Mencintai setulus hati serta menyokong dana untuk seluruh keluarga sang suami. Siapa sangka hal itu tak bisa membuat Zeline mendapatkan balasan kebaikan. Wanita itu justru harus menerima kenyataan pahit bahwa Delon suaminya diam-diam berselingkuh. Dan parahnya lagi,mertua serta ipar-iparnya yang selama ini hidup bergantung dengannya bersekongkol untuk menutupi perselingkuhan sang suami.
Penasaran dengan isi ceritanya? yuk silahkan disimak kelanjutannya ...... happy reading 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Selesai makan hingga kenyang,Delon kemudian menyusul sang istri muda di kamar yang terlebih dulu istirahat siang. Di tempat tidur yang berukuran cukup besar,terbaring pulas sosok cantik yang masih terlihat ramping meskipun menurut pemeriksaan dokter,wanita itu telah mengandung dua bulan. Hanya saja bagian perut sedikit menonjol dan pinggang nya semakin berisi. Delon memandangi wanita itu dengan penuh sayang mengingat akan janin yang sementara di kandungnya adalah buah cinta nya yang selama ini ia nantikan.
Tak pernah terpikirkan sedikitpun bahwa ia akan memiliki anak dari wanita lain,dan bukan dari Zeline.
"Mungkin ini cara Tuhan hingga aku harus memiliki anak dengan wanita lain." Gumam Delon dengan pelan. Dirinya merasa bahwa masalah yang kini terjadi dalam rumah tangganya adalah atas dasar kehendak Tuhan.
Mengingat Zeline,Delon kembali memikirkan cara agar bisa berbaikan dengan istri tuanya tersebut. Bagaimana pun juga ia tak ingin berpisah dengan wanita itu. Jauh di lubuk hatinya,ia masih sangat mencintai istrinya tersebut.
"Besok saja aku ke sana. Lebih baik aku istirahat saja dulu sehari. Tak mungkin Zeline menggugat cerai diriku dengan cepat. Sungguh mustahil jika dirinya bisa melupakan aku dengan mudah." Pikir Delon dan pada akhirnya memilih untuk ikut berbaring di samping Talita.
Delon ikut tertidur pulas dan baru terbangun ketika magrib. Namun alangkah terkejutnya karena melihat Talita masih terbaring pulas di sampingnya. Sebuah pemandangan yang tak pernah terlihat ketika bersama Zeline. Wanita itu biasanya tak pernah tidur hingga magrib dan selalu membangunkan Delon untuk melaksanakan kewajibannya meskipun sedang sibuk.
"Sayang,ayok bangun. Nggak bagus ibu hamil tidur hingga sore hari." Delon membangunkan Talita yang saat itu terlihat menggeliat mungkin karena merasakan pergerakan dari suaminya yang juga baru bangun.
Talita membuka matanya yang terlihat merah pertanda masih ingin tidur. Tak menyahut panggilan suaminya,wanita itu kembali membalikkan tubuhnya ke samping.
"Sayang,ayok bangun." suara Delon kali ini terdengar sedikit marah bercampur panik.
"Nggak baik ibu hamil tidur hingga hari gelap. Pamali." Ujar Delon lagi memperingatkan. Karena setahu dirinya,ibu hamil dilarang untuk tidur hingga magrib. Semuanya itu ia dengar dari sang ibu.
"Iya mas,bentar lagi. Badanku terasa berat." keluh Talita dan masih tak mau bangun.
"Makanya itu bangun dan mandi biar segar badannya sayang ...." Tekan Delon agar sang istri mau mengerti.
"Emangnya sayang nggak masak buat makan malam ?" Tanya Delon heran karena tak ada niat dari istri mudanya itu untuk bangun mempersiapkan makan malam.
Talita bangun dan kemudian duduk bersandar di kepala ranjang sambil menatap wajah suaminya. Ia mulai merasa kesal dengan Delon yang menurutnya banyak bicara serta mengerti dengan keadaannya yang sedang hamil.
"Mas,aku kan sedang hamil,biarkan aku istirahat yang banyak. Lagian kan aku udah bilang sama Mas,badan ku rasanya mudah capek akhir-akhir ini."
Delon menghela nafas panjang. Ia mulai merasa keadaan saat ikut akan semakin memanas jika dirinya tak mengalah.
"Ya sudah,sayang istirahat saja dulu. Tapi ingat,jangan tidur lagi. Pamali jika terus tidur. Mas mau mandi dulu" Setelah berkata,Delon kemudian meninggalkan Talita dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah lima belas menit berlalu,akhir nya Delon selesai membersihkan diri. Namun lagi-lagi pria itu menemukan sang istri masih berbaring di ranjang sambil memainkan handphone nya.
"Sayang,apa kamu beneran nggak mau masak ?" Tegur Delon dengan lembut sambil mengambil bajunya yang masih berada di dalam koper.
"Nggak Mas. Kalau bisa Mas aja ya yang masak ? Atau beli aja yang jadi ?" Tawar Talita.
Delon menatap sekilas pada istrinya itu yang terlihat tetap segar dan tak ada tanda-tanda kelelahan di wajahnya.
"Ini akhir bulan sayang,uang Mas nggak cukup jika setiap mau makan kita harus beli." jujur Delon. Meskipun sebenarnya dirinya masih sangat malu jika istri mudanya itu mengetahui kekurangan nya.
"Lah,uang Mas ke mana yang lain ? Kok nggak sampai hingga akhir bulan ?"
"Ya...habis karena ngasih ibu."
"Ya udah,nanti bulan depan biar aku yang pegang semua gajinya Mas."
Tak ingin berdebat,Delon hanya bisa mengiyakan perkataan sang istri. Kini ia hanya berpikir bagaimana caranya agar bisa makan malam. Ingin memasak tapi tak ada stok makanan yang bisa diolah di dalam kulkas.
"Kalau begitu,tolong pakai uang mu dulu sekarang. Nanti Mas ganti setelah gajian. Kita beli makan saja di luar." Ucap Delon mencoba untuk tetap mengalah.
"Itu di dompet Mas. Mas aja yang keluar beli makan ya ? Aku mau mandi dulu."
Delon hanya bisa mengikuti kemauan sang istri dan akhirnya keluar sendiri untuk membeli makan. Dalam hati ia mulai berpikir entah sampai kapan bisa bertahan dengan keadaan seperti ini. Jika terus membeli makan di luar maka uangnya tak cukup dalam sebulan. Belum lagi dirinya harus menabung untuk biaya persalinan dan biaya perlengkapan sang bayi ketika lahir.
Pikirannya semakin kalut memikirkan semua masalah yang kini menimpa dirinya. Bukannya enak menikahi Talita,tapi justru dirinya mendapatkan masalah baru. Mulai dari wanita itu yang tak ingin memasak hingga harus membuat Delon terpaksa harus kelabakan mengatur keuangannya. Sangat berbeda saat bersama Zeline. Ia tak perlu pusing mengatur keuangan karena wanita itu memiliki penghasilan sendiri serta membiayai kehidupannya sendiri. Dan paling penting,istrinya itu sangat rajin hingga tak pernah membuat Delon pusing memikirkan uang.