dengan terus memijat-mijat pelipisnya, ia mendekati ranjang dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dengan masih menggunakan Jaz, sepatu juga belum terlepas, tas yang ia bawa, ia lempar sembarangan
Vika dan Nina terkejut, saling melempar pandangan nya ke arah laki-laki, yang tak lain adalah Aldi, sosok kakak bagi Vika dan suami bagi Nina, mereka langsung mendekati ranjang
" Kak, apa yang terjadi?" Tanya Vika, ia begitu cemas melihat keadaan sang kakak saat ini
" A- aku, nggak apa-apa, cuman butuh istirahat sebentar!" Jawab Aldi dengan meringis menahan rasa sakit di kepalanya
Nina tahu suaminya yang sedang tidak baik-baik saja, secara reflek ia mengulurkan tangannya, memeriksa dahi sang suami dengan punggung tangannya
" MaasyaAllah, kakak mu demam Vik!" Ujar Nina dengan cemas
Ia langsung berlari keluar kamar mengambil air untuk mengompres
Sementara Vika langsung menghubungi dokter pribadi keluarga nya
Laki-laki itu terlihat sudah memejamkan matanya.
Nina, urus dulu suami mu saat ini, ia sedang membutuhkan perawatan dan perhatian, lupakan dulu tentang masalah yang baru datang, anggap sedang tidak terjadi apa-apa di antara kalian kata-kata peringatan itu keluar dari dalam hati Nina
Oke, aku akan mengurusnya dengan baik!
Permpuan itu kembali melangkahkan kakinya mendekati suaminya, ia mengompres pria itu dengan lembut, permpuan itu pun dengan dengan kehati-hatiannya melepas jas, dan sepatu yang masih melekat di tubuh sang suami.
Setelah beberapa saat
" Gimana kondisi kak Aldi kak?" Tanya
Vika kembali datang menemui, Nina dan sang kakak, ia membawa dokter yang sudah di hubungi nya
" Demamnya tinggi banget?"
Tanpa di suruh laki-laki berjas putih itu mendekati Aldi, ia mengambil stetoskop dalam tas jinjing nya dan memeriksa dengan tenang
" Gimana kondisi kakak saya dok?" Tanya Vika dengan sopan
" Tuan Aldi sedang banyak pikiran, selain itu ia juga kelelahan, asupan makan yang tidak terjaga membuat daya tahan tubuhnya menurun sehingga mudah sekali untuk sakit
Saya akan tulisan resep dan beberapa vitamin untuk tuan Aldi, tolong di tebus yah!" Dokter muda itu menyerahkan secarik kertas pada Vika yang sudah tertulis resep di dalam nya
Bersambung