Keluarga Alana jatuh bangkrut hingga semua orang meninggalkannya. Mulai dari sahabat, kekasih bahkan ibu dan juga adik kandungnya.
Sebuah kecelakaan maut yang mengakibatkan ayahnya kritis, membuat Alana terpaksa harus meminjam uang kepada seorang rentenir.
sialnya, rentenir itu hampir saja menjualnya kepada seorang laki-laki tua. Namun, nasib baik masih berpihak kepadanya.
Karna sangat kebetulan sekali Alana di tolong oleh Kendrick, laki-laki asing yang belum pernah temui sebelumnya. Namun, karna kesan buruk pertemuaan pertama kali kendrick dengan Alana di bar miliknya. Membuatnya salah paham dan menganggap Alana bukanlah seorang wanita baik-baik.
Padahal Alana bukanlah wanita yang seperti ia tuduhkan selama ini
Karna suatu hal, Kendrick terpaksa menikahi Alana.
akankah Alana si gadis periang ini mampu menakhlukan hati Kendrick yang begitu dingin dan susah untuk ditakhlukan oleh wanita manapun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak enak hati
Kedua mata Ken masih tak lepas memperhatikan Alana yang kala itu berjalan masuk ke dalam ruangan ayahnya,
Jesslyn pun memperhatikan kakaknya tersebut dan mencoba menegurnya.
"Kakak," panggil Jesslyn.
"Iya."
"Kakak kenapa melihat Alana seperti itu?" tanya Jesslyn dengan penasaran.
"Tidak, siapa yang melihatnya." Ken menyangkal dan mendudukan tubuhnya di samping Jesslyn.
"Setelah ini, kita pulang," ajak Ken.
"Tapi aku masih ingin disini, Kak. aku sungguh bosan di rumah, karna tidak ada Mama." Jesslyn berucap dengan mengerucutkan bibirnya.
"Baiklah, hanya sebentar saja. sampai menunggu Jasson kemari, lalu kita pulang," kata Ken. Jesslyn mengiyakannya.
tiba - tiba Ken, merasakan ada sesuatu yang bergetar di saku celananya, getaran tersebut berasal dari ponsel miliknya yang kala itu dalam mode vibra. Ken merogoh saku celana untuk mengambil ponsel miliknya tersebut. dan ia melihat di layar ponsel itu ada panggilan masuk dari Mama Merry.
"Mama." Ken memberitau Jesslyn.
"Kakak, jangan beritau Mama, kalau Jesslyn terserempet mobil. Jesslyn tidak mau, Mama khawatir." Jesslyn memohon kepada kakak sulungnya itu.
"Kakak tidak akan bilang." Ken sesegera mungkin menyentuh dan menggeser logo telepon berwarna hijau
yang tertera di layar ponselnya tersebut.
"Hallo, Ken." suara Merry terdengar begitu jelas di telinga Ken.
"Iya, Ma. ada apa?" tanya Ken.
"Mama baru saja sampai, apa di rumah baik - baik saja? bagaimana dengan Jesslyn?" tanya Merry. Ken melihat ke arah Jesslyn yang saat ini duduk di sampingnya.
"Jesslyn baik - baik saja, Ma." Ken berujar lirih.
"Jasson?" tanya Merry.
"Dia juga baik - baik saja, Ma."
"Apa kamu bisa memberikan ponselnya kepada Jesslyn sebentar, Nak." pinta Merry.
"Jesslyn sedang tidur, Ma. nanti setelah dia bangun, Ken akan menyuruhnya untuk menghubungi Mama," tutur Ken. ia terpaksa berbohong, karna Ken tau betul, kalau Jesslyn berbicara dengan Mamanya, dia pasti akan menangis karna menahan rindu, karna wajar sekali Jesslyn daridulu tidak bisa jauh dari Mamanya. dan yang ada, Jesslyn akan memberitaukan semua kejadian hari ini.
"Baiklah, Ken. tolong jaga adik - adikmu, jangan telat makan. dan jangan lupa selalu temani Jesslyn untuk makan, kalau dia tidak di temani makan, dia tidak akan makan," perintah Merry dengan sebegitu cerewetnya, wajar bagi Merry, karna tidak ada yang penting di dalam hidupnya, selain kesehatan Suami dan ketiga anaknya.
"Iya, Ma. Ken tau."
"Yasudah ya, Nak. Mama matikan dulu telponnya," pamit Merry, Ken pun mengiyakannya. Ibu dan Anak itu sama - sama mengakhir panggilan suara yang baru saja berlangsung itu. Ken memasukan kembali ponsel miliknya ke dalam saku celana.
"Siap - siap kena marah oleh Mama dan Papa," kata Ken dengan menggeleng - gelangkan kepalanya dengan pelan.
"Maaf, Kak. ini kesalahan Jesslyn, Kakak tenang saja, Mama dan Papa tidak akan memarahi Kakak, kok." Jesslyn memasang raut wajah bersalah.
"Kau anak kecil tau apa? sudahlah lupakan saja. yang terpenting kamu baik - baik saja." Ken tersenyum dan memeluk tubuh adiknya tersebut.
suara langkah kaki terdengar mendekat di lorong rumah sakit, hingga membuat Ken dan juga Jesslyn melepas pelukannya, dan menoleh ke asal suara itu. dan dilihatnya Jasson tengah berjalan cepat sedang menghampiri mereka berdua.
"Jasson, kenapa kau cepat sekali kemari?" tanya Jesslyn dengan kesal.
"Kenapa memangnya?" tanya Jesslyn.
"Aku tidak mau pulang dulu, aku masih ingin disini. sana pergilah dulu, jemput kami nanti saja," perintah Jesslyn dengan ketus.
"Apa kau sudah gila menyuruhku pergi lagi?" tanya Jasson dengan kesal. Ken hanya menggeleng - gelengkan kepalanya melihat tingkah adik kembarnya tersebut.
"Apa kalian bisa sehari saja bersikap tenang? kepala kakak sangat pusing," seru Ken.
"Kakak lihat, kan. siapa yang memulai duluan?" tanya Jasson.
"Kakak, Jesslyn tidak mau pulang," pinta Jesslyn dengan memelas dan menggoyang - goyangkan lengan Ken layaknya anak kecil.
"Baiklah, kita disini lagi 10 menit."
"(Menghela nafas) baiklah," saut Jesllyn, dengan terpaksa ia mengiyakan perkataan kakaknya.
Tak lama kemudian, Alana keluar dari ruangan Ayahnya. seperti biasa, meskipun hati dan pikirannya berkecamuk tak karuan, Alana tetap tersenyum di depan orang lain. terlebih lagi di depan Jesslyn.
"Alana," sapa Jasson, Alana menyapa balik laki - laki itu.
"Jesslyn, kenapa kau masih disini? cepat pulang-lah," kata Alana.
"Kau mengusirku?" tanya Jesslyn dengan melototkan kedua matanya.
"Bukan, bukan seperti itu. kau harus perlu banyak istirahat, Jesslyn." Alana bertutur lembut.
"Aku baik - baik saja, tidak perlu ada yang di khawatirkan," Jesslyn berbicara dengan ketusnya.
Krucuk ... krucuk ...
Naga di perut Jesslyn terdengar meraung - raung dari dalam.
"Kakak, lapar." Jesslyn memelaskan wajahnya kepada Ken. sembari memegangi perut datarnya itu.
"Baiklha, kita makan dulu di restaurant depan rumah sakit," ajak Ken.ia beranjak dari duduknya.
"Bersama Alana juga ya, Kak?" tanya Jesslyn dengan penuh harap.
"Hem, terserah," kata Ken dengan berjalan mendahului mereka.
***
Whole Cuisine Restaurant
Kini mereka ber-empat saling duduk berhadap - hadapan menikmati makanan yang baru saja datang di antarkan oleh seorang pelayan, posisi duduk Alana saat ini tepat di samping Jesslyn dan berhadapan dengan Jasson.
sebenarnya, Ken yang duduk di kursi yang saat ini di tempati oleh Jasson, namun saat tau Alana duduk di hadapannya, seketika itu. ia langsung meminta Jasson untuk berpindah tempat. dan Jasson mengiyakan permintaan Kakaknya tersebut.
"Bagaimana keadaan ayahmu?" tanya Jasson kepada Alana.
"Sudah lebih membaik," jawab Alana dengan mengunyah makanan yang masih ada di dalam mulutnya.
"Syukurlah, Lalu--"
"Jangan berbicara saat makan," seru Ken menukas perkataan Jasson. Jasson terdiam seketika dan melanjutkan kembali makannya.
" Alana, kau nanti tidur di rumahku, ya. temani aku, karna Mama dan Papaku pergi ke luar kota untuk beberapa hari. Jadi, aku sangat kesepian kalau tidak ada Mama," kata Jesslyn. Alana sejenak melirik ke arah Ken dan juga Jasson.
"Ehm, Jesslyn maaf aku tidak bisa, " ucap Alana.
"Kenapa? Apa kau takut dengan kakakku? Kakakku dan Jasson tidak keberatan."
"Iya kan, Kak."
"Iya kan, Jasson."
Namun Ken dan Jasson hanya diam saja. Dan sibuk menyantap makanan yang saat ini ia makan. Hingga membuat Jesslyn merasa kesal saat melihatnya.
"Kenapa kalian diam saja? " tanya Jesslyn setengah berteriak hingga membuat dua saudara laki - lakinya itu menghentikan aktivitasnya.
"Jesslyn jangan berteriak seperti itu!" tutur Ken.
"Alana boleh kan, Kak. tidur di rumah sampai Mama dan Papa pulang?" tanya Jesslyn.
"Boleh kan, Jasson?"
Ken dan Jasson terdiam dan sejenak saling memandang.
"Jesslyn--" panggil Alana.
"Diamlah, Alana." Jesslyn menukasnya.
"Kalau kakak tidak mengizinkan Alana tidur dirumah, kalau begitu, biar Jesslyn saja yang tidur di rumah Alana. Jesslyn tidak mau sendirian di rumah kalau tidak ada Mama, " seru Jesslyn.
"Terserah kau saja, yang penting jangan membuat masalah," saut Ken, ia beranjak berdiri dan berlalu keluar dari rumah makan tersebut, dan tak lama kemudian Jasson mengikuti kakaknya. Alana benar - benar merasa bahwa Ken dan juga Jasson tidak suka akan permintaan Jesslyn, yang mengajak dirinya untuk menginap di rumahnya.
"Jesslyn, ku mohon lain kali saja, ya," pinta Alana.
"Ayolah, Alana. ku mohon tidurlah di rumah ku hanya beberpa hari ini saja untuk menemaniku." Jesslyn memelaskan wajahnya dan mengatupkan kedua tangan di depan Alana. Alana kebingungan untuk menjawab permintaan Jesslyn, ia tau betul Jasson dan Ken tidak menyukainya.
.
.
.
.
.
jangan lupa tekan like setelah membaca.jangan lupa ya follow ig aku @novianalancaster
terimakasih ^_^