NovelToon NovelToon
Sekretaris Meresahkan

Sekretaris Meresahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia
Popularitas:411.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

POV Devan

Mimpi apa aku semalam, mendapatkan sekretaris yang kelakuannya di luar prediksi BMKG.

"MAS DEVAAAAAAANNN!!!" Teriakan kencang Freya berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di sekitarnya.

"Teganya Mas meninggalkanku begitu saja setelah apa yang Mas perbuat. Mas pikir hanya dengan uang ini, bisa membayar kesalahanmu?"

Freya menunjukkan lembaran uang di tangannya. Devan memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening. Dengan langkah lebar, Devan menghampiri Freya.

"Apa yang kamu lakukan?" geram Devan dengan suara tertahan.

"Kabulkan keinginan ku, maka aku akan menghentikan ini," jawab Freya dengan senyum smirk-nya.

"Jangan macam-macam denganku, atau...."

"AKU HAMIL ANAKMU, MAS!!! DIA DARAH DAGINGMU!!"

"Oh My God! Dasar cewek gila! Ikut aku sekarang!"

Dengan kasar Devan menarik tangan Freya, memaksa gadis itu mengikuti langkah panjangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekretaris Gila

"Kok porsi saya lebih besar ya?"

"Sengaja. Kan porsi makan kamu lebih besar. Takutnya nanti ngga kenyang terus pingsan."

Freya hanya berdecih saja mendengar jawaban Devan. Gadis itu segera memotong steak di depannya. Ternyata dagingnya empuk dan rasanya sangat enak. Freya memakan dengan lahap menu yang jarang dimakan olehnya. Seumur hidupnya, dia baru empat kali makan steak. Itu pun bukan steak yang dimakannya sekarang.

Begitu Devan menyelesaikan makannya, Freya juga sudah selesai. Devan melirik piring Freya yang bersih tak bersisa, baik daging, kentang atau sayuran sudah masuk semuanya ke dalam perut. Ternyata sekretarisnya ini memang memiliki nafsu makan yang besar. Tapi entah pergi kemana semua makanan yang masuk ke perutnya. Tubuhnya masih tetap kecil mungil.

"Sekarang kita ke kantor, Pak?"

"Hem.. tapi kita mampir ke suatu tempat dulu."

"Siap."

Freya siap melakukan aktivitas lain setelah perutnya terisi penuh. Dia tidak peduli Devan akan membawanya kemana. Setelah membayar makanannya, Devan langsung menjalankan kendaraannya meninggalkan restoran. Sebelum menuju kantor, pria itu mampir dulu di salah satu supermarket.

"Kita mau ngapain ke sini, Pak?"

"Saya mau beli camilan buat dikirim ke panti. Kamu pilihin makanan buat anak-anak ya."

"Panti mana, Pak?"

"Kamu ngga tahu kalau Kharisma Group punya beberapa panti asuhan?"

"Ooh.."

Hanya itu saja jawaban yang keluar dari Freya. Satu lagi kekaguman Freya bertambah pada Devan. Ternyata pria itu memiliki kepedulian sosial yang tinggi di luar mulut dan sikapnya yang menyebalkan. Gadis itu segera memasuki supermarket. Dia mengambil kereta dorong dan siang memilihkan camilan untuk anak-anak. Kalau urusan makanan, Freya tidak ada duanya.

Selain membeli makanan, Freya juga mengambil beberapa peralatan memasak seperti pan, panci, wajan dan magic com berukuran kecil. Dia bermaksud memasak sendiri makanan demi mengirit pengeluaran. Gadis itu juga membeli beras, telur, mie instan dan beberapa makanan olahan.

"Kamu buat apa beli itu?"

"Yang ini belanjaan buat saya, Pak. Buat mengirit pengeluaran, mending masak sendiri. Kan di apartemen udah ada kompor juga. Sayang kalau ngga digunakan."

"Emang kamu bisa masak?"

"Bapak jangan meremehkan. Saya ini bisa masak, ya walau ngga sejago chef Renata. Tapi masakan saya masih bisa dimakan kok."

"Kirain kamu cuma tahu makan aja."

"Kapan-kapan saya masakin buat Bapak deh."

Tidak ada tanggapan lagi dengan Devan. Mendengar Freya yang akan memasak untuknya, dia jadi teringat akan Dita. Wanita yang berhasil mencuri hatinya sekaligus menorehkan luka. Devan segera menepiskan bayang-bayang Dita. Dia sudah merelakan wanita itu kembali pada mantan suaminya. Dan sekarang dia harus fokus pada hidupnya sendiri. Kedua orang tuanya sudah sering menanyakan kapan dirinya akan melepas masa lajang. Apalagi sekarang usianya menginjak 32 tahun.

Selesai memilih belanjaan, Freya mendorong troli menuju kasir. Dia memisahkan barang belanjaan untuk anak panti dan belanjaannya, karena akan dibayar terpisah olehnya. Tapi Devan meminta Freya membayar semuanya menggunakan kartu kredit yang tadi pagi diberikan olehnya. Selesai membayar semua belanjaan, Freya menodong troli menuju parkiran. Cukup banyak belanjaan mereka dan Devan tidak mau membantu membawakan. Alhasil Freya harus memakai troli, karena dirinya akan kerepotan membawa semua sendiri.

Sebelum menuju kantor, Devan mampir dulu ke salah satu panti asuhan yang berada di bawah naungan yayasan keluarganya. Setelah memberikan makanan dan menitipkan uang pada pengurus panti, barulah pria itu kembali ke kantor.

Baru saja pria itu mendaratkan bokongnya di kursi kerjanya, ponselnya berdering. Melihat nama sang pemanggil adalah Ega, pria itu segera menjawab panggilan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. Sehat Bos?" terdengar suara Ega dari seberang.

"Kamu kapan ke Jakarta?" Devan malah balik bertanya.

"Kayanya mundur seminggu dari jadwal, Bos. Pekerjaan di sini masih belum selesai. Aku juga lagi nunggu Ganjar sampai selesai wisuda."

"Ganjar udah beres kuliahnya?"

"Udah, Bos. Pas Bos berangkat ke Jakarta, dia sidang skripsi. Untung masih sempat daftar wisuda. Habis wisuda dia pulang ke Jakarta. Makanya aku nunggu dia dulu. Dia juga udah ngelamar ke kantor. Kalau ngga salah ada lowongan di bagian Media Corporate. Aku arahin dia ngelamar ke sana aja. Sesuai dengan jurusan kuliahnya."

"Hem.."

"Bos sudah dapat sekretaris?"

"Sudah."

"Perempuan apa laki-laki?"

"Perempuan."

"Masih muda?"

"Hem."

"Jomblo?"

"Hem.. haissshh.. ngapain nanya-nanya?"

"Ya kali aja bisa jadi calon makmum aku, Bos. Awas ya Bos,jangan digebet tuh sekretaris, buat aku aja."

"Ambil aja. Siapa juga yang mau sama sekretaris gila kaya dia."

"Hah? Apa Bos?"

"Cepetan ke Jakarta kalau sudah beres di sana!"

Devan segera mengakhiri panggilannya. Kadar kecerewetan asistennya itu semakin bertambah saja sejak mereka kembali ke tanah air. Devan segera menyalakan laptopnya dan mulai fokus pada pekerjaannya.

***

Pekerjaan Freya semakin bertambah saja. Selain harus menjemput Devan ke rumah setiap pagi, gadis itu juga harus membelikan kopi di kedai kopi yang tidak terlalu jauh dari kantornya. Waktu pembelian kopi tidak menentu, kadang pagi, kadang siang. Namun varian kopi yang dibeli Devan tidak berubah. Dan setiap membeli kopi, gadis itu harus menyebutkan komposisinya secara lengkap. Seperti siang ini, Freya sudah mengantri di kedai kopi. Pegawai kedai kopi yang melayani sudah hafal dengan wajah Freya. Sudah empat hari berturut gadis itu selalu datang dan memesan menu yang sama.

"Vanila lattenya satu. Air hangatnya 50 ml, susunya satu gelas, kopinya satu sendok teh, gulanya satu sendok teh, sirup vanilanya dua sendok teh. Awas jangan lebih, jangan kurang! Jangan lupa tambahkan es batu dan krim kocok seperlunya. Yang satu lagi, iced moccachino ya."

"Siap, Mbak. Oh ya, soal komposisi vanila latte, ngga usah diulang-ulang."

"Sudah hafal ya?"

"Bukan. Tapi komposisi yang disebutkan itu resep standar di kedai kopi ini."

"Oh begitu.."

Tentu saja Freya cukup malu mendengarnya. Berarti selama ini Devan hanya mengerjainya saja. Kemudian terbersit dalam pikirannya untuk mengerjai balik sang Bos. Gadis itu menuju etalase yang memajang camilan manis dan gurih. Dia membeli empat potong kroket kentang dan dua slice cheese cake. Setelah membayar pesanannya, Freya bergegas kembali ke kantor.

Sebelum menuju ruangan Devan, lebih dulu Freya menuju pantry. Dia mengambil dua cabe rawit yang ditancapkan di atas kroket kentang. Diiirisnya tipis-tipis cabe rawit lalu pelan-pelan memasukkan ke dalam kroket kentang. Lubang kecil bekas memasukkan irisan cabe disumpal dengan cabe rawit utuh,hingga bentuknya masih tetap sama. Dia menaruh dua buah kroket kentang dan cheese cake di atas piring kecil kemudian membawanya ke ruangan Devan.

Setelah menaruh piring kecil dan kopi di atas meja kerja Devan, gadis itu buru-buru meninggalkan ruangan Devan. Selesai menyimpan pekerjaannya, Devan menyeruput iced vanila latte pesanannya. Kemudian dia mengambil sepotong kroket kentang dan memasukkan ke dalam mulutnya sekaligus. Dia mengambil potongan kedua dan memasukkan lagi ke mulutnya sekaligus. Ketika mengunyah kroket kentang kedua, mata Devan melotot saat merasakan rasa pedas. Pria itu mengambil tisu dan mengeluarkan kroket kentang dari mulutnya. Matanya membulat melihat banyak irisan cabe ada di dalamnya.

"Freya..." geram Devan. Pria itu segera membasahi kerongkongannya dengan iced vanila latte untuk mengurangi rasa pedas yang dirasakan.

***

Di sebuah rumah sederhana, nampak seorang gadis sedang asik berselancar dengan ponselnya. Gadis bernama Mina itu tengah membuka aplikasi TokTok. Jarinya berhenti men-scroll ketika melihat tayangan berdurasi enam puluh detik. Video tersebut berisi promosi salah satu kedai kopi ternama di Jakarta. Dia menjeda tayangan video dan fokus pada sosok gadis yang sedang mengantri. Tentu saja Mina mengenali gadis itu, dia adalah Freya, sepupunya yang menjadi buronan Santo karena kabur menjelang hari pernikahan.

"Mama! Papa! Aku tahu di mana Freya!!"

***

In Syaa Allah hari ini up 2 bab🤗

1
💗vanilla💗🎶
bsb ya
Mutia Akmar
🌹🌹💐💐🌷🌷🌻🌻
duuuuuuuuh senangnya...... bacanya sambil senyum senyum sendiri 🥰
Yofa Meisya
banget.......jadi ikut baper kan, kalau baca ada yang dulu dingin banget tapi udah meleleh dan bucin banget....jadi terasa baper nya 🥰🥰🥰
Febri Nayu
sopo seng mbocorno eh.. kari jelek ag mulut nyaa huaaa

Ndak Sukak lek enek seng wadulan
Dinar Keke
walah siapa tuh yg kasih tau mr Abdullah?? apa jangan jangan cuma rekayasa si Ega biar Freya sama Devan makin lengket, makin mesra..
Carlina Carlina
apa lg uathor nya jg sdh sehat😘😘sehat terus ya thor biar bisa berkarya terus 🥰😘
Carlina Carlina
senyum" dan bahagia bnget thor👏👏🥰
SR.Yuni
senyumlah Thor...apalgi sudah lope lope juga....
SR.Yuni
mengaduh✌️
yumna
merka menikah bkn bisns tapi menkah karna cinta juga
yumna
ciyweeeee tdi da orangnya g ngmv
Maria Kibtiyah
pasti ada yg bocorin yg gk suka sama devan pasti
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤
yang lagi bahagia berbunga-bunga rasanya. pengakuan Devan yang sejujurnya dan secara gamblang pasti di utarakannya pada relasi bisnisnya.tunjukkan kalau pernikahan ini meski untuk tujuan bisnis ,tapi ada cinta juga didalamnya.
ana17
senyum senyum dong thor,tapi akhir baca nya kok langsung tegang ya
Popy Desiana
tau wae si maakk.. para pemirsa lagi senyum 2 kena virus cinta nya Freya ma Devan 🥰🥰🥰 eh gawat bener gak sih, kira2 ini rencana Ega ma Ganjar apa memang ada yg iri sama Devan atas kerjasama Mega proyek dengan Mr abdulah..
masih jadi misteri ini, semoga aja ini rencana ega supaya Freya dan devan bisa lebih dekat lagi 😂😂😂
YY
Kang modus Devan😊😊😊
Safitri Agus
iya,☺️☺️😊
Safitri Agus
ya udah, batalin aja perjanjiannya 😊
Hambali Parfum
oh bahagianya lihat kbhagiaan, mereka,, tp nah lo ad mslh aplgi ini
Safitri Agus
meleleh hati adek bang dengarnya 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!