Clarisa hanya bisa menyesal setelah diceraikan oleh Arga, suaminya yang dua tahun ini menikahinya karena sebuah perjodohan.
Arga yang sudah berusaha mencintai Risa sepenuh hati sudah tidak tahan dengan sikap Risa yang susah di atur, keras kepala, kekanakan dan suka menghamburkan uang. Bahkan Risa masih sering pergi bersama teman-temannya ke club malam untuk berpesta.
Tapi setelah resmi bercerai, Risa baru tau kalau dia sedang mengandung anak dari Arga. Penyesalan tinggallah penyesalan saat Risa mengetahui Arga sudah menikah lagi dengan mantan pacarnya setelah menceraikan Risa.
"Mama, apa Papa nggak sayang sama Tiara? Kok Papa nggak pernah pulang?"
"Bukannya tidak sayang sama kamu Tiara. Tapi Papa sudah bahagia dengan keluarganya!" Risa hanya bisa menjawab pertanyaan anaknya di dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak cocok!
"Makanlah dulu, aku sudah bawakan makanan kesukaan mu!"
"Aku tidak lapar Mas, lebih baik kamu aja!" Tolak Risa yang sejak tadi terus duduk di samping Ara.
"Kalau kamu nggak makan, nanti kamu sakit. Gimana mau menjaga Ara kalau kamu sendiri sakit. Ayo makan dulu!"
Risa menatap Arga yang berdiri di sampingnya. Cara Arga memintanya untuk makan benar-benar mirip seperti dulu saat mereka masih bersama.
"Risa ayo makan dulu, Mas sudah beli makan malam buat kita!"
"Nggak laper!"
"Tapi kamu harus tetap makan, nanti kamu sakit gimana?"
"Ck, berisik banget sih! Makan tinggal makan kok banyak omong!"
Betapa sedihnya Risa ketika mengingat saat dia menjadi istri durhaka untuk Arga.
"Ayo!" Ajak Arga pada Risa untuk berpindah ke meja makan yang ada di ruangan VVIP itu.
Risa melihat Arga yang membuka beberapa makanan yang ia beli. Pria itu mamang membeli makanan kesukaan Risa. Ternyata dia tidak pernah lupa apa yang disukai Risa.
"Makan walau sedikit. Kasihan Ara kalau Mamanya ikut sakit karena sampai lupa makan karena jagain dia!"
"Mas juga makan!"
Arga senang karena Risa mau sedikit saja memperhatikan dirinya.
"Iya kita makan sama-sama"
Sepasang mantan suami istri itu tampak terdiam menikmati makanannya masing-masing meski sebenarnya keduanya sama-sama tak berselera sama sekali.
"Mas!" Risa membuka suaranya ketika makanannya setelah mulutnya tak mampu lagi menelan makanan.
"Iya?"
Risa lekas menggeser bola matanya kala Arga ikut menatapnya saat ini. Sampai saat ini, dia belum punya keberanian untuk menatap mata pria yang dicintainya itu. Lebih tepatnya cinta yang datang amat sangat terlambat karena cinta itu disadari Risa selepas kata talak.
"Sebaiknya kami pindah ke ruangan kami sebelumnya saja"
"Pasti karena Ibu tadi kan?"
Meski tadi Lusi lusi sudah meminta maaf dan menyadari kesalahannya hanya karena melihat wajah Ara yang begitu mirip dengan Andita dan dia sendiri sudah percaya jika Ara adalah cucunya, tapi Arga yakin kalau Risa masih sakit hati saat ini.
"Bukan cuma itu Mas. Aku tidak mau Mbak Fatma salah paham, kamu juga terus berada di sini dan ikut mengurus Ara"
"Itu biar menjadi urusanku. Kamu hanya perlu memikirkan soal Ara, yang lainnya biar aku yang mengurusnya!"
"Tapi Mas..."
"Risa" Potong Arga. Pria matang itu menatap mantan istrinya dengan begitu dalam.
"Aku minta maaf atas semua yang pernah aku lakukan padamu. Aku minta maaf karena telah meninggalkan mu, menceraikan mu tanpa memberimu kesempatan. Meninggalkan mu menikah lagi di saat kamu mengandung Ara tanpa aku ketahui. Aku minta maaf untuk itu semua!" Tampak jelas sesal di wajah Arga.
"Sudahlah Mas, semua itu bukan salah kamu sepenuhnya. Dulu aku memang yang bersalah sampai kamu meninggalkan aku. Aku yang tidak bersyukur karena mendapatkan suami seperti kamu. Seandainya aku ada di posisi kamu, aku pasti akan melakukan hal yang sama. Di saat aku tidak dihargai selama dua tahun, tidak dicintai, tak di anggap bahkan tidak di perlakukan layaknya pasangan dengan baik, aku juga pasti akan pergi" Memang tak ada kebencian sama sekali di hati Risa untuk Arga.
Dia menyadari semua yang terjadi adalah kesalahannya yang telah menyia-nyiakan Arga. Jadi selama ini Risa tidak pernah membenci Arga sama sekali.
Masalah penolakannya kemarin, itu karena Arga saat ini sudah berkeluarga. Sudah ada istri dan anak, maka dari itu Risa tidak mau mengganggu kehidupan Arga.
"Tapi andai saja aku tidak gegabah karena amarah ku, kita pasti tidak akan berada di situasi seperti ini"
Entah Risa yang salah lihat atau apa, tapi sekilas Risa melihat air mata Arga menitik di pipinya namun Arga buru-buru memalingkan wajahnya.
"Sudahlah Mas, jangan sesali apa yang sudah terjadi. Sekarang kita sudah punya hidup masing-masing. Jadi jalani saya apa yang telah menjadi jalan hidup kita"
Arga masih terdiam, dia tak menyangka jika Risa bisa berubah sedewasa itu. Kata-kata yang menghantam Arga, juga sikapnya yang begitu tenang, sungguh membuat Arga takjub.
"Kita memang susah mempunyai hidup masing-masing, tapi bisakah kamu tidak membawa Ara pergi menjauh dariku?"
"Aku tidak tau Mas. Tapi jujur aku takut, keberadaan Ara justru akan mengusik rumah tanggamu. Biar bagaimana pun, kamu juga memiliki putri dengan Mbak Fatma. Apa jadinya jika Ara dan anak kamu tau Papanya bukan milik mereka sendiri?"
Arga terdiam. Dia bisa menebak bagaimana reaksi Keysha nantinya. Dia adalah anak yang sejak dulu ia manjakan, kemudian jika Arga datang membawa Ara dan mengatakan jika Ara juga anaknya, pasti Keysha tidak bisa menerimanya.
Begitupun Ara, gadis kecilnya itu mengira Arga pergi untuk bekerja, tapi nyatanya memiliki istri lain selain Mamanya. Meski nanti Arga dan Risa bisa menjelaskan pada Ara, namun Arga yakin jika Ara yang pintar bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi.
"Maaf Mas, bukannya aku egois. Tapi ini demi kebaikan kita. Aku tidak mau Ara dan anak kamu terlibat kecemburuan karena memperebutkan Papanya. Meski kita memberi pengertian pada mereka, tapi mereka masih begitu kecil dengan kecemburuan yang tinggi"
"Tapi Sa.."
Cklek...
Kedatangan Fatir membuat kedua insan itu langsung terdiam.
"Lo pindah Ara ke sini nggak bilang dulu sama gue?!!" Kesal Fatir pada sahabatnya.
"Yang penting sekarang lo udah tau!" Jawab Arga dengan acuh.
"Terserah apa mau lo, tapi ada yang harus gue sampaikan sama lo dan terutama kamu Risa!" Fatir berubah serius. Dia ikut duduk di meja makan bersama Arga dan Risa.
"Ada apa dokter Fatir?" Risa sudah di buat ketar-ketir dengan sikap Fatir yang begitu serius.
Dokter spesialis anak yang sudah matang untuk seorang pria itu meletakkan hasil laboratorium di hadapan Arga dan Risa.
"Apa ini?" Tanya Arga mengambil kertas itu.
"Itu hasil laboratorium lo dan Ara"
"Apa? Jadi kamu melakukan itu tanpa persetujuan ku Mas?!!" Risa begitu terkejut. Dia langsung menatap Fatir. Bukannya dia sudah meminta Fatir untuk tidak menerima Arga sebagi pendonor untuk Ara.
"Maaf Risa, ini demi kebaikan Ara. Saya dan pihak rumah sakit sama sekali tidak bisa menemukan pendonor dengan golongan darah yang sama dengan Arga dan Ara!" Ucapan Fatir membuat Risa begitu lemas.
"Maafkan aku Risa, Aku mohon biarkan aku menjadi pendonor untuk anakku"
"Lalu apa hasilnya?" Risa akhirnya menyingkirkan egonya yang membuat Arga bisa bernafas lega.
Fatir menatap Risa dan Arga secara bergantian, dia seolah ragu untuk menyampaikan hasilnya.
"Arga memang terbukti Ayah kandung dari Ara. Tapi maaf, sumsum tulang belakang Arga tidak cocok untuk Ara!"
Duarrr...
Klo bukan othor yg brkehendak, crta'y ga seru smpe hrus huaaaaaa 😭😭😭
hmmm. bakal jdi part manis atau bakal nguras air mata lagi ya
yang paling diuntungkan Arga gak sih, dia bisa mendapatkan Risa dan Ara sekali jalan 🤭🤭