NovelToon NovelToon
Cerita KehidupanKu

Cerita KehidupanKu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir
Popularitas:543
Nilai: 5
Nama Author: Danti Romlah

apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keseharianku episode 4

Kulihat mbak Diaz duduk anteng dikursi tamu sambil membaca buku pelajaran tanpa terganggu dengan kegaduhan yang ada disekitarnya. Akupun menegurnya, "mbak itu loh dek Khana jejeritan, kok mbak Diaz diam aja sih!!! Apa ga berisik mendengarnya?" ucapku. "biarin nanti pasti berhenti sendiri" balasnya. Hhhhhrrrgggg ingin rasanya ku jitak kepalanya, tapi biar ga makin runyam lagi, kudekati adekku, "dek, mandi dulu yuk... Nanti kalau sudah mandi, remote tv nya mbak Yayang ambilkan" bujukku. "ga mau mbak, nanti keburu selesai film kartunnya" ucap dek Khana disela sela Isak tangisnya. Kudekati mas Levi, " mas, kasihlah remote nya ke dek Khana, habis ini lho film kartunnya sudah selesai, mas bisa lanjut nonton lagi" ujarku. Mas Levi tak bergeming.

Sudahlah, kubiarkan situasi kondisi yang tak kondusif ini. Pusing kepala mendengarkan keberisikan sore ini. Saat aku akan melangkah mau masuk ke kamarku, terdengar suara ibu mengucap salam "Assalamualaikum", aku menjawab salam ibu "waalaikumsalam" ku lirik mas Levi dan mbak Diaz tak menyahut salam ibu, mereka fokus dengan apa yang ada dihadapan mereka, sedangkan adekku berlari menyambut ibu dengan tangisan yang semakin kencang. "buk, mas Levi ga mau gantian lihat tv nya, film kartun kesukaanku keburu habis..huhuhuhhuhuhuhh" adu adekku ke ibu.

Ibu hanya melihat sepintas ke arah mas Levi, beralih melirik mbak Diaz, lalu beralih menatapku yang berdiri didepan kamarku, "tahu adekmu nangis kayak gini, kenapa ga kamu bujuk rayu?" ujar ibu yang ditujukan ke aku, "sudah Buk, tapi dek Khana tetap minta remote tv, sedangkan remote tv nya disembunyikan mas Levi diatas lemari pajang itu" bela ku. "kamu itu menenangkan adekmu aja Ndak becus" gumam ibu sambil menggandeng adekku masuk kedalam kamar.

Aku terdiam, kenapa jadi aku yang disalahkan? Hatiku terasa nelangsa. Tapi apa yang bisa aku lakukan, semakin aku protes atau membantah, bisa dipastikan semua kesalahan sekecil apapun akan ditujukan padaku. Aku hanya diam dan melangkah masuk ke kamarku.

Baru sebentar membaringkan tubuh ditempat tidur, mas Levi membuka pintu kamarku, "Dek, kata mbak Diaz hari ini kamu yang ngepel yaa.. Mbak Diaz lagi datang bulan hari pertama" mas Levi menginfokan. "yaaah mas, aku baru selesai cuci pakaian ini tadi, baru aja mau istirahat sebentar" rengekku ke mas Levi. "trus gimana, masak aku yang harus ngepel juga, kan ini aku lagi nyapu" mas Levi berkeberatan. "tapi mas....." belum sempat ucapanku selesai, ibu keluar kamar menggandeng adekku, sepertinya mau memandikan adekku, "sudah bantu mas mu ngepel, kasihan mbakmu kalau datang bulan hari pertama pasti Ndak nyaman, besok-besok kamu pasti paham gimana rasa ga nyamannya hari pertama datang bulan" perintah ibuku. Aku meruntuk dalam hati, kalau ibu sudah bertitah, tak ada alasan lain yang bisa melepaskanku dari tugas yang diberikan.

Begitu mas Levi selesai menyapu semua bagian rumah, aku mengambil alat pel untuk segera mengepel seluruh ruangan dalam rumah. Kulihat mbak Diaz berbaring dikursi tamu sembari membaca buku pelajaran ditemani teh hangat di meja yang sudah dibuatkan ibu. Terbesit sedikit rasa iri, saat aku mau memprotesnya, ayah mengucap salam saat membuka pintu pagar "Assalamualaikum", "Waalaikumsalam" jawabku dan mbak Diaz bersamaan.

Kucium punggung tangan ayahku, "ayah mau makan?" tanyaku, "nanti dulu nak, ayah mau mandi dulu" jawab ayah, "oke Yah" balasku, lalu meninggalkan ruang tamu yang sudah selesai aku pel, ku urungkan niatku untuk memprotes ke mbak Diaz.

Setelah menyelesaikan semua ruangan yang harus ku pel, aku mengambil handuk, berniat untuk segera mandi bergantian kalau ayah sudah selesai mandi. Akan tetapi, saat ayah keluar dari kamar mandi, mbak Diaz tetiba menyerobot masuk duluan ke dalam kamar mandi. Rasanya ingin kuteriaki mbak Diaz, tapi ayah sepertinya menyadari situasinya, "sudah sabar ya, kamu istirahat dulu sambil mengeringkan keringatmu yang habis ngepel" ayah berusaha meredam emosiku.

Sebenarnya, pembagian tugas dirumah sudah dibagi rata oleh ibu. Mas Levi bertugas menyapu tiap sore, mbak Diaz bertugas mengepel tiap sore, aku mencuci pakaian, ibu memasak mencuci piring, ayah terkadang membantu pekerjaan yang bisa dibantu diselesaikannya saat ayah libur kerja, sedang adekku tentu saja masih belum kebagian tugas apapun.

Tapi, saat ada yang berhalangan untuk menyelesaikan tugasnya, maka tugas tersebut akan otomatis menjadi tanggungjawab ku. Entah aturan darimana dan sejak kapan, akupun tak menyadari dan memahaminya.

Disaat sudah beranjak malam hari, saat semua tugas-tugas ku terselesaikan. Tapiiiiiiii......

1
aprilla Tarigan
novel nya bagus
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak
total 1 replies
Marsha Danti
mohon dukungan nya
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi
o^┢┦apΡy
Bermain dengan emosi
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak 🙏🙏
total 1 replies
Yaky De la rosa
Jleb banget emosinya!
Marsha Danti: terimakasih banyak dan mohon kritik sarannya kak/Angry/
total 1 replies
Yuri Lowell
Gempar
Marsha Danti: terimakasih banyak sudah berkenan hadir dan mampir kak/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!