NovelToon NovelToon
Penguasa Benua Teratai Biru

Penguasa Benua Teratai Biru

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:49.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yudhistira

Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.

Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.


Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.

👉 Belum di perbaiki. 🙏

Terima kasih. 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Pemilihan murid sekte gunung emas

Hiruk pikuk keramaian di  alun alun kota sudah terlihat luar biasa. Para murid dari berbagai klan sudah hadir, baik itu dari klan utama, keluarga suci, maupun dari sekte besar dan kecil yang ada di kota perak. Mereka dengan penuh semangat untuk menonton acara tersebut. Mereka ingin tahu, siapa bakat muda yang akan terpilih menjadi murid sekte gunung emas.

Kursi para tamu undangan sudah mulai terisi. Banyak klan utama dan keluarga suci juga sudah menduduki kursinya. Tetapi keluarga suci Duan sebagai penanggunjawab acara  dan duta sekte gunung emas juga belum hadir. 

________

Aula Klan Qing

Qing He Long, Qing Yang Gang,  Qing You Lin dan Qing Xio  sudah hadir. Mereka tampak luar biasa.  Terutama Qing He Long dan Qing Yang Gang, auranya benar - benar kuat, ganas dan menindas.

Patriak Qing Long dan Tetua agung Qing Zhi juga sudah hadir. Wajah mereka semua tampak bosan menunggu kehadiran dua murid lainnya.

Tampak Qing Hye Long, yang  terlihat luar biasa  memasuki aula sambil menggeleng kepalanya. "Hye Long, apakah kau tahu keberadaan mereka." tanya Qing Zhi padanya.

"Kakek Zhi, jika aku tahu, aku sudah pasti datang  bersama mereka. Aku sudah mendatangi vila bambu. Tetapi disana tidak ada siapa-siapa." jawab Hye Long yang diminta patriak untuk menjemput Qing Ruo.

"Baiklah, kita tunggu sebentar lagi." ucap patriak menenangkan pamannya Qing Zhi.

Setelah cukup lama, yang ditunggu juga belum datang.

"Baiklah kita akan berangkat ke alun-alun kota. semoga mereka berdua sudah ada di sana." ucap patriak.

Saat patriak mengibaskan tangannya, terdengar siulan meraung diudara. Dalam sekejab, seekor phoenix Biru binatang buas  tingkat surga  dengan tubuh besar  yang luar biasa dengan sayap biru keemasan mengepak dan  menderu  dengan kuatan angin. Petir mengelilingi tubuhnya turun di halaman aula. Auranya ganas dan menindas. Tubuhnya yang besar tersebut  dapat mengangkut ratusan orang.

Phoenix Biru merupakan hewan buas  ilahi yang hanya mendengar perintah patriak klan. Dari generasi ke generasi, setiap pergantian patriak, mereka yang terpilih akan melakukan perjanjian  darah dengan phoenix biru, dan itu sudah menjadi tradisi di klan qing.

Phoenix biru sudah menjadi pelindung klan Qing dari generasi awal hingga saat ini. Sehingga keberadaannyaa sudah menjadi legenda. Pheonix biru hanya akan digunakan ketika ada hal- hal penting.

"Wah... Sungguh luar biasa." ucap Qing Yang Gang dengan mulut ternganga  kagum melihat phoenix tersebut.

"ini adalah hewan pelindung klan kita phoenix biru." ucap Qing Zhi.

"Kakek, apakah aku boleh menyentuhnya." tanya Yang Gang pada Qing Zhi.

"Tentu."  jawabanya sambil tersenyum.  Dengan tampilan ganas dan buas, phoenix tersebut ramah dan lembut pada keturunan Qing, tetapi ganas dan kejam pada musuh-musuhnya.

"Hahah... Luar biasa." ucap Qing Yang Gang sambil mengusap-usap tubuh phoenix biru itu dengan penuh kekaguman. Tidak hanya Yang Gang. Qing He Long, Hye Long dan dan Qing Xiao juga terkagum kagum pada hewan buas tersebut.

"Baiklah, kita akan berangkat, silahkan naik ke atas punggunya!" ucap Qing Long.

Ketujuh orang itu lalu melompat di atas punggung phoenix.

Ketika phoenik biru akan mengepakan sayapnya, ada tiga  orang yang mendekati aula membuatnya tidak berhenti untuk terbang. Dari ketiga aura itu, ada satu aura yang sangat menindasnya, seolah olah dapat menghancurkan kekuatan darahnya.

"Haha itu mereka datang." ucap Hye Long terlihat senang.  Qing  Ruo, Qing Ling dan Tetua kehakiman klan datang bersama. Mereka dengan wajah ramah mendekati aula klan.

Ketujuh orang itu akhirnya turun lagi dari punggung phoenix biru untuk menyambut kedatangannya.

"Haha... Saudara Ruo, kami hampir meninggalkanmu." ucap Yang Gang yang selalu terlihat ramah dengan tingkah konyolnya yang natural.

"Patriak, kakek Zhi dan semuanya, maaf atas keterlambatannya." ucapnya dengan menangkupkan tangan pada patriak  dan tetua agung.

Qing Long merasa ada yang heran dengan kebersamaan mereka.

"Tetua Duan Ren anda terlihat luar biasa." ucap Qing Long. Sambil menatap Duan Ren, Qing Ruo dan  putrinya Qing Ling. Dengan penuh arti. Terlebih ada gelang giok  merah pada tangan Qing Ruo dan Qing Ling.

"Hahah.. Patriak, tetua agung Zhi, maaf atas keterlambatnya, kami baru saja menyelesaikan acara pertunangan Ling er dan Qing Ruo. Maaf tidak mengundang patriak dan tetua Zhi  karena acaranya sangat mendadak." ucapnya.

"Apa...?"

He Long, Hye Long dan Yang Gang terkejut dengan berita itu.  Ketiga pemuda lalu menghampiri Qing Ruo dan Qing Ling dan memberi selamat.

" Hahha... Saudara Ruo, adik Ling, selamat. Ternyata paman Peng langsung mendengar nasehatku." ucap He Long tertawa senang.

Patriak dan Qing Zhi juga merasa sangat bahagia, walaupun sedikit kecewa, karena tidak di undang.

"Ruo er dan Ling er, selamat." ucap Qing Zhi sambil memberikan sebuah kotak giok merah pada Qing Ling. "Maaf kakek hanya bisa memberi ala kadarnya." ucapnya merendah. 

Patriak juga tidak ketinggalan. "Ruo er, Ling er, terimalah hadiah kecil dari paman." ucapnya  sambil memberikan sebuah kotak giok berwarna kuning pada Qing Ling.

Qing Ling menerima hadiah itu lalu menyimpannya.

Dari tadi, Qing Xiao dan Qing You Lin hanya dibuat ternganga. Keakraban dan keramahan yang tulus mereka saksikan dihadapannya sungguh luar biasa.

Qing Xiao merasa sangat takut dan malu, terutama saat mengingat sikapnya pada Qing Ruo dan Qing Ling.

"Saudara Ruo, selamat." ucapnya malu-malu.

"Haha saudara Qiao, terima kasih." ucapnya senang. Qing Ruo tidak terlalu memikirkan sikap Qing Xiao sebelumnya.

Di satu sisi, Phoenix biru yang dari tadi diam tiba-tiba berubah menjadi manusia. Wajahnya  tampan terlihat sepuh dengan rambutnya biru. penampilannya sangat prima. Menghampiri Qing Ruo. "Tuan." ucapnya lalu berlutut.

Tindakan  phoenix biru membuat heran semua orang. Bahkan pada patriak sikapnya tidak demikian.

"Berdirilah, tidak perlu sampai melakukan hal selerti itu." ucap Qing Ruo sambil mengangkat tubuh tua itu.

"Baik tuan." ucap Poenix biru lalu berdiri. 

Qing Ruo memandang Phoenix tua itu dengan tatapan penuh arti.

"Tuan dapat memanggilku Murong Xia."  ucapnya pada Qing Ruo.

"Haha.. baiklah baiklah."

"Murong Xia bawa kita ke alun-alun kota." ucap patriak.

Murong Xia hanya mengangguk dengan tatapan tajam. Membuat jiwa Qing Long menggigil. Lalu menatap Qing Ruo dengan hormat dan berubah kembali menjadi burung.

Semua orang ayo naik ucap Qing Long. Lalu mereka berangkat.

Dalam perjalanan, masing-masing dari mereka bergelut degan pikiran. Terutama Qing Long.

Tindakan Murong Xia menjadi teka teki besar di pikirannya.

Dalam sekejab mereka sampai di alun-alun kota.

Bersamaan dengan itu, keluarga suci duan, patriak Duan Chen You dan sesepuh Zheng Li beserta empat duta lainnya tiba dengan mengendarai Elang emas secara bersamaan.

Pada saat mendarat, mata sesepuh memincingkan matanya dengan tajam penuh arti pada Qing Ruo.

Mereka lalu masing pergi pada kursi yang telah disediakan.

Tetua agung keluarga suci Duan, Duan Chong lalu terbang di tengah arena.

"Saudara semuanya, acara pemilihan  murid sekte gunung emas akan dimulai. Harap menjaga ketenangan dan para murid mempersiapkan diri. Acara ini akan dipandu oleh duta dari sekte gunung emas." ucap Duan Chong.

"Baiklah, terlebih dahulu kami akan memperkenalkan  lima duta kehormatan kita.  Sesepuh Zheng Li, saudara Wu Dao, saudara Li Hao, saudari Xia Sifa dan saudari  Chen Chen silahkan untuk berdiri." ucap Duan Chong.

Kelima duta sekte gunung emas berdiri. Wajahnya penuh dengan kebanggan dengan aura yang kuat dan menindas. Para penonton dan para murid dibuat kagum oleh penampilannya.

"Baiklah, acara selanjutnya kami serahkan pada duta sekte." ucap Duan Chong mempersilahkan.

Duta Li Hao dan Duta Wu Dao lalu terbang ke arah panggung untuk mengambil alih acara. Masing-masing dari mereka mengurus satu panggung. Duta Li Hao menuju panggung murid tingkat langit sedangkan Duta Wu Dao ke panggung murid tingkat bumi.

"Masing-masing murid hara meyesuaikan panggungnya." ucap Duta Wu Dao.

"Ling er, lakukan yang terbaik, dan jangan memaksakan diri, karena hidupmu lebih penting dan berarti untuk ku." cap Qing Ruo menasehat kekasihnya.

Mata Qing Ling bersinar  menatap Qing Ruo lalu mengangguk pergi.

Qing Yang Gang, Qing Ling dan Qing Xiao berpisah dengan kelompoknya menuju panggung pemilihan murif tingat bumi.

Panggung murid tingkat langit.

Masing-masing dari klan utama dan klan suci serta sekte-sekte utama mengirimkan tiga murid yang telah mereka pilih. Selain itu, banyak kultivator independen dan sekte -sekte kecil lainnya juga mengirim murid mereka.

Klan-klan utama masing-masing mengirimkan tiga  orang terkuat dari mereka bertujuan untuk mengurangi jumlah kekalahan, supaya tidak merusak reputasi klan mereka. Demikian juga dengan para keluarga suci dan sekte-sekte. Tetapi golongan kultivator independen bebas untuk ikut.

" Baiklah, babak pertama dimulai."

Li Hao menggerakan tangannya lalu muncul sepuluh buah lonceng emas Yang tersusun rapi di atas panggung.

Aturannya adalah. "Siapa yang dapat memecahkan  tiga lonceng dari sepuluh buah lonceng ini, akan masuk pada babak kedua." ucapnya.

Tiba -tiba seorang murid dari Klan Suci zhou, maju kedepan. Guru, aku akan mulai pertama ucapnya sambil mengeluarkan kekuatan penuhnya dan boom... Suara ledakan keras terjadi saat tinju beradu dengan lonceng emas.

Lonceng emas hancur. Tetapi pemuda itu juga terlihat menyedihkan, dimana darah mengalir dari sudut bibirnya. Jiwanya tergoncang hebat dan tenaga dalamnya kacau.

"Ternyata lonceng ini untuk menguji kekuatan fisik dan jiwa." ucap Qing Ruo menjelaskan pada Qing He Long dan Qing You Lin.

Di atas panggung, pemuda tersebut berusaha memulihkan kekuatannya. Setelah beberapa saat, pemuda itu lalu kembali memukul lonceng kedua.

Boom... Ledakan terdengar. Lonceng itu hancur, tetapi pemuda tersebut terlempar dari pangung karena kekuatan serangan balik dari lonceng dan pemuda tersebut di nyatakan gagal.

"Saudara He Long dan saudari You Lin, ternyata kekuatan lonceng itu memiliki tingkatan."  ucapnya sekali lagi menjelaskan.

1
Halik M
suka karakternya hu San ,tegas tanpa kompromi langsung main sikat
Astuti tutik2022
Sdah tak terhitung aku baca ini berapa kali dari awal novel ini ada di tahun 2020
Halik M
cari solusi,tapi crot ..crot dulu
Agunk Putra
woke
Agunk Putra
lumayan masih panjang ya
Zali
berbulan bulan yaa
Halik M
baca lagi yang ke 2 kalinya,mudah²an sampai ke judul sang penguasa
Pierany Prahasiwie
level dewa pun masih merinding?? dasar otor babi
om jun
jarah lg
om jun
hajar
Wastam Wastam
lanjut
om jun
enam lima empat tiga dua
Long Tiānshàng
ini sbenernya alur cerita lumayan bagus, tapi MC sama keluarganya dibikin terlalu lebay dan arogan. dikit2 bunuh
Pierany Prahasiwie
matikan bini nya..rasakan sepinya hidup kultivator babi
om jun
oke
om jun
ok
Ari Anggara
Luar biasa
Pierany Prahasiwie
mmg.ayahnya bodoh dan tolol
Pierany Prahasiwie
jijik
Pierany Prahasiwie
eleeeehh..tertekan

balik menekann..sampah betul
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!