Ariana, dibenci oleh suaminya dan mertua karena melahirkan anak yang buta, juga karena pekerjaan Ariana sebagai guru honorer yang dianggap tidak bisa membantu perekonomian keluarga.
Masalah semakin pelik di saat anak mereka terserang virus misterius yang menyebabkan kedua kaki nya lumpuh dan membutuhkan banyak biaya, pengobatan tidak ditanggung seratus persen oleh asuransi. Ariana pun dicerai oleh suaminya.
Ariana sangat mencintai puteri semata wayangnya meskipun cacat dan membutuhkan banyak biaya.. Ariana harus berjuang keras untuk mendapatkan uang agar anak nya sembuh dan tidak lumpuh permanen , Ariana terus berusaha agar punya banyak uang, Dia juga punya mimpi ada biaya untuk operasi mata puteri nya agar puteri nya bisa melihat indah nya dunia.. Dia pun iklas jika harus mendonorkan satu kornea mata nya...
Hmmmmm apa mungkin Ariana bisa mewujudkan mimpi nya dengan status nya sebagai guru honorer dengan gaji lima ratus ribu per bulan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 2.
“Itu Mas Respati sudah pulang kok bawa mobil ya Mbak, motor nya ke mana? Apa mau mengantar Mbak Ari dan Arumi.. tapi kok sama wanita hamil tampak orang kaya apa bos nya apa istri bos nya..” gumam Si Mbok yang tidak tahu masalahnya.
Sosok laki laki muda berusia tiga puluh satu tahun nan tampan dan ganteng itu terus melangkah memasuki halaman yang tidak luas.. perempuan cantik yang hamil juga melangkah di sampingnya..
“Mau ke mana kalian?” Tanya laki laki yang tidak lain adalah Respati Rachmat itu dengan nada dingin sambil menatap Ariana.
“Mau pulang ke rumah orang tuaku.” Ucap Ariana sambil menatap wajah Sang suami dan kini sudah pudar sama sekali rasa cinta nya berganti rasa benci apalagi melihat perempuan yang hamil di samping nya..
“Syukurlah kalau kamu tahu diri, aku baru mau mengenalkan Hani pada kamu. Aku harus menikahi nya karena dia hamil anakku. Dan kamu lihat aku sudah punya mobil sekarang .. rumah ini juga akan aku jual, aku akan tinggal di rumah yang mewah dengan Hani..” ucap Respati sambil memeluk pinggang Hani dari samping.. Perempuan itu mengulurkan tangannya pada Ariana.. tetapi Ariana mengabaikannya..
“Percuma juga kita pertahankan pernikahan kita, kondisi kita tidak semakin membaik tetapi semakin parah! Kamu tidak bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarga ditambah anak yang kamu lahirkan itu sangat membebani. Aku sudah mendaftar perceraian kita.” ucap Respati dengan ketus pada Ariana.
“Iya memang sudah tidak layak dipertahankan kalau salah satu sudah berkhianat, kamu tidak mau menerima keadaan Arumi dan menuntut aku berpenghasilan tinggi, harus nya kamu itu sebagai suami yang berpenghasilan tinggi tidak menuntut istri yang juga mengurus anak!” Ucap Ariana tidak kalah ketus.
“Ha... ha.. jaman sekarang perempuan juga harus berpenghasilan tinggi, ini buktinya Hani bisa, kamu saja yang memang bodoh! sudah bodoh melahirkan anak cacat pula cih!” suara Respati dengan sinis.
“Masih untung rumah ini tidak jadi disita Bank gara gara anak sialan itu!” ucap Respati masih dengan sinis. Ariana memang pernah meminjam Bank dengan sertifikat rumah sebagai jaminan untuk pengobatan Arumi yang sangat mahal waktu beberapa hari opname di rumah sakit saat awal terserang virus misterius itu, sebelum biaya ditanggung oleh asuransi. Saat itu Respati pun setuju tetapi rumah itu nyaris disita oleh Bank karena ternyata agak lama mengurus klaim asuransi itu pun tidak seratus persen diganti.
Hani terlihat juga menatap Ariana dengan sinis dan tatapan meremehkan..
“Dan maaf Mas Respati memang harus menceraikan kamu, sebab kalau tidak anak kamu itu akan menghabiskan juga uang ku.” Ucap Hani menatap sinis Ariana lalu ke arah Arumi.
“Aku dan anakku tidak akan minta sepeser pun uang kamu!” ucap Ariana membalas menatap Hani dengan tajam, lalu menatap wajah Respati yang masih tersenyum miring ke arah nya.
“Dan aku tidak akan menuntut nafkah buat Arumi meski pun Kamu itu nyata nyata ayah kandung nya!” ucap Ariana dan air mata kembali meluncur begitu saja..
Ariana memeluk tubuh mungil anaknya dengan erat, tangan mungil Arumi pun memeluk erat Ariana sang Bunda, Arumi paham ada sesuatu yang tidak mengenakkan hati Bunda nya..
“Bun.. ayo cepat ke rumah Nenek dan Kakek..” bisik lirih Arumi..
Sedang kan Si Mbok terlihat bingung sambil masih membawa koper dan tas tas Ariana.
“Mas.. Mbak.. ini bagaimana?”
“Si Mbok jangan bingung bisa tetap ikut aku, besok kita pindah ke rumah yang bagus, Si Mbok bisa kerja full di sana aku sudah bisa membayar mahal gaji Si Mbok sekarang.“ ucap Respati sambil masih memeluk pinggang Hani calon istri barunya dan mereka berdua lalu masuk ke dalam rumah, Respati akan mengambil surat surat untuk keperluan urusan cerai.
Ariana cepat cepat memesan taxi on line, rasa rasa nya udara di rumah itu sudah sangat panas tidak nyaman buat dirinya sejak kedatangan Mama mertuanya tadi..
Sesaat mobil taxi sudah datang..
“Arumi duduk di mobil taxi sendiri ya.. Bunda naik motor di belakang.. Bunda harus bawa motor karena untuk bekerja Bunda..” ucap Ariana sambil mendudukkan tubuh mungil Arumi di dalam mobil taxi. Sopir dan Si Mbok tampak sibuk memasukkan barang barang Ariana dan Arumi.
“Bun, tapi Rumi takut sendiri..” suara imut Arumi terdengar ada nada khawatir..
“Jangan takut, Bunda di belakang tidak jauh.. sudah ya Bunda ambil motor agar Pak Sopir tidak terlalu lama menunggu...” ucap Ariana dan cepat cepat membalikkan tubuh nya untuk melangkah mengambil motor tua nya tetapi sangat berguna untuk alat transportasi saat dia bekerja sebagai guru honorer yang gajinya tidak seberapa.
Tidak lama kemudian mobil taxi itu sudah berjalan pelan pelan dan Ariana mengendarai motor tua nya terus mengikuti mobil taxi itu.
Si Mbok berdiri di depan pagar sambil mengalir air matanya, meskipun dia tidak kehilangan pekerjaan nya bahkan akan mendapatkan pekerjaan penuh dengan gaji yang lebih tinggi tetapi ada rasa kasihan pada Ariana dan Arumi macam terusir saja dari rumah itu...
Waktu terus berlalu, setelah perjalanan kurang lebih satu jam, mobil taxi berhenti di depan rumah nan sederhana..
Setelah mematikan mesin motor nya Ariana cepat cepat membuka pintu mobil dan mengeluarkan tubuh Arumi..
“Alhamdulillah sudah sampai ya Bun..” suara imut Arumi terdengar sangat lega..
“Iya Sayang.. alhamdulillah sudah sampai di rumah Nenek dan Kakek..” ucap Ariana sambil memeluk erat tubuh Arumi dia paham kalau Arumi tadi sangat khawatir di dalam mobil taxi sendirian tetapi menurutnya itu lebih aman buat Arumi dari pada membonceng motor nya, mengingat kondisi tubuh Arumi yang difabel, apalagi lalu lintas ramai dan perjalanan agak lama.
Sesaat tampak seorang perempuan setengah baya memakai daster tergopoh gopoh berjalan dari dalam rumah..
“Rumi... kok datang tiba tiba tidak memberi kabar Nenek dan Kakek dulu.... Nenek belum memasak makanan kesukaan kamu Rumi...” teriak suara perempuan setengah baya itu.. Dan cepat cepat mengambil alih tubuh Arumi dan menggendong nya..
“Iya Nek.. Bunda tiba tiba mengajak ke rumah Nenek..” ucap Arumi yang tangannya sudah memeluk tubuh Nenek nya yang dia rindu.
Ariana setelah membayar taxi dia menarik koper besar nya dan tas tas nya...
“Ada apa Ar, kok datang mendadak dan membawa banyak tas besar besar?” tanya Nenek sambil melihat koper dan tas tas yang dibawa Ariana.
“Cerai Bu, Mas Respati akan menikah lagi dan sudah menghamili perempuan lain.” Jawab Ariana lirih..
“Kok bisa? Apa kamu tidak melihat gelagat suami kamu saat dia mulai selingkuh?” tanya Nenek dengan nada kaget.
Ariana tidak menjawab nya dia sangat tidak sampai hati untuk mengatakan jika suaminya berubah saat Arumi diketahui buta. Dan perubahan semakin banyak saat kaki Arumi lumpuh akibat virus misterius yang hampir saja membuat rumah mereka akan disita oleh Bank dan juga status guru honorer nya yang sudah bertahun tahun tidak berubah.. dulu Respati sangat berharap Ariana bisa segera diangkat menjadi guru PNS dan membantu perekonomian keluarga kecil nya tetapi kenyataannya sangat sulit, dan perekonomian semakin memburuk dengan biaya pengobatan Arumi yang tidak sedikit.