Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28.Istri rasa Satpam.
Gavin menatap kearah Anandita,tak bisakah sehari saja otak istrinya ini normal,apa kata semua anak buahnya di Kafe, saat Anandita harus ikut kemanapun Gavin pergi.
"Bagaimana,Vin?"tanya Anandita pada Gavin.
"Terserah kau saja,"ucap Gavin lalu bangkit dari kursinya dan berjalan keluar Apartemen.
Anandita segera keluar mengikuti langkah Gavin yang sudah berada didalam lift menuju Area parkiran Apartemen.
"Vin,tunggu!"panggil Anandita saat melihat pintu lift hampir tertutup.
Gavin segera menahan lift itu agar Anandita bisa masuk.
"Kenapa langsung pergi"ucap Anandita sambil berdiri disamping Gavin.
"Sudah siang"jawab Gavin singkat.
"Kau tidak marahkan karena aku ingin ikut ke Kafe nanti sore"tanya Anandita.
"Asal kau tidak mencari masalah saat disana"
"Aku janji aku akan jadi istri yang baik dan menurut apa yang kau katakan padaku"
"Hem"gumam Gavin sambil melangkah keluar dari lift.
Gavin membantu Anandita naik kedalam mobil karena dilihatnya Anandita agak kesulitan saat akan membuka pintu mobil dengan tangan kirinya.
"Kau tidak papa?"tanya Gavin agak khawatir sambil menatap kearah Anandita.
"Iya,hanya saja tangan kiriku seperti mati rasa,aku tidak tau kenapa?,seperti habis mengangkat benda berat"ucap Anandita dengan bingung.
"Mungkin itu karena kau tidur tak mau diam makanya tanganmu jadi sakit"jawab Gavin sambil membuang muka agar Anandita tidak bisa melihat wajahnya yang bersemu merah.
Sebenarnya gavin tau kenapa tangan Anandita bisa terasa kebas seperti itu,tapi dia sengaja tidak mau mengatakannya karena dia takut kalau sampai Anandita tau sebab dari sakit tangannya karena membantu Gavin tadi malam mengeluarkan lahar dari benda pusakanya,Gavin takut nanti Anandita tidak mau melakukannya lagi.
"Benarkah?,mungkin benar katamu"ucap Anandita sambil memandang keluar jendela dimana banyak mobil berseliweran lalu lalang dijalan raya yang mereka lewati bersama.
Anandita termenung melihat itu,dia pasti akan merindukan semua ini nanti saat Gavin sudah tidak ada disampingnya,mengantarnya setiap pagi kesekolah seperti ini.
"Apa yang kau pikirkan ?"tanya Gavin karena melihat Anandita melamum sambil menatap keluar jendela.
"Aku hanya berpikir,aku akan merindukan saat seperti ini nanti saat kita berdua sudah berjauhan"
"Itu masih lima bulan lagi masih banyak waktu kita bersama sebelum aku pergi "jawab Gavin sambil mencengkeram erat kemudi mobil.
Dulu dia sangat mengharapkan agar segera bisa pergi ke Italia untuk belajar kuliner, tapi sejak tadi malam,setelah dia mengatakan hal itu pada Anandita, kenapa sekarang dia mulai merasa ragu dengan apa yang akan dilakukannya itu.
"Tapi itu tidak lama,seandainya aku hamil sebelum aku melahirkan kau sudah pergi meninggalkan kami berdua"ucap Anandita sendu.
"Kau kan sekarang tidak sedang hamil !" ucap Gavin.
"Iya memang tapi kita tidak tau beberapa bulan kedepan mungkin saja aku akan hamil"
Gavin tidak paham dengan apa maksud dari pembicaraan Anandita padanya sekarang karena pola pikir istrinya itu benar benar diluar ekspetasinya.
"Kalau begitu kita akan menundanya"ucap Gavin tiba tiba.
"Apa yang kita tunda?"tanya Anandita bingung.
"Calon bayi yang masih dalam pikiranmu itu"terang Gavin pada Anandita.
Anandita hanya diam tidak menjawab apa yang diucapkan Gavin padanya itu,karena setelah dia mendengar apa yang diucapkan Gavin otaknya punya rencana sendiri apa yang akan dia lakukan nanti pada Gavin.
"Kau tidak merencanakan sesuatu kan?"tanya Gavin tiba tiba yang membuat Anandita terkejut karena sepertinya Gavin bisa membaca apa isi pikirannya.
"Hah..tidak!Kau pikir aku begitu picik sampai memikirkan hal yang tidak seharusnya untuk mencegah kepergianmu ke Italia!"jawab Anandita dengan marah.
Bisa bisanya Gavin menuduhnya berpikiran bahwa dia akan menjebak Gavin dengan anak agar dia membatalkan kepergiannya ke Italia,padahal sebenarnya tadi Anandita sudah akan memikirkan rencana itu tapi saat mendengar Gavin menuduhnya,harga diri Anandita jadi terluka karenanya.
Anandita segera keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil Gavin dengan keras.
Melihat itu Gavin segera mengikuti Anandita turun dan menarik tangannya.
"An,maaf aku tidak bermaksud menuduhmu akan melakukan hal itu"
"Kenapa?,kalau memang sangat takut aku akan melakukan hal itu untuk menghalangi kepergianmu,kita bisa menunda kesepakatan kita sampai kau pulang dari menyelesaikan studimu di Italia!"ucap Anandita sambil mencoba melepaskan tangan Gavin.
"Jangan!"
"Kenapa?,bukankah itu akan aman, kau tidak perlu khawatir aku akan menjebakmu dengan hamil sebelum kau pergi"
"Aku tidak akan tahan An!"rengek Gavin sambil menatap Anandita.
"Maksudmu,Vin?"
"Aku sudah ingin kita melakukannya,kalau aku harus menunggu sampai tiga tahun baru kita melakukannya aku tidak akan tahan"
"Tapi bukankah kau takut....!"Gavin menutup mulut Anandita dengan jari telunjuknya agar Anandita berhenti membahas itu.
"Hanya satu minggu ini aku akan
bertahan,untuk tidak menyentuhmu sampai kau selesai kedatangan tamu bulananmu setelah itu aku akan menagih janjimu"ucap Gavin"Aku setuju tentang semua kesepakatan awal kita,dan untuk masalah anak, kita akan menundanya dulu dengan menggunakan alat kontrasepsi,aku yakin kau paham untuk masalah itu bukan?"
"Ya"
"Jadi,jangan lagi mempermasalahkan hal ini,dan maaf aku harus melakukan ini padamu "ucap Gavin.
Anandita hanya mendengarkan apa yang diucapkan oleh Gavin, tanpa menjawab apa yang diucapkan gavin padanya,karena sejujurnya Anandita mengerti ini pasti sulit untuk Gavin.
Sesuatu yang sudah lama direncanakan tidak mungkin harus dibatalkannya secara tiba tiba karena kehadiran Anandita dalam hidupnya.
Disaat seperti inilah Anandita mencoba memahami jalan pikiran Gavin,dan dia berusaha untuk meredam rasa egoisnya yang ingin membuat Gavin selalu berada disampingnya.
"Aku akan masuk dulu"ucap Anandita sambil melepaskan cekalan tangan Gavin dilengannya.
"Aku akan menunggumu pulang sekolah nanti,mari kita jalan jalan sepulang sekolah"
"Iya"ucap Anandita sambil melangkah meninggalkan Gavin, tapi sebelum Anandita berjalan jauh Gavin berbicara dari arah belakangnya.
"Ayo kita kencan hari ini!"Teriak Gavin dengan keras dari belakang Anandita, yang membuat Anandita segera membalikkan tubuhnya menghampiri Gavin dan langsung membungkam mulut Gavin dengan telapak tangannya.
"Kenapa kau bicara seperti itu keras sekali bagaimana kalau ada yang mendengar mereka bisa salah paham padamu"omel Anandita.
"Aku hanya mengajakmu kencan memangnya itu salah,bukankah kita belum pernah berkencan selama kita menikah?"
"Iya.....,tapi kau tidak perlu bicara secara lantang seperti itu,kau bukan Dilan jadi tidak perlu melakukan itu"
"Apa maksudmu An,aku tidak paham?"
"Aku malu tau kau mengajakku kencan dengan cara berteriak lantang ditengah lapangan seperti ini"ucap Anandita dengan wajah tertunduk,"Karena ini kencan pertamaku dengan seorang pria,jadi aku merasa malu".
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁