Rumus Cinta Pak Guru

Fara terdiam beberapa saat, "Sebenarnya dia..."

Belum juga Fara melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba Aslan masuk ke dalam UKS. "Kamu kenapa?" tanyanya dengan sangat khawatir.

Hal itu jelas mebuat Ayla bertanya-tanya. Kenapa bisa Aslan begitu sangat perhatian dengan Fara?

Sedangkan Fara hanya terdiam sambil mengalihkan pandangannya.

"Ayla, kamu kembali ke kelas. Saya sudah beri soal latihan." suruh Aslan.

Ayla hanya menganggukkan kepalanya, lalu dia berdiri dan keluar dari UKS meski sebenarnya dia masih sangat penasaran tentang hubungan Aslan dan Fara.

"Fara, kamu sakit?" Aslan kini beralih duduk di samping Fara.

Fara masih saja terdiam dan tidak mau sama sekali menatap Aslan.

"Far?" Aslan menghela napas panjang. "Iya, aku tahu, aku udah kasar sama kamu. Bahkan kesalahanku mungkin gak pantas buat kamu maafkan. Jujur saja, aku gak mau kehilangan kamu. Apa tidak ada celah sedikit pun agar aku bisa masuk dalam hati kamu?"

"Gak ada!" jawab Fara pada akhirnya. "Saya benci sama Pak Aslan."

"Oke, kamu berhak membenciku. Tapi aku akan berusaha mempertahankan kamu hingga suatu saat nanti jika memang aku sudah tidak sanggup mempertahankanmu, aku akan melepasmu." Aslan mengusap sisa air mata yang membasahi pipi Fara. "Jangan menangis lagi, aku mohon. Hukum aku, jika kamu mau."

Fara mengalihkan wajahnya agar Aslan berhenti menyentuhnya.

Sedangkan di depan UKS, diam-diam Ayla mendengar obrolan mereka berdua. Jadi suami Fara adalah Pak Aslan.

Meskipun hatinya sedikit terluka tapi setidaknya Ayla senang karena sebenarnya Fara mendapatkan lelaki yang tepat. Dia yakin Aslan sangat menyayangi Fara, hanya saja Fara memang belum bisa membuka hatinya untuk Aslan.

Ayla akhirnya berjalan menuju kelas. Setelah sampai di dalam kelas, Ayla duduk di bangkuanya.

"Ay, Fara masih di UKS?" tanya Arsyad. Dia kini menghampiri Fara.

Ayla menganggukkan kepalanya. "Dia lagi sama suaminya," bisik Ayla pada Arsyad agar teman lainnya tidak dengar.

Arsyad mengernyitkan dahinya. Dia kini menatap Ayla. Jadi Ayla juga sudah tahu tentang masalah ini. "Fara cerita sama lo?"

"Dikit. Tapi soal Pak Aslan hasil gue nguping. Mereka sekarang lagi berduaan di UKS." bisik Ayla lagi. Dia memang sengaja memanas-manasi Arsyad. "Lo jangan jadi pebinor. Gak baik."

Arsyad menghela napas panjang. Mungkin inilah akhir dari hubungannya dan Fara. Dia sadar, dia tidak mungkin merebut istri orang. Dia hanya berharap semoga Fara bisa bahagia meski tidak bersamanya.

...***...

"Kirain lo pulang, Far." kata sahabat-sahabat Fara saat jam istirahat waktu itu. Setelah dari kantin mereka memilih duduk di kelas sambil mengobrol.

"Lo sakit apa?" tanya Lili. "Mata lo sampai sembab gitu."

Fara hanya menggelengkan kepalanya. "Gue udah enakan kok."

Sedangkan Ayla sedari tadi hanya terdiam. Dia cuma berpikir. Bisa-bisanya dulu dia menggoda Pak Aslan di depan istrinya secara terang-terangan, sampai bilang mau jadi madu. Kalau tahu Fara adalah istri Pak Aslan, dia jelas tidak akan mau menjadi madu dari sahabatnya, ya, begitulah seperti judul novel online saja.

"Far," panggil Ayla saat Lili dan Nia berjalan keluar ke toilet. "Sorry, gue tadi gak sengaja dengar obrolan lo sama Pak Aslan." kata Ayla dengan hati-hati.

"Ay, sorry ya. Gue tahu lo suka sama Pak Aslan. Ini juga bukan mau gue."

Ayla menggelengkan kepalanya. "Iya, gue ngerti. Gue yakin, Pak Aslan bisa jadi suami yang baik buat lo."

Fara menggeleng kecil. "Gue gak tahu, Ay. Rasanya sulit banget buka hati gue buat Pak Aslan."

"Lama-lama lo pasti bisa. Gue aja dengar kalimat Pak Aslan tadi ikut baper. Biarkan aku mempertahankanmu sampai aku merasa tidak sanggup mempertahankanmu. Aih, kalau gue jadi lo udah baper tingkat dewa. Gue peluk, gue cium, kalau bisa gue borgol biar gak bisa lepas." canda Ayla.

Akhirnya Fara bisa tersenyum kecil. "Lebay, gue bukan lo kali. Lagian gue juga masih cinta sama Arsyad."

"Witing tresno jalaran soko kulino. Ingat itu."

"Inggih, Mbah." Fara semakin mengembangkan senyumnya.

Ayla memang memiliki energi positif tersendiri ketika berada di dekatnya. Dia selalu bisa menularkan kebahagiaan.

"Gitu dong senyum. Jangan sedih lagi ya. Ada gue, Lili dan Nia yang setiap saat siap dengerin keluh kesah lo."

"Makasih. Lo emang sahabat gue yang paling baik. Gue doa in semoga lo dapat jodoh yang ganteng kayak Lee Min-ho," kata Fara karena Ayla memang sangat suka dengan Aktor Korea.

"Amiinnn." kata Ayla dengan keras. "Yang kayak Cha Eunwo gue juga mau."

"Selera lo terlalu tinggi. Yang penting hatinya itu baik."

"Iya. Setia, romantis...."

Fara semakin tertawa mendengar sederetan kriteria pria yang disebutkan Ayla. Adakah lelaki sesempurna itu?

Di belakang mereka, Arsyad tersenyum mendengar tawa dan obrolan Fara. Semoga selalu seperti itu.

...***...

Sejak saat itu, suasana hati Fara sudah semakin membaik. Dia sudah tidak menangis lagi, meski masih tetap mendiamkan Aslan. Entah sampai kapan Fara akan tetap seperti itu. Meskipun sekarang Aslan semakin memberi perhatian lebih pada Fara.

"Far, makan yang banyak. Kamu suka ayam goreng biasa kan. Tiap hari biar dimasakkan itu ya sama Bibi. Tapi jangan lupa juga sayurnya dihabiskan." bahkan setiap makan Aslan selalu mengambilkan Fara nasi beserta lauknya.

Meskipun Fara masih tetap diam seribu bahasa.

"Nanti sebelum kamu ujian kita ke makam Mama kamu ya, terus ke rumah Ayah kamu minta do'a yang terbaik." kata Aslan. Begitulah setiap harinya dia seolah bermonolog sendiri karena sama sekali tidak ada jawaban dari Fara.

Tapi kali ini Fara mengangguk kecil yang membuat senyum merekah di bibir Aslan.

"Kalau belajar jangan sampai larut malam. Jangan lupa minumannya dibawa. Minum susu coklat hangat biar bisa lebih fokus belajar."

Fara tak menjawab lagi. Jujur saja, setelah kejadian itu, dia semakin di istimewakan oleh Aslan tapi rasanya Fara masih berat untuk memaafkannya.

Setelah selesai makan mereka ke kamar masing-masing. Tidak hanya Fara yang sibuk dengan persiapan ujiannya tapi juga Aslan. Dia terus melihat perkembangan anak didiknya yang sekarang jauh lebih baik. Hampir setiap hari dia mempersiapkan latihan-latihan soal dengan cara pengerjaan yang simple dan mudah dimengerti.

Setelah selesai, Aslan merebahkan dirinya lalu tidur. Dia selalu berharap, semoga hari esok jauh lebih baik. Di setiap malam juga, tepatnya di sepertiga malam, dia selalu bangun untuk sholat malam. Dia selalu berdo'a semoga hati Fara bisa terbuka untuknya dan bisa mencintainya seperti dia mencintai Fara.

Setelah itu, diam-diam Aslan selalu masuk ke dalam kamar Fara untuk sekadar melihatnya dan membenarkan selimut Fara yang tersingkap.

"Aku sayang kamu." satu kecupan kecil mendarat di kening Fara setelah itu dia keluar dari kamar Fara.

💞💞💞

.

Tinggalkan komen ya..