Yunan dilahirkan dari seorang wanita miskin. Ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Namun, keadaan yang serba kekurangan tak mampu membuatnya bahagia. Diusianya yang sudah menginjak dewasa, Yunan merantau ke kota. Ia bekerja sebagai asisten dari gadis cantik yang bernama Casandra.
Siang malam ia selalu mendampingi wanita itu hingga kesalah pahaman terjadi. Mereka dinikahkan karena dianggap melakukan asusila. Casandra pun terpaksa menerima pernikahan itu. Meski tidak ada cinta ia tak bisa menghindar.
Yunan tinggal di rumah mertuanya karena mereka tak memiliki tempat tinggal. Ia diperlakukan layaknya seorang pelayan. Pun istrinya yang tak mencintainya juga ikut menyudutkan dan menyalahkan kehadirannya. Meski begitu, Yunan tak ambil pusing karena ia sangat mencintai Casandra.
Hingga suatu saat, seseorang datang dan mengatakan bahwa Yunan adalah putra dari keluarga ternama di belahan dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Cassandra
Laurent pernah mengira tidak akan bisa sebahagia ini. Bisa bercanda dan tertawa dengan saudara kandung. Mengingat nasibnya yang selama ini sangat kesepian. Setiap harinya hanya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja. Membuka sosial media untuk mencari hiburan. Sesekali nonton drakor yang digandrungi anak jaman sekarang. Keluar sebentar bertemu teman, itu pun jarang karena Erlan terlalu posesif dan melarangnya lama-lama.
''Gak malu jalan denganku?" tanya Yunan sebelum mereka memasuki pusat perbelanjaan.
''Gak lah, mana mungkin aku malu jalan sama kakak kandungku sendiri, gila.'' Laurent membuka pintu utama.
Menarik tangan Yunan dan mengajaknya masuk. Menikmati suasana mall yang sangat ramai. Banyak pengunjung yang berhamburan memenuhi tempat itu. Tak ubahnya yang lain, ia dan Yunan pun mencari tempat untuk sekedar hiburan.
''Aneh ya? Kita ini saudara kandung, tapi seperti orang pacaran,'' kekeh Yunan.
Laurent tersipu. Seandainya ia bukan saudara kandung, mungkin juga akan terpikat dengan pesona pria tersebut. Selain tampan, penampilannya pun juga oke. Tak terlalu serius juga tak terlalu urakan. Sedang-sedang saja, menurutnya. Bahkan lebih dominan santai layaknya anak muda jaman sekarang.
''Seandainya saja kita bertemu dan belum saling tahu, mungkin akan jatuh cinta,'' timpal Laurent bercanda.
''Ada-ada saja." Mengacak rambut sang adik yang menggemaskan.
Mereka masuk ke sebuah toko baju khusus untuk pria. Memilah-milih kemeja yang terpajang. Mencari yang cocok untuk Yunan. Sebagai bentuk perkenalan, juga ingin memberikan hadiah untuk sang kakak sebelum mereka berpisah.
''Yang ini kayaknya cocok deh.'' Mengambil kemeja berwarna hitam dan menempelkan di tubuh Yunan.
Para pelayan toko pun ikut menilai baju pilihan Laurent. Ternyata selera mereka sama seperti gadis itu hingga terpaksa Yunan menerimanya dengan lapang pemberian sang adik. Sedikitpun tak protes karena menurutnya terlalu mahal.
''Biar aku yang bayar.'' Laurent menarik tangan Yunan yang hampir memberikan kartu miliknya ke kasir.
''Anggap saja ini hadiah untuk Kakak,'' lanjutnya sembari tersenyum. ''Nanti gantian Kakak yang beliin hadiah untukku.'' Mengambil kembali kartunya setelah melakukan transaksi pembayaran.
''Siap, Bos. Aku gak akan lupa dengan baju ini.'' Mengangkat paper bag yang baru beberapa detik di tangannya.
Kembali keluar, kali ini mereka sekedar melihat-lihat area mall. Dari lantai satu hingga lantai dua. Pasalnya, Laurent pun tidak mau dibelikan sesuatu karena di rumah sudah terlalu banyak.
''Laurent…'' panggil seseorang dari arah belakang.
Yunan dan Laurent menoleh ke arah sumber suara. Menatap seorang wanita yang tampak melambaikan tangan ke arahnya. Senyum merekah di sudut Laurent saat melihat seseorang yang sangat familiar di matanya.
''Andin,'' tebak Laurent namun sangat yakin.
Mereka saling berjalan mendekat dan berpelukan. Saling menanyakan kabar masing-masing. Andin melirik Yunan yang tampak cuek. Bahkan mengalihkan pandangan ke arah lain. Seperti enggan menatapnya. Dalam hati bertanya-tanya. Siapakah pria itu?
''Tumben kamu jalan-jalan, biasanya sibuk kerja,'' cibir Andin tanpa aling-aling.
Laurent menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung mau jawab apa. Pasalnya yang dikatakan Andin memang benar adanya. Ia tidak pernah pergi kecuali ada acara yang sangat penting. Itu pun akan pulang sebelum selesai. Sedangkan sekarang, sangat santai dan mengikuti kata hatinya.
''Iya nih, gara-gara ada kak Yunan aku jadi pengen jalan-jalan terus,'' ucapanya berbisik, namun masih bisa didengar Yunan.
''Siapa?'' Andin balas berbisik, sangat penasaran dengan sosok yang sangat tampan menawan itu.
''Kakakku, namanya Yunan.'' Memperkenalkan Yunan pada sang sahabat.
Mereka saling mengatupkan tangan tanda kenalan, setelah itu jalan bersama. Berharap menciptakan suasana yang lebih akrab dari sebelumnya.
''Sepertinya di atas ada acara.'' Laurent menunjuk orang-orang yang sedang berkerumun di arena lantai tiga.
''Iya. Cassandra menjadi bintang iklan kecantikan. Sepertinya acara launching produk terbaru, tapi gak tau deh, kita lihat yuk!'' ajak Andin antusias.
Laurent menghentikan langkahnya. Menoleh ke arah Yunan yang berdiri di sampingnya. Dari tatapan matanya, sudah dipastikan sang kakak enggan untuk melihat.
''Kita lihat aja gak pa-pa kok. Lagipula aku dan dia sudah akan bercerai,'' ucap Yunan berbisik. Takut Andin mendengar dan mengetahui siapa dirinya yang selama ini hanya digunjingkan menjadi suami pengangguran dan hanya numpang hidup pada istri.
Tak sengaja Cassandra yang dari tadi sibuk berpose dengan para fans melihat keberadaan Yunan. Bahkan, dengan jelas ia melihat pria itu tertawa saat Laurent mencubit pipinya dengan gemas.
Siapa perempuan itu? Sepertinya mereka ada hubungan dekat. Apa karena dia, Yunan berani menceraikan aku.
Hati Cassandra dipenuhi dengan pertanyaan. Bagaimana tidak?Selama ini Yunan selalu setia padanya dan tidak sekalipun dekat dengan wanita lain, namun tiba-tiba setelah memutuskan bercerai, pria itu berjalan dengan wanita lain dan lebih terlihat dekat dan mesra.
Sejak kapan mereka berhubungan?
Melanjutkan aktivitasnya. Berusaha untuk mengabaikan kehadiran Yunan dan gadis asing itu. Tetap tersenyum manis saat menghadap ke kamera. Sesekali pindah posisi karena merasa semakin tak nyaman. Takut ada yang mengenal sang suami, pasti itu akan menjadi pertanyaan publik.
''Sepertinya dari tadi Kak Cassandra lihatin kakak terus.'' Laurent sengaja menggandeng tangan Yunan dan menautkan jari-jarinya.
''Biarin saja, toh dia gak pernah peduli padaku. Mudah-mudahan ini semakin meyakinkan dia untuk berpisah denganku,'' jawab Yunan sembari menundukkan kepala. Menghindari tatapan sang istri yang tampak tajam dan penuh pertanyaan.
Ingin melihat reaksi gadis itu. Apakah sakit hati atau biasa saja melihat suaminya bersama dengan wanita lain. Dan sikapnya itu menentukan isi hati yang sebenarnya.
Acara berlangsung hingga tiga puluh menit. Penonton berhamburan pergi, begitu juga dengan Laurent dan Yunan. Mereka langsung keluar dari mall. Sementara Andin sibuk meminta tandatangan dari Cassandra.
''Aku harus cari dia.'' Membelah orang-orang yang mengantri ingin berfoto dengannya. Terpaksa mengabaikan mereka demi mengejar punggung Yunan yang mulai menjauh.
Berlari kecil menuju lantai satu. Matanya tak teralihkan dari tubuh kekar Yunan yang sudah menghilang di balik pintu mobil. Tak lama kemudian, mobil melaju membelah jalanan bersama dengan kendaraan ali. Artinya pertemuan tadi tidak akan mendapat kejelasan, siapa wanita yang tampak mesra dengan suaminya itu.
Jika persetujuannya cerai adalah karena wanita lain. It's okay, Cassandra tak akan mempermasalahkannya. Toh, ia juga sudah bahagia karena apa yang diinginkan terkabul.
Suara berat dari arah belakang membuyarkan lamunan Cassandra. Ternyata Louis yang memanggilnya. Pria itu tampak bahagia dengan kinerja sang model yang sangat memuaskan.
''Untuk merayakan kesuksesan kamu hari ini, nanti malam kita jalan," ajak Louis.
Cassandra langsung mengangguk setuju. Mengusir perasaan yang kembali mengingat Yunan dan wanita tadi.
pintar tp dungu
ya sdh ego saja yg kau gunakan mentang2 kaya trs bgtu bertindak yg katanya sesuai nalar, poligami itu berlaku kl manusia benar 2 adil, lhah km memilih utk emosi? bkn kata hati hrs bisa bedakan ya